Mohon tunggu...
AD Tuanku Mudo
AD Tuanku Mudo Mohon Tunggu... Penulis - aktivis sosial kemasyarakatan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

penikmat kopi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Melihat Jejak Politik di Ponpes Madrasatul 'Ulum

11 November 2020   11:32 Diperbarui: 11 November 2020   11:36 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah tokoh alumni Ponpes Madrasatul 'Ulum Lubuak Pandan saat bertemu dan berkumpul di almamaternya. Bereka beraktifitas di berbagai profesi dan kegiatan di tengah masyarakat. (foto dok wag ika ppmu lubuak pandan)

Sama juga dengan mendiang Buya M. Zen Tuanku Bagindo. Seorang ulama politisi yang berhasil juga jadi anggota dewan lewat PPP pada Pemilu 1992. Setelah Buya Iskandar Tuanku Mudo wafat saat jadi anggota dewan, Buya M. Zen masuk dan aktif di Lubuak Pandan. Dia ikut mewarnai jalannya dinamika pembangunan bersama Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah dan Buya Marzuki Tuanku Labai Nan Basa.

Buya M. Zen Tuanku Bagindo sempat dijadikan sebagai Ketua Pengurus Madrasatul 'Ulum. Ulama yang sama-sama tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Padang Pariaman dengan Buya Iskandar Tuanku Mudo, sama dia sedikit lebih enak diskusi. Dia punya guyonan yang membuat senang orang mendengar ketika berhadapan dengannya.

Meskipun sama-sama jadi tokoh sentral di NU, tapi jalan politiknya sedikit berbeda. Zaman itu, perbedaan partai politik akan lebih mudah menandakan, bahwa seseorang itu pro ke pemerintah ketika ia jadi anggota dewan dari Golkar, dan sering jadi pengkritik pemerintah kalau dia jadi anggota dewan lewat partai selain Golkar.

Zaman itu hanya tiga partai, Golkar, PPP dan PDI. Namun, demikian itu tak berlaku bagi Buya M. Zen Tuanku Bagindo. Meskipun dia anggota dewan dari PPP, hubungan baiknya dengan kepala daerah sangat mesra, dan acap diundangnya ke pesantren dia di Sicincin. Kepala daerah pun senang dengan dia.

Untuk meramaikan kegiatannya di pesantren dia di Pauah Sicincin, Buya M. Zen Tuanku Bagindo sengaja mengundang banyak santri Lubuak Pandan. Lekatlah hubungan baik kedua pesantren tersebut.

Buya M. Zen Tuanku Bagindo sama aliran politiknya dengan Buya Buchari Rauf. Hanya saja, Buya Buchari Rauf setelah sekali periode di DPRD Padang Pariaman beralih ke DPRD Sumatera Barat. Kalau Buya M. Zen Tuanku Bagindo dan Buya Iskandar Tuanku Mudo lebih memilih NU sebagai garis perjuangannya di Ormas, Buya Buchari Rauf lebih matang dan jadi tokoh sentral di Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) Sumatera Barat dan Pusat.

Namun, kiprah Buya Buchari Rauf dalam soal pembangunan di lingkungan Madrasatul 'Ulum lebih besar dari kedua tokoh tersebut. Buya Buchari Rauf asli santri Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah. Terkenal dengan murid kesayangan, karena kemampuannya luar biasa dalam mengaji. Otaknya cerdas.

Buya Buchari Rauf adalah satu-satunya santri yang dimintain ijazah oleh Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah ke MTI Jaho Padang Panjang. Lewat ijazah itu, Buya Buchari Rauf melanjutkan kuliah, setelah sebelumnya mengaji sambil juga sekolah SMP di Sicincin.

Tamat kuliah, langsung diangkat jadi dosen di lingkungan IAIN Imam Bonjol Padang, dan jadi anggota DPRD di Padang Pariaman dan Sumatera Barat. Dia ahli ilmu mantiq (logika), yang menjadi satu-satunya dosen ilmu itu di lingkungan perguruan tinggi Islam tersebut.

Oleh Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah, nama Buya Buchari Rauf ini acap disebut. Dalam mengaji, dan dalam cerita apapun dengan santri, sesekali tersebut juga nama Buya Buchari Rauf.

"Oi, waang pailah ka rumah Buchari," begitu Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah ketika menyuruh anak siak untuk menemui Buya Buchari Rauf.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun