Mohon tunggu...
Adriyanto M
Adriyanto M Mohon Tunggu... Freelancer - Easy reading is damn hard writing!

Write as if you were to die tomorrow. Learn as if you were to live forever. - medium.com/@adriyanto

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Piala Dunia U-17: Babak Awal Para Calon Bintang

14 November 2023   10:07 Diperbarui: 14 November 2023   11:12 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari Microsoft Image Creator

Piala Dunia U-17 FIFA yang berlangsung dua tahun sekali, kerap kali menjadi wadah pemunculan bintang sepak bola masa depan, dengan banyak peserta yang kemudian menjadi pemain profesional terkenal. 

Namun, tidak semua bintang U-17 berhasil mencapai tingkat dewasa karena faktor seperti cedera, persaingan, motivasi, mentalitas dan peluang yang tersedia. 

Beberapa contoh sukses bintang yang pernah tampil bersinar di Piala Dunia U-17 adalah Neymar (Brazil), Cesc Fabregas (Spanyol), Toni Kroos (Jerman), Nwankwo Kanu (Nigeria), dan Phil Foden (Inggris).

Turnamen ini melibatkan 24 negara yang bersaing memperebutkan gelar "Juara Dunia" U-17. Ke-24 tim masuk ke babak final melalui kompetisi di masing-masing benua. 

Sembilan negara telah menorehkan tinta emas dengan meraih gelar juara hingga saat ini, yaitu Nigeria, Brazil, Ghana, Meksiko, Prancis, Uni Soviet (sekarang Rusia), Arab Saudi, Swiss, dan Inggris.

Neymar, setelah mengambil bagian dalam Piala Dunia U-17 pada tahun 2009 bersama Brasil, segera menjadi sorotan klub-klub papan atas dengan bakatnya yang luar biasa. 

Meskipun Brasil tidak lolos dari babak penyisihan grup, perjalanan profesional Neymar terus melambung. Bergabung dengan Santos, kemudian Barcelona, dan akhirnya Paris Saint-Germain, Neymar tidak hanya memenangkan banyak trofi, tetapi juga menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa bagi tim nasional Brasil. Keberhasilannya ini mencerminkan profesionalisme tinggi dan kontribusi yang konsisten dalam kariernya yang panjang.

Cesc Fabregas menjadi kapten dan bintang tim Spanyol yang menang pada turnamen ini di tahun 2003 di Finlandia. Ia meraih Bola Emas sebagai pemain terbaik dan Sepatu Emas sebagai pencetak gol terbanyak. 

Ia menunjukkan ketenangan dan kepemimpinan yang luar biasa. Pindah ke Arsenal setelah turnamen, Fabregas menjadi gelandang terbaik di Liga Premier Inggris. 

Keterampilan dan profesionalisme Fabregas melampaui batas liga dan mengantarnya bermain untuk klub-klub papan atas seperti Barcelona, Chelsea, dan Monaco. 

Keberhasilannya tidak hanya terukir di level klub, tetapi juga bersinar di tingkat internasional, meraih Piala Dunia FIFA dan Piala Eropa UEFA bersama Spanyol.

Toni Kroos, pemenang Bola Emas pada Piala Dunia U-17 tahun 2007 di Korea, membawa Jerman mendapat peringkat ketiga saat itu. Ia membuktikan dirinya sebagai salah satu gelandang terbaik dengan kepemimpinan dan visi yang luar biasa. 

Setelah turnamen, Kroos bergabung dengan Bayern Munich dan kemudian Real Madrid, serta meraih banyak gelar domestik dan internasional. 

Konsistensinya dalam memberikan kontribusi sepenuh hati terhadap timnya mencerminkan profesionalisme tinggi yang menjadi dasar kesuksesannya di berbagai kompetisi.

Nwankwo Kanu, pemain kunci tim Nigeria yang berhasil menjadi juara turnamen ini di Cina pada tahun 1985, memulai perjalanan gemilangnya dengan pencapaian luar biasa pada usia sangat muda. 

Kariernya yang panjang dan sukses melibatkan klub-klub besar seperti Ajax, Inter Milan, Arsenal, West Bromwich Albion, dan Portsmouth. 

Keberhasilannya dalam meraih trofi dan penghargaan individu adalah hasil dari dedikasinya yang tinggi dan profesionalisme dalam bersepakbola. Kanu juga mengukir namanya sebagai kapten Nigeria yang membawa pulang medali emas Olimpiade pada tahun 1996, menegaskan posisinya sebagai salah satu pemain terbaik dalam sejarah sepak bola Nigeria.

Phil Foden dari Inggris memenangkan Bola Emas di Piala Dunia U-17 di India pada bulan Oktober 2017, Inggris dinobatkan sebagai juara dunia setelah mengalahkan Spanyol 5-2 di final. 

Phil Foden adalah salah satu pemain yang menonjol di turnamen itu dan terus menanjak di klubnya Manchester City hingga meraih treble di tahun 2023 serta menjadi bintang di tim nasional Inggris senior. Dia terkenal karena profesionalismenya dalam berlatih yang dibentuk di bawah pelatih jenius Pep Guardiola.

Kelima pemain ini memperlihatkan betapa pentingnya kesuksesan yang diraih secara berjenjang dari level junior hingga senior. Kematangan teknis dan mental dibangun dalam proses yang alamiah. 

Namun, tidak semua pemain yang cemerlang di tingkat junior bisa membawa kesuksesannya hingga tingkat senior. Demikian pula sebaliknya, tidak semua pemain yang kurang bersinar di level junior tidak punya kesempatan untuk sukses di level senior.

Contohnya adalah pemain terbaik dunia seperti Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo yang tidak ikut Piala Dunia U-17. Baik Messi maupun Ronaldo tidak pernah berpartisipasi dalam turnamen bergengsi itu. Keduanya langsung melompat ke panggung sepak bola senior tanpa mengikuti turnamen level U-17. 

Messi mencuri perhatian di level klub pada saat junior dan kemudian bergabung dengan tim nasional senior Argentina. Demikian pula Ronaldo yang juga beralih ke sepak bola senior dan membangun reputasi sebagai salah satu pemain terbaik di dunia. 

Meskipun keduanya tidak mengikuti Piala Dunia U-17, mereka mencapai kesuksesan besar di level klub dan tim nasional, keduanya memenangkan banyak gelar-gelar bergengsi di tingkat dunia.

Beberapa pelajaran berharga dapat diambil untuk diterapkan dalam kehidupan kita. Pertama, pentingnya kerja keras dan dedikasi. Semua pemain yang sukses di tingkat junior dan senior adalah orang-orang yang bekerja keras dan berdedikasi pada sepak bola. 

Mereka berlatih keras setiap hari untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan mereka. Mereka tahu bahwa bakat dan kesuksesan di usia muda saja tidak menjamin kesuksesn di level lebih tinggi. 

Kedua, pentingnya mentalitas yang kuat. Pemain sepak bola yang sukses harus memiliki mentalitas yang kuat. Mereka harus mampu menghadapi tekanan dan tantangan, baik di lapangan maupun di luar lapangan. Ini terutama berlaku bagi pemain muda yang brilian, harapan publik ke diri mereka begitu besar, dibutuhkan mental baja untuk mampu sukses dalam situasi seperti itu. 

Ketiga, pentingnya peluang yang tersedia. Meskipun kerja keras dan dedikasi penting, namun peluang juga memainkan peran penting dalam kesuksesan seorang pemain sepak bola. Pemain yang memiliki bakat dan potensi harus memiliki kesempatan untuk berkembang dan menunjukkan kemampuannya.

Sebagai kesimpulan, Piala Dunia U-17 adalah ajang yang penting untuk menunjukkan potensi pemain sepak bola muda. Namun, kesuksesan di tingkat junior tidak selalu menjamin kesuksesan di tingkat senior. 

Ada banyak faktor yang mempengaruhi kesuksesan seorang pemain sepak bola, termasuk bakat, kerja keras, cedera, persaingan, motivasi, mentalitas, dan peluang yang tersedia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun