2. Topografi
Topografi Afghanistan yang bergunung-gunung menyebabkan aliran air yang deras dan cepat ketika hujan turun di daerah pegunungan. Hal ini meningkatkan risiko banjir bandang terutama di wilayah lereng dan dataran rendah.
3. Kehancuran Lingkungan
Beberapa wilayah Afghanistan telah mengalami kerusakan lingkungan akibat konflik dan penambangan ilegal, yang mengurangi daya serap tanah dan meningkatkan risiko banjir.
4. Infrastruktur yang Kurang Memadai
Infrastruktur yang kurang memadai juga berkontribusi pada tingginya kerugian akibat banjir bandang. Drainase yang buruk dan saluran air yang tersumbat dapat menyebabkan banjir di perkotaan.
Musim monsun di Afghanistan menyebabkan banjir bandang dan longsor yang berdampak besar bagi masyarakat dan lingkungan. Korban jiwa dan orang hilang akibat terbawa arus air yang deras, infrastruktur seperti rumah, jembatan, dan jalan mengalami kerusakan parah menyulitkan bantuan dan evakuasi, sektor pertanian hancur mengakibatkan hilangnya mata pencaharian petani, serta lingkungan mengalami kerusakan seperti erosi tanah, polusi air, dan hilangnya habitat alami.
Solusi dan Tindakan Mitigasi
Untuk mengurangi dampak negatif dari banjir bandang dan longsor akibat musim monsun di Afghanistan, beberapa tindakan dapat dilakukan, antara lain penguatan sistem peringatan dini untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa, pembangunan dan perbaikan infrastruktur untuk mengurangi banjir di wilayah perkotaan dan pedesaan, penerapan praktik pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan untuk mengurangi risiko banjir bandang, serta mengintegrasikan pendidikan bencana dalam kurikulum sekolah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang tindakan mitigasi dan tanggap darurat.
Pelajaran untuk Indonesia
Sebagai negara yang juga memiliki siklus monsun, Indonesia dapat mengambil pelajaran dari pengalaman Afghanistan dalam menghadapi banjir bandang dan longsor. Pengembangan dan penguatan sistem peringatan dini, infrastruktur yang handal seperti saluran air, drainase, dan tanggul, serta pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dengan reboisasi dan pengendalian sumber daya alam, dapat menjadi langkah penting untuk mengurangi risiko banjir bandang di wilayah-wilayah yang rawan.Â