Mohon tunggu...
Adri Wahyono
Adri Wahyono Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Pemimpi yang mimpinya terlalu tinggi, lalu sadar dan bertobat, tapi kumat lagi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Ben

20 Mei 2020   23:27 Diperbarui: 20 Mei 2020   23:30 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Otakku seketika mendapatkan kesimpulan, tapi tubuhku terasa kaku dan mulutku kelu. Apa yang ingin kuteriakkan seperti menguap.

Bus sudah berjalan dan shelter itu tampak menjauh. Sementara kerumunan orang di shelter itu dengan segera menelan Ben, seseorang yang mengingatkanku tentang perhiasanku dan mengajakku berkenalan.

Aku berpikir ia mencari cara untuk mendekati wanita, tapi yang ia lakukan berbeda. Ia mengingatkanku agar berhati-hati dengannya, tapi aku tak memahaminya. Hingga aku harus membayarnya, begitu mahal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun