Duduk di atas motor Likun menatap seseorang. Ia hampir tak berkedip sejak matanya menangkap orang itu. Likun takjub dan merasa dadanya berdesir melihatnya. Seseorang itu tengah sibuk berbelanja. Tangannya menunjuk ini dan itu, penjualnya sibuk mengambilkan. Ada tawar menawar, lalu segera setelah sepakat seseorang itu menunjuk yang lain lagi.
'Mardiyah cantik sekali,' pikirnya.
Pikirannya seketika membubul seperti laron. Beterbangan mengkhayal, ia mengantarkan orang itu berbelanja, kesana kemari mengitari pasar.
"Mau masak apa, Kang?" tanya Mardiyah dalam khayalnya.
"Apa sajalah, kalau kamu yang masak, apapun pasti enak," sahutnya di dalam khayalnya pula.
Lalu dalam khayalnya Mardiyah tersipu sambil mencubit pinggangnya.
Likun tersenyum sendiri tanpa disadarinya. Matanya masih memandangi seseorang yang cantik itu, Mardiyah.
Tiba-tiba seseorang itu hilang dari pandangannya. Likun tergagap, karena tepatnya ada seseorang yang lain yang tiba-tiba ada di depan matanya dengan wajah merengut dan sepasang matanya tampak galak. Likun berpura-pura tak terjadi apa-apa. Ambar tiba-tiba muncul.
"Sudah belanjanya?"
"Cantik?" Ambar melihat ke Mardiyah yang masih belanja lalu melihat kembali ke Likun.
"Apa sih?" Likun berpura-pura lagi.