Mohon tunggu...
Adriyanto M
Adriyanto M Mohon Tunggu... Freelancer - Easy reading is damn hard writing!

Write as if you were to die tomorrow. Learn as if you were to live forever. - medium.com/@adriyanto

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Nestapa Afghanistan: Musim Monsun Tiba, Bencana Datang

25 Juli 2023   06:16 Diperbarui: 25 Juli 2023   06:32 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari Pixabay

Afghanistan, sebuah negara yang terletak di wilayah kering Asia Tengah, sedang menghadapi tantangan berat dengan datangnya musim monsun. Musim hujan ini seharusnya membawa harapan bagi pertanian dan pasokan air, namun sayangnya, musim monsun juga membawa petaka dengan seringnya terjadinya banjir bandang dan longsor. 

Dalam beberapa hari terakhir, Afghanistan dan Pakistan telah menyaksikan dampak fatal dari hujan deras dan banjir yang menyebabkan puluhan orang tewas dan orang lainnya hilang. Mengapa bisa terjadi? Kita bahas lebih lanjut tentang musim monsun, keadaan iklim di wilayah kering seperti Afghanistan, faktor-faktor pemicu banjir bandang, dan dampaknya pada masyarakat.

Musim Monsun dan Iklim di Afghanistan

Musim monsun adalah periode hujan yang diakibatkan oleh perubahan angin dan tekanan udara di kawasan Asia Selatan, termasuk Afghanistan. Biasanya, musim ini berlangsung dari Juni hingga September. Afghanistan memiliki iklim yang umumnya kering dan gersang, dan musim monsun menjadi harapan bagi para petani untuk mengairi ladang dan kebun mereka. Namun, hujan yang deras dan intensitas yang tinggi sering menyebabkan banjir bandang dan longsor yang merusak wilayah tersebut.

Monsun adalah pola angin musiman yang ditandai oleh perubahan arah dan intensitas angin yang terjadi secara berkala. Pola monsun terjadi di beberapa wilayah di dunia, termasuk di kawasan Asia Selatan, Asia Tenggara, dan sebagian wilayah Amerika Tengah.

Pola monsun dapat bervariasi dari satu wilayah ke wilayah lain, dan intensitasnya juga dapat berbeda-beda setiap tahunnya. Pola monsun memiliki peran penting dalam menentukan iklim dan musim di wilayah-wilayah yang terpengaruh olehnya, dan juga memainkan peran krusial dalam siklus hidrologi dan pertanian di wilayah tersebut.

Penyebab Banjir Bandang dan Dampaknya

Banjir bandang adalah salah satu jenis banjir yang terjadi dengan cepat dan mendadak, biasanya disebabkan oleh hujan lebat, pecahnya bendungan atau danau, longsor, atau akibat gletser pecah. Fenomena ini seringkali terjadi dalam waktu singkat dan sangat kuat, menyebabkan lonjakan air yang tiba-tiba dan sangat berbahaya bagi manusia, lingkungan, dan infrastruktur di wilayah terdampak.

Dalam kasus di Afghanistan ini, beberapa faktor kemungkinan besar menjadi pemicu terjadinya banjir bandang, diantaranya adalah:

1. Curah Hujan Tinggi

Salah satu faktor pemicu utama banjir bandang adalah curah hujan yang tinggi dan intensitasnya dalam waktu singkat. Tanah di Afghanistan biasanya keras dan tidak dapat menyerap air dengan cepat, sehingga hujan deras dapat menyebabkan genangan air yang berbahaya.

2. Topografi

Topografi Afghanistan yang bergunung-gunung menyebabkan aliran air yang deras dan cepat ketika hujan turun di daerah pegunungan. Hal ini meningkatkan risiko banjir bandang terutama di wilayah lereng dan dataran rendah.

3. Kehancuran Lingkungan

Beberapa wilayah Afghanistan telah mengalami kerusakan lingkungan akibat konflik dan penambangan ilegal, yang mengurangi daya serap tanah dan meningkatkan risiko banjir.

4. Infrastruktur yang Kurang Memadai

Infrastruktur yang kurang memadai juga berkontribusi pada tingginya kerugian akibat banjir bandang. Drainase yang buruk dan saluran air yang tersumbat dapat menyebabkan banjir di perkotaan.

Musim monsun di Afghanistan menyebabkan banjir bandang dan longsor yang berdampak besar bagi masyarakat dan lingkungan. Korban jiwa dan orang hilang akibat terbawa arus air yang deras, infrastruktur seperti rumah, jembatan, dan jalan mengalami kerusakan parah menyulitkan bantuan dan evakuasi, sektor pertanian hancur mengakibatkan hilangnya mata pencaharian petani, serta lingkungan mengalami kerusakan seperti erosi tanah, polusi air, dan hilangnya habitat alami.

Solusi dan Tindakan Mitigasi

Untuk mengurangi dampak negatif dari banjir bandang dan longsor akibat musim monsun di Afghanistan, beberapa tindakan dapat dilakukan, antara lain penguatan sistem peringatan dini untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa, pembangunan dan perbaikan infrastruktur untuk mengurangi banjir di wilayah perkotaan dan pedesaan, penerapan praktik pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan untuk mengurangi risiko banjir bandang, serta mengintegrasikan pendidikan bencana dalam kurikulum sekolah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang tindakan mitigasi dan tanggap darurat.

Pelajaran untuk Indonesia

Sebagai negara yang juga memiliki siklus monsun, Indonesia dapat mengambil pelajaran dari pengalaman Afghanistan dalam menghadapi banjir bandang dan longsor. Pengembangan dan penguatan sistem peringatan dini, infrastruktur yang handal seperti saluran air, drainase, dan tanggul, serta pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dengan reboisasi dan pengendalian sumber daya alam, dapat menjadi langkah penting untuk mengurangi risiko banjir bandang di wilayah-wilayah yang rawan. 

Selain itu, memasukkan pendidikan bencana dalam kurikulum sekolah juga akan membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya tindakan mitigasi dan persiapan menghadapi ancaman banjir bandang dan longsor. Dengan demikian, Indonesia dapat berupaya lebih efektif dalam menghadapi musim monsun dan mengurangi dampak negatif dari banjir bandang yang sering terjadi selama ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun