Mohon tunggu...
Adri Hermawan
Adri Hermawan Mohon Tunggu... Guru - Guru BK

Saya seorang Muslim, dan memiliki Hobi Bermain sepak bola, klub favorit saya adalah Real Madrid, dan Editing serta mengembangkan berbagai program inovasi pembelajaran. Kalau membaca hanya saat saya perlukan saja. Saat ini saya mengabdi sebagai Guru BK di SMPS Sultan Iskandar Muda Kota Medan Kecamatan Medan Sunggal.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practices - Konseling Individu

11 Desember 2022   13:58 Diperbarui: 11 Desember 2022   14:44 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pelaksanaan Layanan Konseling Individu

Lokasi kegiatan : SMPS Sultan Iskandar Muda 

Tujuan yang ingin di capai : 

Siswa mampu beradaptasi dengan keadaan permasalahan keluarga yang dihadapi, Siswa mampu menata pola hidup baru yang lebih baik, Siswa mampu membiasakan diri untuk fokus pada tujuan hidup yang lebih baik 

Tanggal pelaksanaan : 08 Desember 2022

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah   

       
Menurut Slameto (2003), konsentrasi belajar adalah pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran. Menurut Makmun (2003), Konsentrasi belajar yang dilakukan oleh siswa memiliki beberapa indikator atau ciri-ciri, yaitu : konsentrasi perhatian, sambutan lisan, memberikan pernyataan, menjawab, dan sambutan psikomotorik.

Faktor penyebab rendahnya konsentrasi belajar adalah  (1) Lemahnya minat dan motivasi pada pelajaran, (2) Timbulnya perasaan negatif seperti gelisah, tertekan, marah, khawatir, takut benci dan dendam baik terhadap keluarga atau teman sekitar, (3) Suasana lingkungan belajar yang berisik dan berantakan, (3) Bersifat pasif dalam belajar, (4) Tidak memiliki kecakapan dalam cara-cara belajar yang baik dan (5) Gangguan kebugaran jasmani.

Berdasarkan hasil observasi dan perhitungan AKPD terdapat  5 orang siswa yang memilih pernyataan orang tua tidak peduli terhadap belajarnya. Salah satu siswa     tidak    mampu    berkonsentrasi   dalam   belajar     dikarenakan  perasaan  stress,  cemas  dan  gelisah akibat keluarga yang broken home.

Hal ini sesuai dengan keterangan dari wali kelas dan Guru mata pelajaran bahwa siswa KYL sering menunjukkan gejala tidak konsentrasi dalam belajar. Didukung juga dengan skor angket konsentrasi belajar siswa yang masih rendah. Kemudian berdasarkan hasil AKPD siswa KYL memilih item pada item nomor 32 yang menunjukkan ketidakpedulian orang tua pada kegiatan belajar anak. Kemudian di dukung dengan keterangan wali siswa bahwa sejak mengalami broken home semangat belajar siswa KYL semakin menurun.

Berdasarkan hal tersebut di atas mengingat pada dasarnya permasalahan siswa tidak konsentrasi dalam belajar disebabkan oleh belum mampu mengendalikan diri dengan baik sehingga muncul perilaku tidak tenang, tidak sabar dan mudah cemas dapat diselesaikan dengan menggunakan layanan konseling individu. Dimana peserta didik dapat berlatih dalam konsentrasi belajar untuk memusatkan atau memfokuskan diri dalam suatu pelajaran yang diikutinya. Maka diperlukan layanan yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan konsentrasi belajar tersebut.

Seperti layanan Konseling Individu pendekatan client centered dengan teknik kreatif media clay, melalui metode ini diharapkan dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa.

 Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan ?

Menurut saya, praktik ini penting untuk dibagikan karena :

  • Pelaksanaan Layanan Konseling Individu diberikan dengan tujuan agar konseli memahami seluk beluk yang dialami secara mendalam dan komprehensif, positif, dan dinamis. Dengan perkataan lain konseling individual bertujuan untuk mengentaskan masalah yang dialami konseli termasuk masalah konsentrasi belajar yang kurang.
  • Konseling kreatif memenuhi kebutuhan konselor untuk menggunakan pendekatan multi-aspek dalam membantu konseli. Pendekatan konseling kreatif dan khususnya penggunaan teknik kreatif memungkinkan konselor untuk mendekati masalah dari sudut pandang multi-indera.
  • Clay merupakan metode yang diturunkan dari psikologi humanistik yang memusatkan perhatian pada pengalaman dan keunikan tingkah laku dan pengaktualisasian diri manusia. Psikologi humanistik mengarah pada manusia yang sehat, kreatif, dan mampu mengaktualisasikan dirinya. Clay memiliki manfaat :
    • Melatih kemampuan sensori
    • Mengembangkan kemampuan berfikir
    • Berguna meningkatkan kosentrasi belajar
    • Memupuk kemampuan sosial.
  • Praktik konseling individu ini bisa menjadi motivasi dan referensi bagi Guru BK dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang serupa.

 Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini ?

Peran dan tanggung jawab dalam praktik ini yaitu :

  • Guru BK menyusun RPL sesuai dengan akar masalah yang terjadi yaitu masalah konsentrasi belajar siswa dikarenakan keluarga broken home
  • Guru BK mempersiapkan hal-hal yang penting yang mendukung pelaksanaan layanan, seperti alat dan media
  • Guru BK bertanggung jawab untuk dapat membantu siswa dalam menemukan solusi permasalahan seperti mampu beradaptasi dengan keadaan permasalahan keluarga yang dihadapi, mampu menata pola hidup baru yang lebih baik, mampu membiasakan diri untuk fokus pada tujuan hidup yang lebih baik.
  • Guru BK melaksanakan layanan bimbingan sesuai dengan kebutuhan siswa/konseli dengan menggunakan teknik dan media yang inovatif, agar tujuan Layanan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

 Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut ?

  • Membutuhkan waktu yang lebih lama dalam pelaksanaan konseling dikarenakan terdapat tahapan dalam pelaksanaan konseling kreatif dengan menggunakan media clay yang membutuhkan kreatifitas dari siswa/konseli dalam berkreasi dan meluapkan perasaannya pada media clay.
  • Perlu keterampilan khusus dalam mengamati dan mengobservasi ketika siswa/konseli melakukan kreasi
  • Memerlukan biaya tambahan untuk melengkapi Media dan alat yang digunakan seperti clay dan bersedia jika media tersebut hanya bisa digunakan sekali pelaksanaan.

Siapa saja yang terlibat ?

  • Kepala sekolah sebagai Koordinator dalam pelaksanaan PPL
  • Dosen dan Guru pamong sebagai pembimbing
  • Guru BK sebagai Fasilitator/Konselor
  • Siswa / konseli sebagai subjek dalam layanan
  • Rekan sejawat sebagai motivator dan juru kamera

 

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut

  • Langkah yang saya lakukan untuk menghadapi tantangan membutuhkan waktu yang lebih lama dalam layanan ini yaitu dengan  memberikan dorongan minimal dan memandu siswa dalam kegiatan sesuai dengan tahapan konsleing kreatif yang telah di buat dalam RPL Konseling Individu
  • Langkah yang saya lakukan berkaitan perlunya keterampilan khusus dalam melaksanakan konseling kreatif yaitu dengan memperbanyak literasi dan pemahaman serta praktik terhadap kegiatan
  • Langkah untuk mengatasi biaya tambahan dalam kegiatan konseling individu teknik kreatif adalah dengan dukungan sistem dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

 Strategi yang digunakan

  • Menyiapkan kebutuhan pelaksanaan layanan konseling individu baik pemahaman pelaksanaan maupun alat atau media yang digunakan
  • Menjalankan kegiatan sesuai dengan langkah dan tahapan yang dibuat di dalam RPL

 Bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat

Selain mengikuti proses dalam pelaksanaan konseling individu terdapat pula tahapan khusus dalam melaksanakan konseling kreatif dengan menggunakan clay sebagai berikut:

