Mohon tunggu...
adriono
adriono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku Matabaru Editorial Service

Penulis adalah pemerhati masalah-masalah sosial budaya. Aktif menulis esai, biografi, hingga kisah sukses institusi atau organisasi. Editor buku dan jasa penerbitan majalah internal lembaga. Blog: adrionomatabaru.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nasionalisme Joko Tingkir

31 Juli 2022   20:25 Diperbarui: 31 Juli 2022   21:01 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memasuki ambang Agustus adalah momen untuk menemukan lagi rasa kebersamaan. Terutama dengan tetangga warga dekat, sekampung, atau seperumahan. Kami menjadi punya alasan lagi untuk berkegiatan bersama, merayakan kegembiraaan menyambut hari kemerdekaan Indonesia. Menggelar kerja bakti, menghias kampung, memantaskan diri demi  menyukuri nikmat merdeka dari penjajah.

Apa yang kami lakukan di lingkungan RT 05/RW XI Perumahan Bluru Permai Sidoarjo Jawa Timur sederhana saja. Mengeruk got membersihkan semak di rumah kosong, mengecat tiang berdera beserta umpaknya, menggambari paving, merentang kawat brendrat untuk memasang penjor umbul-umbul aneka warna.

Tak lupa memasang lampu hias, karena cahaya kerlap-kerlip warna-warni di malam hari adalah perlambang kemeriahan hati, walau mungkin agak norak di mata sebagian orang. Para ibu PKK terampil membikin hiasan lampion daur ulang botol kemasan, lalu menggantungnya di sela lampu.

Kiranya tidak dibutuhkan ritorika dan narasi-narasi besar tentang makna kebangsaan. Kesetiaan mereka pada negeri sudah sepenuhnya teruji. Bagi orang kampung cinta negeri adalah otomatis dan final. Ditaati semua aturan regulasi meski sesekali disertai gerundelan sendiri. Dan lima tahun sekali mereka rutin mau dimobilisasi, termasuk dikibuli, oleh calon penguasa yang berambisi memburu kursi.

Dalam kondisi ekomomi yang tidak sedang baik-baik saja, toh mereka masih bisa survive sembari menepis segala keluh kesah. Masih bisa joget bergembira di sela kerja bakti. Padahal para walimurid itu baru saja habis-habisan terkuras dananya demi memintarkan buah hatinya yang mulai memasuki sekolah/kampus baru. Sebagian lagi ada yang keberatan dengan iuran BPJS, tetapi ingin berhenti tidak bisa.

Betapapun stamina mental dan kewarasan jiwa harus tetap dipertahankan. Untuk menjaga daya hidup tidak perlu harus mengikuti workshop mahal dari motivator ulung atau mendengar tauziah normatif. Lirik lagu campursari ternyata lebih joss dan kontektual dengan suasana hati.

Lihatlah itu, sambil menggambar mural di paving,  mereka berdendang mengikuti irama rancak Joko Tingkir-nya Happy Asmara:

Joko Tingkir ngombe dawet. 

Jo dipikir marahi mumet.

Ngopek jamur nggone Mbah Wage. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun