Mohon tunggu...
Adrin Putri Fatya
Adrin Putri Fatya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Jember

Sedang mencoba hal baru

Selanjutnya

Tutup

Nature

Tantangan, Prospek, dan Peran Agronomi Indonesia sebagai Presidensi KTT G-20 Dalam Mengatasi Krisis Pangan Global

24 Desember 2022   05:17 Diperbarui: 24 Desember 2022   05:37 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Lestari. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selain sektor pangan, perang Rusia Ukraina juga memberikan dampak terhadap kebutuhan pupuk di Indonesia. Pupuk kimia pabrik yang menjadi bagian terbesar diimpor dari Rusia. Jumlah tersebut mencapai 977.320 ton dengan nilai 326,03 juta US dolar. Rusia merupakan pengekspor bahan utama pupuk yang dibutuhkan industri pupuk dalam negeri berupa  kalium, amonia, urea dan nutrisi tanah lainnya. Adanya perang antara Rusia-Ukraina menyebabkan kenaikan harga pupuk.

Penggunaan pupuk berimbang menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kelangkaan pupuk. Hal ini berarti bahwa pemberian pupuk pada tanaman dengan jenis, dosis, dan waktu. Jenis pupuk yang digunakan dalam pemberian pupuk berimbang adalah pupuk organik dan anorganik sesuai dengan kebutuhan tanaman dan tanah sehingga terjadi keberimbangan, sehingga mutu, hasil, kesuburan dan keuntungan baik ekonomi dan ekologi meningkat. Akan tetapi hambatan dalam pengaplikasian pupuk berimbang ini adalah minimnya informasi yang diperoleh petani. Ini bisa terjadi karena kurangnya dukungan pemerintah khususnya Kementerian Pertanian dalam melakukan pendataan pengaplikasian pupuk berimbang yang spesifik pada lokasi tertentu. Selain itu, pemanfaatan pupuk kandang dan organik tidak didukung dengan infrastruktur penunjang seperti alat dan fasilitas untuk pengolahannya. Sehingga diperlukan komitmen pemerintah khususnya Kementerian Pertanian dalam mengaplikasikan prinsip pupuk berimbang. Apabila penggunaan pupuk berimbang sudah bisa diterapkan maka sektor pertanian Indonesia dapat menghasilkan produksi yang optimal.

Sebagai penutup artikel ini, Pemerintah Indonesia sebagai presidensi KTT G20 perlu terus menerapkan sejumlah kebijakan untuk menjaga ketahanan pangan nasional sebagai upaya untuk mengatasi krisis pangan global. Para negara anggota G-20 perlu terus bekerja sama dengan berbagai organisasi internasional untuk mengatasi krisis pangan, terutama untuk membantu negara-negara yang dilanda krisis pangan secara serius. Kolaborasi ini sangat penting agar krisis pangan segera dapat diantisipasi dan diakhiri

Penulis : Adrin Putri Fatya dan Sundahri

PS Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember

Korespondensi : Sundahri.faperta@unej.ad.id

SUMBER : 

Al-Jabri, M. (2013). Teknologi uji tanah untuk penyusunan rekomendasi pemupukan berimbang tanaman padi sawah. Pengembangan Inovasi Pertanian, 6(1), 11-22. 

Andirianto Robertus. 25 Maret 2022. Dunia ‘kiamat’ pupuk! Indonesia banyak impor pupuk pula. diakses pada 15 desember 2022

Anita (2017) daftar informasi, Daftar Nama Negara di Benua Eropa Beserta Ibukota dan Luas Wilayah, diakses pada 15 desember 2022

Haryo Limanseto. 16 Maret 2022. Momentum Presidensi G20 Dorong Peningkatan Sektor Pertanian Melalui Pertukaran Teknologi Serta Kerja Sama Penelitian dan Transaksi Perdagangan. Diakses pada 15 desember 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun