Saya adalah seorang pengajar freelance untuk sebuah LBB di kota Surabaya, dan di tugaskan membimbing adik-adik kelas 12IPA (kelas 3 SMA) untuk mempersiapkan diri menghadapi Ujian sekolah, UNAS, ataupun nantinya test masuk PTN.
3 minggu yang lalu, saya menggantikan seorang pengajar lainnya yang berhalangan untuk bertugas. Bukan hal yang aneh buat saya, karena memang punya spesialisasi seperti itu.
namun hari itu sedikit berbeda, materi yang sudah disampaikan di kelas itu sudah jauh meninggalkan materi kelas-kelas lainnya, ibaratnya kalau kelas yang "normal" baru awal bab 2, kelas ini sudah selesai bab 2. dan saya punya pikiran positif, bahwa kelas ini memang dihuni adik-adik yang punya speed berpikir diatas rata-rata.
namun semuanya berubah 180 derajat, saat saya mulai mengajar di kelas itu, saya langsung menyesuaikan diri dengan langsung tancap gas...tanpa ba bi bu, saya melakukan review bab ini yang sudah hampir selesai (untuk kelas ini). tapi semua murid hanya terbengong dan terdiam tanpa satu kata pun.
saya mulai menaruh curiga, apa saya yang terlalu cepat menjelaskan atau memang mereka takjub pada kemampuan mengajar saya (sedikit sombong)...kemudian saya bertanya pada mereka:
kenapa? ada yang tidak paham? silahkan ditanyakan, atau mungkin ada yang ketinggalan...
sekali lagi mereka terdiam, kemudian saya mencoba mengulang sebuah hal yang sangat sederhana dan menjadi dasar pemikiran pada bab ini...ternyata mereka semua mulai banyak bertanya, dan salah satu pertanyaan yang membuat saya terkejut, terkesima, dan nyaris tak percaya adalah:
"mas elektron itu muatannya apa yah?"
jleb, saya sempat terdiam beberapa saat, kemudian menjawab keraguan siswa saya itu.
yang membuat saya seperti itu adalah, bahwa hal muatan elektron adalah minus (-) adalah dasarnya dasar bab ini, yang seharusnya sudah sangat mereka pahami dari awal. Bahkan di tingkat SMP pun seharusnya mereka sudah sangat pahami.
saya tidak ingin mengatakan siswa saya bodoh atau apa, namun setelah saya tanyakan ke beberapa rekan kerja, mereka mengatakan hal yang hampir serupa yakni siswa tersebut selalu bertanya pada hal-hal yang luar biasa, dan terkadang bukan porsinya untuk anak SMA. istilahnya, bertanya setinggi langit dan sedalam samudera.
Saya tidak akan melarang siapapun yang ingin mengetahui dalamnya samudera, tingginya langit, ataupun luasnya bumi, namun satu hal saja yang saya harapkan pada semua siswa saya dan mungkin semua siswa di bumi Nusantara ini (bahkan mungkin mahasiswa) : jangan pernah lupakan ilmu dasarnya, dengan menguasainya anda bisa melakukan hal-hal yang hebat.
Saya juga sangat yakin, bahwa prinsip ini tidak hanya berlaku di disiplin ilmu saya saja, namun pada hampir semua disiplin ilmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H