Kepuasan, pencapaian pekerjaan yang sesuai dengan pemilihan cita-cita akan memberikan dampak yang berarti bagi anak muda Jeneponto yang baru saja dilantik sebagai prajurit TNI, begitupun orang tua turut berbangga atas pencapaian anak mereka yang begitu mengangkat derajat keluarga di tengah-tengah lapisan masyarakat yang heterogen. Hal inipun sejalan dengan tingkat kepercayaan publik tertinggi yang didapat oleh institusi TNI dalam berbagai sumber lembaga survei yang kredibel. Â
Keempat unsur tersebut merupakan faktor penting yang dijadikan referensi anak muda Jeneponto selama ini sebagai aktor utama dan ada orang tua sebagai pemeran pendukung dalam pencapaian cita-cita dan masa depan anak mereka. Untuk diketahui pula, besarnya motivasi menjadi faktor yang tidak tertandingi karena memberikan dorongan dalam berpikir positif sebagai landasan pacu dari tindakan yang dilakukan.
Motivasi yang kuat itulah sebagai penentu keberhasilan karir semua prajurit TNI yang berasal dari Kabupaten Jeneponto. Selain itu, ada opini dari masyarakat untuk memilih menjadi tentara karena dianggapnya hal tersebut adalah pekerjaan yang cepat serta nampak dirasakan hasilnya ketimbang harus kuliah yang ujung-ujungnya menganggur juga.
Seorang kerabat yang kebetulan senior TNI yang sudah berkecimpung dalam dunia militer selama 34 tahun dan sekarang berdinas sebagai pelatih pada sekolah pendidikan TNI-AD di Malino, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, menuturkan, sepanjang karirnya mendidik siswa calon tentara pada institusinya tersebut, setiap angkatan pendidikan pasti saja ada calon prajurit asal Jeneponto yang dilantik.
Bahkan, dalam angkatan tertentu prajurit asal Jeneponto menjadi kelompok besar dan menjadi siswa terbaik. Merekapun kadang terpilih dalam tahapan pendidikan lanjutan pasukan khusus karena kemampuan hebat yang dimilikinya. Dari Trimatra yang ada dalam tubuh TNI (darat, laut, dan udara), matra TNI-AD termasuk yang paling besar mendapat suplai prajurit berketurunan Jeneponto.
Senior TNI itu menambahkan, untuk satuan-satuan militer yang tersebar dari Sabang-Merauke dijamin olehnyaSZ;: terdapat anggota TNI yang berasal dari Kabupaten Jeneponto. Mereka-mereka itu (prajurit TNI asal Kab. Jeneponto) telah menjaga kemudi dari berbagai terpaan angin dan tak surut kembali sebelum misi ditunaikan hingga tuntas, mereka turut mengharumkan nama daerahnya.
Hebatnya Tentara Turatea karena Sentuhan Guru yang Mulia
Kepiawaian dan ketangguhan Tentara Turatea sudah tidak diragukan lagi kapasitasnya. Ada darah Makkasau, pejuang kemerdekaan RI asal Jeneponto yang mengalir dalam urat nadi Tentara Tanah Karaeng (prajurit TNI keturunan Jeneponto) selama ini. Seperti yang dikutip dalam berita online Tribun Jeneponto (17-02-'16), yang menuliskan sepak terjang Makkasau di zaman pendudukan kolonial Belanda yang jarang diketahui oleh publik. Â
Dituliskan, Makkasau dikenal dengan julukan Gerilya Anti Pelor Turatea (Gaptur) yang diceritakan oleh kerabatnya, ia (Makkasau) pernah berhasil lolos dalam sergapan musuh ketika mencoba melempar granat guna menghalau pergerakan rombongan pasukan KNIL Belanda. Disebutkan pula, Makkasau punya kemampuan menghilang dan kebal terhadap peluru karena memiliki jimat pelindung pada seragam kebesarannya.
Sekelumit cerita Gerilya Anti Pelor Turatea tersebut menjadi kisah heroik yang memberi nilai luhur seorang guru perjuangan asal Jeneponto yang bersedia mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan kemerdekaan bangsanya. Tak ayal, di manapun berdinas, tentara berdarah Jeneponto begitu disegani dan dihormati oleh tentara di luar asal daerahnya.
Sudah menjadi identitas menonjol bagi Pak Daeng sapaan yang kerap terdengar dalam lingkungan militer untuk tentara asal Kabupaten Jeneponto di berbagai daerah tempatnya bertugas. Ini tak lepas dari asal-muasal karakter tersebut tumbuh dan terbangun yang menjadikan setiap individu memiliki pengaruh berarti di manapun ia berada. Harus diakui karakter itu telah tertanam dan menjadi pondasi awal sejak usia dini dalam lingkungan keluarga (informal).