Triliuner teknologi ini telah menjadi kekuatan dominan dalam teknologi internet satelit. Akan tetapi, cara-caranya mengelola dan memainkan pengaruhnya ternyata telah menimbulkan kekhawatiran global.
Suatu hari, Jenderal Mark A. Milley, ketua Joint Chiefs of Staff Amerika Serikat, dan Jenderal Valeriy Zaluzhnyi, pemimpin Angkatan Bersenjata Ukraina, melakukan percapakan telepon untuk membahas invasi Rusia ke Ukraina. Melalui jalur komunikasi top secret, kedua pemimpin militer tersebut membicarakan sistem pertahanan udara, evaluasi kondisi medan tempur terkini, dan berbagi intelijen tentang kerugian yang diderita militer Rusia.
Uniknya, mereka juga membicarakan tentang Elon Musk.
Jenderal Zaluzhnyi mengangkat topik Starlink, teknologi internet satelit yang dibuat oleh perusahaan roket milik Elon Musk, SpaceX, menurut cerita yang diangkat oleh New York Times. Keputusan di medan tempur Ukraina sangat bergantung pada penggunaan Starlink secara terus menerus untuk komunikasi, dan Ukraina ingin memastikan kontinuitas akses dan membahas bagaimana cara menutupi biaya layanan tersebut.
Jenderal Zaluzhnyi juga bertanya apakah Amerika Serikat memiliki pandangan tentang Elon Musk yang memiliki bisnis sangat luas tetapi posisi politiknya samar-samar, pertanyaan yang tidak dijawab oleh pejabat Amerika.
Elon Musk, yang memimpin SpaceX, Tesla, dan Twitter (sekarang X), telah menjadi pemain terkuat di ruang angkasa karena ia secara bertahap membangun bisnis di bidang teknologi internet satelit yang strategis. Namun, karena masih sedikitnya regulasi dan pengawasan, perilakunya yang cenderung tidak stabil dan dipengaruhi oleh kepribadian yang dimilikinya, Elon Musk semakin membuat militer dan pemimpin politik di seluruh dunia khawatir, karena triliuner teknologi ini kadang-kadang menggunakan otoritasnya dengan cara yang tidak terduga.
Teknologi Starlink
Sejak 2019, Elon Musk telah mengirimkan roket SpaceX ke luar angkasa hampir setiap minggu yang mengantarkan puluhan satelit seukuran sofa ke orbit rendah bumi. Konstelasi satelit-satelit tersebut berkomunikasi dengan terminal di Bumi, sehingga mereka dapat menyebarkan internet berkecepatan tinggi ke hampir setiap sudut planet. Saat ini, lebih dari 4.500 satelit Starlink berada di luar angkasa, menyumbang lebih dari 50 persen dari seluruh satelit yang aktif di orbit. SpaceX merencanakan untuk memiliki hingga 42.000 satelit di orbit bumi dalam beberapa tahun mendatang.
Kekuatan teknologi ini telah membantu mendorong valuasi bisnis SpaceX yang dimiliki secara tertutup (bukan perusahaan publik) menjadi hampir $140 miliar (sekitar Rp 2,1 triliun).
Starlink seringkali merupakan satu-satunya cara untuk mendapatkan akses internet di wilayah perang, daerah terpencil, dan tempat yang terkena bencana alam. Di Ukraina, teknologi ini digunakan untuk mengkoordinasikan serangan drone dan pengumpulan intelijen. Aktivis di Iran dan Turki telah mencari cara menggunakan layanan ini untuk keluar dari kendali pemerintah yang menyensor akses internet. Departemen Pertahanan Amerika Serikat adalah pelanggan besar Starlink, sementara militer lain, seperti Jepang, sedang menguji teknologi ini.
Kekuatan Tak Terduga
Kendali hampir total Elon Musk atas internet satelit telah menimbulkan kekhawatiran.
Kepribadiannya yang impulsif serta afiliasi politik yang tidak begitu jelas menambah kekahawatiran berbagai pihak terhadap Elon Musk. Meskipun dia diakui sebagai inovator jenius, tetapi kekuasaannya yang begitu besar saat ini membuatnya ditakuti. Elon Musk sendiri dapat memutuskan untuk menutup akses internet Starlink bagi pelanggan atau negara, dan dia memiliki potensi untuk memanfaatkan informasi sensitif yang dikumpulkan oleh layanan tersebut. Kekhawatiran semacam itu sangat beralasan karena tidak ada perusahaan atau pemerintah yang mendekati kekuatan yang telah dia bangun.
