Tiga warga Provinsi Blitar meninggal dunia akibat Demam Berdarah Dengue (DBD). Demikian disampaikan Eko Wahyudi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar.
Ia mengatakan, jumlah pasien DBD yang meninggal di wilayahnya tahun ini lebih tinggi dari biasanya.
Menurut data yang tercatat tahun lalu, satu orang meninggal karena gigitan nyamuk. Selain ketiga kematian tersebut, data tercatat hingga Oktober 2022 terdapat 338 kasus DBD. Pada tahun 2021 terdapat 140 kasus.
Adapun usia orang yang terinfeksi demam berdarah bervariasi. Mulai dari bayi hingga anak-anak hingga orang dewasa.
Gejala DBD umumnya sulit dikenali karena cirinya mirip dengan penyakit lain. Namun, ada beberapa ciri khas demam berdarah yang bisa dikenali., yaitu sakit kepala, nyeri, masalah pencernaan, ruam kulit, trombosit rendah, dll.
Untuk penanganannya, Dinas Kesehatan mengimbau seluruh fasilitas kesehatan untuk memperhatikan pasien yang mengalami gejala DBD dan mengimbau seluruh warga Blitar untuk terus memperhatikan kebersihan lingkungan tempat tinggalnya.
Hal ini terkait dengan perkembangbiakan jentik nyamuk yang hidup di genangan air di wadah-wadah di sekitar rumah. Apalagi saat musim hujan, kebersihannya harus selalu dijaga. Larva nyamuk berkembang biak cepat dalam genangan air.
Upaya preventiv yang dapat dilakukan untuk mencegah DBD yaitu dengan melakukan 3M yaitu menguras bak air, menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang bekas. Kemudian, menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, gunakan obat nyamuk, gunakan kelambu pada waktu tidur, pelihara ikan untuk pemangsa jentik nyamuk, dan menanam tanaman anti nyamuk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H