Di luar, di halaman yang sepi aku terhuyung-huyung dan terjatuh. Nafasku memburu, perasaanku luruh. Entahlah, apakah aku masih hidup di dunia atau sebenarnya peluru dari Ran atau James itu sudah mengantarku ke neraka.
Tapi aku melihat langit muram di atas. Bulan mati. Aku melihat bulan mati. Bulan mati yang tak lagi memiliki arti. Seperti bulan mati itu, hatiku juga telah mati.
Untuk membaca kisah lainnya Gabung di grup Fiksiana Commnunity
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!