Di Ukraina, beberapa kekhawatiran tersebut telah menjadi kenyataan. Elon Musk sempat memutuskan untuk membatasi akses Starlink beberapa kali selama perang karena alasan yang berbeda. Pada satu waktu, dia menolak permintaan militer Ukraina untuk mengaktifkan Starlink di dekat Crimea, wilayah yang dikuasai Rusia, yang mempengaruhi strategi medan tempur. Tahun lalu, dia secara publik mengutarakan "rencana perdamaian" untuk perang yang tampaknya sejalan dengan kepentingan Rusia. Dalam beberapa twit, dia menyampaikan bahwa dia tak ingin Starlink digunakan untuk kepentingan perang.
Bahkan, Elon Musk telah secara terbuka menyampaikan kekuatan yang dia miliki. "Dengan Tesla, Starlink & Twitter, mungkin saya adalah satu-satunya orang yang memiliki lebih banyak data ekonomi global secara real-time daripada siapa pun di dunia ini, sepanjang sejarah," tulisnya di Twitter pada bulan April.
Khawatir tentang ketergantungan berlebihan pada teknologi SpaceX, pejabat Ukraina telah berbicara dengan penyedia internet satelit lain, tetapi mereka mengakui bahwa tidak ada teknologi lain yang bisa menandingi jangkauan Starlink. "Starlink telah menjadi urat nadi dari seluruh infrastruktur komunikasi kami sekarang," kata Mykhailo Fedorov, menteri digital Ukraina, dalam sebuah wawancara.
Setidaknya sembilan negara, termasuk di Eropa dan Timur Tengah, juga telah membawa Starlink ke meja perundingan dengan pejabat Amerika dalam 18 bulan terakhir, yang mempertanyakan kekuasaan seorang Elon Musk atas teknologi tersebut, menurut sumber dari New York Times. Beberapa negara kabarnya enggan berbicara terbuka tentang kekhawatiran mereka, karena takut membuat Elon Musk tersinggung.
Bagaimana Selanjutnya?
Dari sisi yang berbeda, kehadiran Elon Musk dan dominasinya dalam teknologi internet satelit telah menciptakan dampak yang signifikan di berbagai aspek. Di satu sisi, Starlink telah membuka pintu bagi akses internet di wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau. Dengan kecepatan tinggi dan jangkauan luas, teknologi ini telah menjadi nyawa bagi komunikasi dan koordinasi di berbagai tempat, termasuk di wilayah konflik seperti Ukraina.
Tetapi, di sisi lain, kekuasaan Elon Musk yang hampir tanpa batas dalam mengendalikan Starlink menimbulkan kekhawatiran serius. Sebagai individu yang memiliki keputusan akhir atas layanan tersebut, kekuasaan yang dimilikinya bisa dipengaruhi oleh kepribadiannya yang digambarkan tak stabil, membuatnya dapat mengambil keputusan yang tidak dapat diprediksi dan mungkin mempengaruhi strategi politik dan militer di tingkat global. Pengumpulan informasi sensitif oleh layanan tersebut juga menimbulkan pertanyaan tentang privasi dan potensi penyalahgunaan data.
Perlu adanya keseimbangan yang tepat antara inovasi teknologi dan kekhawatiran keamanan dan regulasi. Kehadiran satu individu yang menguasai hampir seluruh teknologi internet satelit menimbulkan tantangan tersendiri bagi keamanan dan kemandirian negara-negara di dunia. Oleh karena itu, langkah-langkah pengawasan dan transparansi harus dipertimbangkan untuk memastikan bahwa teknologi ini digunakan secara bertanggung jawab dan menguntungkan secara global.
Tentu saja, kita tidak dapat mengabaikan peran penting yang dimainkan oleh Starlink dalam membantu komunikasi dan akses informasi di seluruh dunia. Namun, perlu diingat bahwa kekuatan yang besar juga membawa tanggung jawab besar. Bagaimanapun, kemajuan teknologi harus diikuti oleh tanggung jawab sosial dan politik yang tepat guna memastikan bahwa kehadiran teknologi ini mendukung kemaslahatan umum dan tidak menimbulkan ketidakstabilan atau ketidakadilan.
Penting bagi komunitas internasional, pemerintah, dan lembaga terkait untuk secara hati-hati mempertimbangkan konsekuensi dan implikasi dari dominasi satu individu dalam teknologi satelit internet. Dengan kerjasama dan regulasi yang bijaksana, kita dapat mengoptimalkan manfaat teknologi ini sambil tetap menjaga kepentingan global dan kestabilan dunia yang lebih besar. Masa depan teknologi satelit internet tetap menjanjikan, namun harus diarahkan menuju perubahan positif bagi seluruh umat manusia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI