Mohon tunggu...
Adri Hamjan
Adri Hamjan Mohon Tunggu... Guru - Pendidik Didikan Alam

#Salam Sipakanne

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Penjas Itu Menyenangkan dengan Metode POS

7 Januari 2023   19:57 Diperbarui: 7 Januari 2023   20:04 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antar stimulus dan respon (Robert, 2014). Hal ini dapat dijadikan sebagai sumber acuan dalam pengambilan keputusan bagi peserta didik dalam bertindak dengan cara yang baru guna mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan sebagai hasil dari terciptanya hubungan yang saling mempengaruhi buah dari stimulus dan respon. Interaksi yang terbangun antara pendidik dan peserta didik pun harus dua arah agar proses belajar mengajar yang dilakukan dapat melahirkan reaksi pada kedua belah pihak.

Pendidik khususnya guru pada pendidikan formal menjadi poros utama dalam mencapai tujuan pendidikan nasional di tengah tantangan dan dinamika perkembangan zaman yang begitu laju. Implementasi pedoman mengajar sebagai rambu-rambu yang dijadikan tolak ukur seorang guru dengan bergerak secara dinamis tentunya mengikuti perubahan zaman dan senantiasa relevan dalam menjawab kepentingan peserta didik. Hal inipun sejalan dengan kebijakan merdeka belajar Kemendikbudristek RI dalam upaya memenuhi kebutuhan belajar peserta didik.

Dalam belajar Pendidikan Jasmani (Penjas) pada implementasi kurikulum merdeka saat ini merupakan bagian integral dari kurikulum yang fokus pada pengembangan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, kemampuan berpikir kritis, stabilitas emosional, interaksi sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani. Kebutuhan dan karakteristik peserta didik menjadi poin penting yang dijadikan sebagai landasan pacu Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di sekolah dalam menyusun rencana program pembelajaran secara sistemik sehingga dapat meningkatkan kemampuan peserta didik secara organik, neoromuskuler, persepsual, kognitif, sosial, dan emosional.

Metode belajar Penjas yang diusung harus mampu melihat tingkat kompleksitas pembelajaran, sarana dan prasarana yang tersedia, serta kemampuan rata-rata yang dimiliki peserta didik. Hal ini mendorong penulis menciptakan sebuah metode mengajar yang nyata dan praktis guna mencapai tujuan pembelajaran dengan cara yang menyenangkan.

Metode itu bernama POS (Pembelajaran Orienteering Sekolah), sebuah proses belajar-mengajar (pembelajaran) yang digunakan mengambil konsep petualangan dengan menitiberatkan pada kemampuan navigasi peserta didik dalam membaca dan menggunakan peta kompas menuju satu titik ke titik lainnya dalam sistem koordinat (orienteering) dan dilaksanakan secara outdoor (lingkungan sekolah).   

Metode POS merupakan metode pembelajaran langsung (Direct) di mana cara yang digunakan Guru Penjas dalam proses penyampaian materinya bersifat menyenangkan namun tidak mengabaikan esensi aktivitas jasmani yang digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran dari semua materi yang diajarkan. 

Pendekatan yang digunakan berpusat pada siswa sehingga cara konvensional dari paradigma lama Penjas sudah tidak dipakai lagi, media yang digunakan pada metode POS ini memanfaatkan teknologi berupa smartphone yang dipakai sebagai alat hitung dalam mencari koordinat (posisi peserta didik di peta) dan dapat dimanfaatkan pula dalam menentukan arah berupa kompas digital yang sudah tersedia di Play Store.

Tujuan dari Metode POS yang digunakan dalam belajar Penjas adalah untuk meningkatkan aspek pengetahuan dan keterampilan gerak peserta didik berdasar tujuan pembelajaran materi yang diajarkan, serta mengukur kemampuan berpikir kritis dan kolaborasi peserta didik dalam memecahkan teki-teki pembelajaran yang bersifat kompetitif dengan memanfaatkan alam bebas sebagai ruang belajar. 

Sebagai suatu metode, POS juga memiliki banyak keunggulan seperti: (1) Komponen utama dalam pembelajaran mengukur kemampuan literasi dan numerasi peserta didik. Dibutuhkan kemampuan memahami, membaca, dan menulis dari lembar tugas yang harus dikerjakan pada masing-masing pos atau titik tujuan yang tersedia (literasi).

Karena media yang digunakan adalah peta kompas yang terdiri dari angka-angka (numerasi), maka dalam proses penentuan posisi peserta didik pada peta, mengukur jarak dengan skala peta, dan menentukan arah dalam ukuran derajat. Tentunya, hal tersebut diperlukan kemampuan perkalian, pembagian, atau perhitungan yang sesuai agar pos yang akan dituju tepat sasaran. (2) Dapat menguatkan karakter dan kompetensi peserta didik. Pantang menyerah, tenang, dan disiplin adalah karakter yang terbangun dalam metode POS ini, ditunjang pula kompetensi dalam upaya memecahkan masalah, bekerja sama dalam tim, serta kreatif adalah warna yang menonjol dalam Metode POS ini.

(3) Ruang belajar yang digunakan sistem outdoors. Belajar di luar kelas dengan pemanfaatan lingkungan sekolah dapat menciptakan suasana yang harmonis, karena ada alam bebas yang membuat peserta didik akan peka terhadap lingkungan sekitarnya melalui proses interaksi sosial maupun kepedulian pada kelestarian alam. Sementara, tantangan yang dihadapi dalam implementasi Metode POS ini adalah dibutuhkan kejujuran dari peserta didik dalam penyelesaian lembar tugas pada setiap pos karena terbatasnya mobilitas yang dilakukan guru. 

Selain itu, akan ada kesulitan bagi peserta didik yang memiliki kelemahan pada aspek literasi dan numerasi sehingga tugas yang dilakukan tidak berjalan dengan maksimal. Solusi yang diberikan yakni dorongan untuk bertindak secara jujur dan memperbanyak latihan dalam penyelesaian soal-soal berstandar AKM.   

Adapun prosedur penerapan Metode POS yang menyenangkan pada saat belajar Penjas dilakukan 3 tahap. Langkah pertama adalah Persiapan. Pada tahap ini, guru mengawali pembelajaran dengan berdoa, presensi memberikan motivasi, apersepsi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran lalu diakhiri dengan streaching dan pembagian kelompok. Tahap kedua yakni Pelaksanaan. Guru mulai memberikan kartu kontrol berisi koordinat yang akan dilalui peserta. Pada tahap ini jalur yang dibuat sistem acak guna menghindari penumpukan tim saat memasuki pos. 

Pada perinsipnya pos yang diberikan pada setiap tim itu lokasi dan jumlahnya sama. Pada setiap pos tugas yang diberikan berupa melakukan keterampilan gerak atau mengerjakan soal pengetahuan berdasar materi yang diajarkan hingga tuntas sebagai syarat menuju ke pos berikutnya.

Tahap akhir Evaluasi. Tahapan yang merefleksi perjalanan masing-masing tim dengan dibuktikan sebuah laporan yang dipersentasekan sembari memberikan reward bagi tim yang tercepat, tercerdas dalam penyelesaian tugas, dan tim yang memiliki daya juang mumpuni. Sebagai salah satu gambaran materi Penjas yang dikemas dalam Metode POS adalah Materi Kebugaran Jasmani. Dalam setiap POS terdapat pembagian komponen kebugaran jasmani yang wajib dikerjakan dalam lembar tugas oleh masing-masing tim.

Semisal, Pos 1 adalah latihan kecepatan maka keterampilan gerak yang dilakukan berupa lari angka 8 dan mengerjakan soal yang berkaitan dengan kecepatan dan lari angka 8. Begitupun Pos 2 berupa latihan kekuatan otot, maka peserta didik melakukan push up, sit up, dan back up. Pos berikutnya pun mengurai komponen kebugaran jasmani lainnya.

Rencana tindak lanjut dari berbagai evaluasi pembelajaran yang dilakukan mengantarkan Metode POS ini dapat diterapkan pada setiap mata pelajaran, karena tingkat partisipasi, keaktifan, serta hasil belajar dapat meningkat. Selain itu, skema atau variasi proses pembelajaran dapat disesuaikan berdasar tingkatan kelas mulai level rendah hingga HOTS. 

Tentunya, hal tersebut sejalan dengan arah kebijakan saat ini dalam memajukan pendidikan Indonesia dengan menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid dengan mengutamakan perinsip well-being. Ki Hajar Dewantara, mengatakan, Apapun yang dilakukan oleh seseorang itu, hendaknya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsanya, dan bermanfaat bagi manusia pada umumnya. Konsep Belajar Penjas itu Menyenangkan dengan Metode POS, menjadi harapan untuk dapat memberi manfaat bagi penulis pribadi, peserta didik di sekolah, dan kemajuan pendidikan Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun