Di dunia ini ada beberapa hal yang selalu menarik, berbicara realita, etika, wanita, cinta, dan tentu saja; sepakbola. Tak peduli seberapa sering orang mengatakan bahwa hobi sepakbola terlalu mainstream, bagi saya sampai mati pun hobi ini tak akan surut ke belakang. Kenapa? Karena saya sendiri suka bermain bola, sering berinteraksi dengan bola. Ada sebuah kegembiraan yang tak terungkapkan saat diajak main bola. Semacam ‘orgasme’ yang menenangkan. Akan sangat berbeda antara orang yang hobi nonton sepakbola saja (gak bisa maen bola), dengan orang yang hobi maen sekaligus mengikuti perkembangan dunia sepakbola. Anda termasuk golongan yang mana? Hehe..
Ada satu golongan orang-orang yang banyak mengoleksi jersey klub bola, miniatur pemain, jaket bola, tapi saat diajak main bola mereka malah kabur atau pura-pura sakit. Ada juga yang sebaliknya; golongan orang-orang yang semangat sekali jika diajak tanding sepakbola, tapi saat datang ke lapangan mereka mengenakan kaos oblong untuk maen. Di rumahnya pun mereka tidak memiliki koleksi apa-apa. “Kami hanya menyalurkan hobi, bukan bergaya” begitu kira-kira jawaban mereka. Saya golongan yang mana? Nah, kalau saya ini adalah golongan moderat (pertengahan). Golongan ini jika diajak bermain bola sangat semangat sekali, kemudian kalau pergi bermain bola pasti terlebih dahulu pinjam jersey dan jaket kepunyaan teman atau keluarga.. Miniatur dan replika wajah pemain pun diukir sendiri, kalau perlu poster pemain bola dunia pun dilukis sendiri. heuheu. #IniModerat
Mau berapa golongan pun yang terbagi dalam hobi sepakbola ini --seperti musik yang telah terbagi menjadi beberapa genre, layaknya agama yang seringkali berusaha dipecah ke dalam beberapa aliran-aliran atau isme-isme-- dunia tetap memperkenalkan sepakbola sebagai olahraga yang menggabungkan antara unsur kompetisi, bisnis, dan fashion. Tak peduli kita mau mengatakan bahwa ini hanya murni kompetisi, tidak boleh terlalu dipandang dari sisi untung-rugi. Hei bung, zaman sekarang prostitusi saja sudah dikomersialisasi!
Justru karena tidak hanya murni kompetisi itulah yang membuat saya dan ratusan juta manusia lain di dunia ini begitu “menggilai” sepakbola. Dunia sepakbola menjadi sulit ditebak, penuh dengan intrik-intrik, kejutan, serta sandiwara. Sudah tidak terhitung lagi berapa jumlah dana yang telah diputar untuk keberlangsungan jagat sepakbola ini. Tidak pula terlacak entah berapa orang di dunia ini yang menggantungkan hidupnya dari sepakbola; pemain, pelatih, asisten, wasit, hakim garis, komentator, stasiun televisi, agen pemain, kuasan hukum pemain, para sponsorship, agen judi bola, penjual tiket, anak dan istri si penjual tiket, tukang bersih-bersih stadion, pemerintah yang terkait (semacam lembaga sepakbola resmi), pelayan cafe dan restoran yang ada di dalam stadion, wanita nakal penjaja nafsu yang standby dengan nomor handphone para pemain, keluarga para pelatih dan pemain. Intinya kita akan sampai pada kesimpulan bahwa sepakbola adalah bisnis, dan bisnis ini merupakan salah satu yang terbaik dan paling menggiurkan di dunia.
Berbicara mengenai sepakbola yang terus mendunia, tentu tidak pernah lepas dari dukungan para supporter, fans fanatik, dimana pun mereka berada. Walaupun tidak bisa dikatakan fanatik, saya juga punya klub yang selalu saya dukung. Sejak kecil saya menjadi salah satu pencinta Real Madrid, klub dengan sejarah yang luar biasa. Hasil dari puluhan trophy dan berbagai donasi dari sponsor membuat mereka superior. Tren mendatangkan sejumlah ‘pemain bintang’ selalu dipelihara sebagai jati diri klub. Namun beranjak dewasa, saya mulai kurang tertarik dengan kompetisi Liga Spanyol yang semakin monoton, hanya mempertontonkan rivalitas antara kedua raksasanya, Real Madrid dan Barcelona. Akhirnya saya jatuh hati dengan Barclays Premier League (BPL). Persaingan begitu ketat, jadwal pertandingan yang padat, irama permainan yang cepat, pemain-pemain yang cool sangat. Haha..
Rasa cinta saya akhirnya tertambat pada klub yang bermarkas di Old Trafford “Theater of Dream”, milik Manchester United. Klub yang tidak kalah dalam hal romantisme sejarah, disegani dalam hal pencapaian prestasi, dan disenangi oleh pemain-pemainnya dari sisi atmosfer ruang ganti yang bersahabat. Klub ini awal didirikan pada tahun 1878 dengan Newton Heath LYR Football Club, sebelum berganti nama pada tahun 1902. Bayangkan, klub ini sudah 137 tahun berdiri! Jatuh bangun, maju-mundur, sudah dialami oleh klub ini. Mulai promosi ke Divisi II, naik ke Divisi I, lalu terdegradasi lagi, sempat akan bangkrut kemudian dapat donasi, bangkit kembali. Nama-nama seperti Matt Busby, Alex Ferguson, George Best, Erick Cantona, Bryan Robson, Yorke, Andy Cole, David Beckham, Roy Keane, Ryan Giggs, Paul Scholes, Christiano Ronaldo, Wayne Rooney; mereka adalah figur besar beda generasi namun tetap dihargai jasa-jasanya bagi The Red Devils.
Secara keseluruhan, Manchester United telah mengoleksi puluhan trophy, yaitu:
- Liga Divisi 1 : 2 kali
- Liga Premier Inggris : 20 kali
- Piala FA : 11 kali
- Piala Carling : 4 kali
- Community Shield : 20 kali (4 kali juara bersama)
- Piala Champion UEFA : 3 kali
- Piala Winners UEFA : 1 kali
- Piala Super UEFA : 1 kali
- Piala Interkontinental : 1 kali
- Piala Dunia Antarklub FIFA : 1 kali
Manchester United mengalami masa yang kurang mengenakkan di bawah arahan pelatih David Moyes di musim kemarin. Kedatangan suksesor semacam Luis Van Gaal membawa asa yang tinggi bagi pendukung Setan Merah. Walaupun belum maksimal, tetapi makin terlihat bahwa klub sudah mulai kembali kepada track yang benar. Setelah mendatangkan nama-nama seperti Angel Di Maria, Radamel Falcao, Ander Herrera, Marouane Fellani, Daley Blind, dan Marcos Rojo, kini manajemen United makin membuat fans kegirangan dengan wajah-wajah baru pemberi harapan baru seperti Memphis Depay, Matteo Darmian, Bastian Schweinsteiger, dan Morgan Schneiderlin. Bukan tidak mungkin akan ada penambahan amunisi baru lagi, mengingat periode transfer masih panjang. Semoga kabar mengenai ketertarikan terhadap Edinson Cavani dan Robert Lewandowski bisa di follow-up dengan baik oleh pihak yang terkait, sehingga penantian para suppoter (Mancunian) untuk melihat klub kesayangannya juara lagi akan segera terwujud.
Selamat pagi bagi para penghirup segarnya angin sepoi-sepoi pada saat Hari Raya Idul Fitri yang tinggal satu hari lagi... hehe..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H