Melalui surat edaran Mendikbud No. 4 Tahun 2020 terkait panduan pembalajaran di rumah selama masa pandemi Covid19 mengharuskan guru untuk tidak membebani peserta didik melalui tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum sebagai syarat kenaikan kelas maupun kelulusan.
Pola pembelajaran di rumah pastinya memiliki tantangan tersendiri tak terkecuali Guru Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani (Penjas) yang notabene aktivitasnya dominan dilakukan melalui aktivitas fisik di luar ruangan melalui pembimbingan secara langsung agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sebagaimana mestinya.
"Kurikulum Covid-19" menjadi ruang kreativitas guru dalam proses belajar mengajar di rumah melalui turunan program pembelajaran yang variasi tugas/aktivitasnya disesuaikan dengan minat dan kondisi siswa, serta mempertimbangkan kesenjangan akses dan fasilitas belajar di rumah guna terciptanya pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar bermakna bagi peserta didik.
Dalam PBM, Mapel PJOK sudah memasuki kompetensi dasar, 3.1 Menganalisis keterampilan gerak rangkaian aktivitas olahraga senam ritmik untuk menghasilkan koordinasi yang baik dan 4.1 Mendemonstrasikan hasil analisis gerakan rangkaian aktivitas olahraga senam ritmik untuk menghasilkan koordinasi yang baik.
Baca juga : Dampak Siswa Dalam Penggunaan Gadget pada Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19
Materi aktivitas ritmik pun tidak begitu berubah secara signifikan dari indikator pencapaian kompetensi yang sudah ditetapkan terdahulu.
Yang berbeda hanyalah desain pembelajaran dan strategi yang diterapkan berdasar panduan pembelajaran Covid-19.
Strategi pembelajaran yang diterapkan menitiberatkan pada penguatan Literasi Jasmani peserta didik selama belajar di rumah dengan tujuan memperkuat imunitas peserta didik dalam upaya pencegahan Covid-19.
Senam Tik Tok adalah solusi penyesuaian Kurikulum 2013 dalam menuntaskan kompetensi 3.1 dan 4.1. Di mana lanjutan materi ini sudah memasuki tahapan penilaian praktik melalui metode Project Learning.
Cegah Covid-19 dengan senam TikTok
Bermain Tik Tok sekarang lagi diganrungi oleh kalangan pelajar sehingga penggunaan secara bijak pada media sosial ini efektif dijadikan sebagai ruang belajar dalam mengakomodir aktivitas gerak mapel PJOK di tengah masa pandemi.
Senam Tik Tok akan menciptakan kreativitas peserta didik karena metode pembelajarannya menggunakan Project Learning yang membutuhkan waktu lumayan panjang sehingga sangat efisien penerapannya dalam intruksi belajar di rumah sekarang ini.
Peserta didik diberikan ruang kebebasan sebebas-bebasnya (Merdeka Belajar) dalam menciptakan karya, di mana mulai dari perencanaan dan penyusunannya dilakukan secara mandiri sesuai kadar kemampuan masing-masing peserta didik.
Baca juga : Peran Teknologi Melalui Informasi dalam Pembelajaran Daring di Tengah Masa Pandemi Covid-19
Dimulai dari menciptakan gerak dengan perinsip aktivitas ritmik berupa gerakan pemanasan, inti, dan pendinginan. Selanjutnya, peserta didik akan memilih musik yang tepat berdasar tahapan rangkaian gerak yang dibuatnya menggunakan aplikasi editing musik.
Peserta didik pun mengapresiasi secara positif metode belajar yang diterapkan ini, bagi kalangan pelajar, istilah Tik Tok menjadi menu kekinian yang wajib mereka ketahui sebagai bagian dari generasi milineal.
Belum lagi, ruang koordinasi yang dibangun antara guru dan siswa menggunakan aplikasi Whatshapp, tentunya sangat mudah dan hemat di balik keterbatasan bantuan kuota yang diberikan secaran gratis oleh pihak sekolah.
Proyek yang dibuat sebagai tugas menyesuaikan akses/fasilitas belajar di rumah, di mana bukti atau produk yang dikirim via aplikasi ke kontak guru atau/grup kelas diberi penilaian umpan balik bersifat kualitatif, tanpa harus berupa skor/nilai kuantitatif.
Sebagai Guru Garis Depan yang ditugaskan mencerdaskan kehidupan bangsa, metode pembelajaran Senam Tik Tok yang diterapkan pada peserta didik, menjadi konotasi positif dalam implementasinya, baik dalam hal penggunaan aplikasi.
Begitu pun juga seni gerakan yang ditampilkan berfokus pada penanaman Literasi Jasmani karena tujuan yang ingin dicapai sejalan dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Yang menarik dari pembelajaran ini adalah, guru mampu mengidentifikasi peserta didik yang memang betul-betul berbakat dalam hal kreativitas seni gerak yang ditampilkan, termasuk kemampuan peserta didik dalam editing musik pengiring gerakan yang unik dan menarik.
Baca juga : Pentingnya Kerja Sama Guru dan Orang Tua Murid dalam Melaksanakan Pembelajaran Daring
Bahkan, ada peserta didik yang kurang percaya diri dalam sesi demonstrasi di sekolah, malah menjadi sangat percaya diri tampil di depan kamera.
Di masa pandemi ini tantangan pembelajaran semakin kompleks, kreativitas guru menjadi bekal utama dalam mengelola sistem pembelajaran berbasis daring dengan harapan dukungan fasilitas belajar dan akses yang laju.
Hal ini pun menjadi bekal bersama dalam persiapan menuju pendidikan abad 21 dengan menjadikan digitalisasi pembelajaran menjadi hal yang penting.
Oleh karena itu, literasi digital terus didorong, apalagi kecakapan abad 21 peserta didik menjadi landasan utama yang perlu ditanamkan sejak dini sebagai bekal masa depan mereka guna terciptanya generasi emas Indonesia.
Salam Merdeka Belajar untuk kita semua dan salam Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H