Memasuki era globalisasi ada banyak perubahan yang terjadi, salah satunya adalah pudarnya sopan santun yang dimiliki oleh anak muda jaman sekarang. Dapat kita lihat dari fenomena yang terjadi, ada banyak remaja yang kurang dapat menjaga tata kramanya terutama kepada kalangan yang lebih tua.Â
Kita ambil contoh dari fenomena yang terjadi akhir - akhir ini yaitu, seorang tiktoker asal Lampung yang bernama Bima Yudho Saputro sedang ramai dibicarakan oleh publik karena komentarnya soal masa kepemimpinan Jokowi yang sebentar lagi usai.Â
" Kan bentar lagi kelar nih jadi presiden. Timbang gabut, mending ngampas jagung, ngampas beras, sama Sri-Juli (orang tua Bima), Juli juga bentar lagi juga udah pensiun ni. Kan? Kaannn?.Bikin grup WA aja sama mereka," ungkapnya.
Komentar tersebut mengundang perhatian publik karena ucapan Bima yang terdengar tidak sopan dan melibatkan nama orangtuanya.
Kejadian tersebut mungkin hanya satu dari banyak kejadian lain yang dapat kita lihat dari kehidupan sehari-hari. Padahal apabila kembali ke zaman dahulu, masyarakat sangat menjunjung tinggi nilai sopan santun entah itu di kalangan tua maupun muda.Â
Lantas apa saja yang menyebabkan lunturnya tata krama yang dimiliki anak muda jaman sekarang? Berikut merupakan beberapa faktor yang menyebabkan lunturnya tata krama.
Pendidikan orang tua yang kurang
Pendidikan orang tua berperan penting dalam membentuk karakter seseorang. Orang tua berperan penting dalam mendidik anaknya terutama di saat mereka masih kecil dan remaja. Orang tua hendaknya menjadi teladan bagi sang anak karena anak cenderung meniru dan belajar dari orang tua mereka, termasuk dalam hal sopan santun, kesopanan, penggunaan bahasa yang tepat dan tindakan sosial yang dianggap baik.
Apabila sosok orang tua tidak dapat menjadi teladan bagi sang anak, mereka dapat mengembangkan perilaku yang tidak pantas atau tidak sesuai dengan tata krama yang ada. Tanpa memiliki teladan yang baik, mereka mungkin tidak tahu cara berkomunikasi dengan sopan, mengontrol emosi dengan baik atau menjaga kesopanan dalam berinteraksi sosial.
Lingkungan sosial yang tidak mendukung
Lingkungan luar termasuk teman sebaya dan anggota komunitas dapat berperan dalam membentuk tata krama seseorang. Pembentukan tata krama seseorang dapat terjadi melalui interaksi dengan berbagai individu dalam lingkungan tersebut. Ketika seseorang berada dalam lingkungan dengan tata krama tertentu, mereka dapat mengamati dan meniru perilakunya. Hal ini  cenderung terjadi pada anak - anak yang memasuki tahap perkembangan, di mana mereka cenderung meniru perilaku orang - orang di sekitar mereka.
Media Digital
Media digital seperti internet, televisi, dan platform media sosial menyajikan berbagai konten yang dapat mempengaruhi cara seseorang berpikir dan bertindak. Paparan yang berulang terhadap konten tertentu juga dapat mempengaruhi persepsi dan sikap individu terhadap berbagai isu dan mempengaruhi pembentukan karakter mereka. Media digital dapat memiliki potensi negatif, seperti paparan terhadap konten yang tidak sehat dan merugikan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengembangkan pemahaman kritis terhadap media digital dan mengambil langkah-langkah untuk mengonsumsi konten yang positif dan bermanfaat.
Dari penjelasan sebelumnya dapat diketahui bahwa sangat penting bagi kita untuk memiliki pemahaman kritis terhadap tata krama agar memiliki kesadaran diri yang kuat agar tidak mudah terpengaruh hal-hal yang buruk. Pentingnya untuk mengajarkan orang - orang di sekitar kita terutama teman - teman serta keluarga agar memiliki tata krama yang baik. Dengan begitu generasi selanjutnya akan menjadi generasi yang lebih paham akan tata krama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H