  • Meminta siswa berteman dengan clay (dengan meminta mereka melakukan sesuatu seperti membuat bola, memipihkan, membuat ular, melingkarkan ke jari, dan lain sebagainya). Saat anak bermain lakukan observasi dan feedback.
  • Meminta siswa memilih bagian mana dari aktifitas tadi yang disukainya sehingga bagian yang disukai tersebut dapat diperagakan lagi.
  • Minta siswa membuat sesuatu tentang dirinya (bentuk apa saja kecuali bentuk asli manusia).
  • Coba minta mereka membuat anggota keluarga, guru atau teman yang lain.
  • Susun kreasi yang telah dibuat, atur berdasarkan kedekatan serta minta dia merefleksi perasaannya.
  • Minta siswa berdiri, pegang clay yang melambangkan perasaannya. Katakan pada clay itu dengan suara keras (saya marah karena...), lempar clay ke bawah (konselor harus tenang supaya situasi lebih terkendali)
  • Atur posisi anggota keluarga yang membuat semua lebih bahagia.
  • Tanyakan perasaannya sekarang.
  • Konfirmasikan pada siswa mengenai apakah siswa itu sendiri atau konselor yang akan memberitahu orang tua mengenai apa yang perlu orang tua ketahui.
  • Setelah itu mainan/clay dapat dirapikan.

Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini?

  • SDM yang memahami pelaksanaan layanan
  • Laptop/PC untuk menyiapkan RPL dan editing video
  • Camera untuk merekam
  • Media Clay (jenis modelling clay agar dapat digunakan kembali setelah di mainkan)
  • Meja sebagai tempat siswa/konseli untuk berkreasi
  • Materi tentang yang berkaitan dengan permasalahan sebagai sumber literasi Guru BK

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan

Dampak yang ditimbulkan dari langkah-langkah yang dilakukan sesuai dengan RPL Konseling Individu teknik kreatif yang telah dilakukan yaitu :

  • Kegitan konseling individu berjalan lebih kreatif dan inovatif
  • Siswa/konseli lebih tertarik mengikuti kegiatan konseling individu
  • Siswa mampu beradaptasi dengan keadaan permasalahan keluarga yang dihadapi
  • Siswa mampu menata pola hidup baru yang lebih baik
  • Siswa mampu membiasakan diri untuk fokus pada tujuan hidup yang lebih baik

Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa?

Hasil yang didapat dengan menggunakan Teknik Kreatif media clay dalam konseling individu untuk menyelesaikan masalah konsentrasi belajar dirasa sangat efektif, hal itu dapat terlihat dari :

  • Siswa/konseli lebih terbuka dalam mengungkapkan permasalahan
  • Media clay melatih konsentrasi siswa/konseli dengan berkreasi

Faktor penyebab keberhasilan

  • Dukungan siswa terhadap pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
  • Dukungan dari teman sejawat turut membantu dan memberikan motivasi dan kerjasama dalam kelancaran proses bimbingan
  • Kemampuan Guru BK/konselor dalam melaksanakan layanan
  • Kesiapan siswa/konseli dalam mengikuti layanan
  • Perangkat layanan yang lengkap dan metode yang menarik
  • Layanan yang dilaksanakan semaksimal mungkin dengan penuh semangat


 Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut?

  • Melalui layanan konseling individu dengan menggunakan teknik kreatif media clay sangat memberikan dampak positif bagi ketertarikan siswa/konseli dalam mengikuti layanan
  • Pengalaman dalam melaksanakan kegaitan layanan menjadi ilmu yang sangat berguna untuk mengembangkan kompetensi saya selanjutnya
  • Menjadi bersemangat untuk meningkatkan kreatifitas dalam setiap pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling
  • Belajar melaksanakan proses layanan dengan lebih terstuktur sehingga tujuan dari layanan dapat lebih mudah tercapai

Rencana tindak lanjut :

  • Mengumpulkan dan menyusun hasil Kreasi terbaik yang telah dibuat oleh siswa/konseli kedalam lemari BK sebagai media refleksi untuk membantu penyelesaian masalah konseli pada layanan yang berikutnya
  • Mengadakan pegawas dan pembimbingan kepada siswa/konseli setelah proses layanan
  • Mengembangkan metode atau teknik kreatif dengan lebih baik lagi sesuai dengan kebutuhan dalam penyelesaian masalah siswa/konseli

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun