Mohon tunggu...
Adriel Raihan
Adriel Raihan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Jurnalistik yang baik dan murah senyum

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterkaitan Retorika dalam Dakwah

1 Juli 2024   20:45 Diperbarui: 1 Juli 2024   20:51 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Syamsul Yakin dan adriel raihan

Retorika dalam dakwah digunakan agar pesan dakwah menjadi atraktif, menarik, dan estetis. Dakwah memerlukan retorika sebagai seni berkomunikasi secara verbal dan nonverbal. Tanpa dakwah retorika, bagaikan sayur tanpa garam, hambar dan kurang menarik.

Retorika dakwah juga digunakan untuk memastikan isi ceramah berbobot. Dalam retorika, pesan harus disampaikan dengan bahasa baku, berbasis data, dan riset. Ceramah yang berbobot sejalan dengan audiens yang semakin rasional dan kritis.

Selain itu, retorika dakwah digunakan agar pesan dakwah lebih informatif, persuasif, dan rekreatif. Ketiga tujuan tersebut adalah inti dari retorika. Dengan demikian, pesan dakwah seperti akidah, syariah, dan akhlak dapat diterima dan dipahami oleh audiens, yang merasa disajikan dengan menu lengkap.

Tak kalah pentingnya, retorika dakwah digunakan agar dai menerapkan pathos, logos, dan ethos dalam berdakwah. Tiga jenis retorika yang diperkenalkan oleh Aristoteles ini meningkatkan performa dai dan memberikan efek positif pada respons audiens. Metode dakwah apapun yang digunakan, harus menyertakan pathos, logos, dan ethos.

Retorika dakwah dianggap penting karena mempertimbangkan audiens yang berkembang menjadi mad'u online. Untuk menjangkaunya, retorika memperkenalkan komunikasi nonverbal, yaitu berdakwah melalui perangkat digital. Dalam komunikasi nonverbal, dai dapat berdakwah dengan menggunakan gerakan tubuh dan bahasa tubuh baik secara tatap muka maupun virtual.

Terakhir, retorika dakwah penting karena berdakwah memerlukan tahapan. Dalam retorika, terdapat lima tahapan pidato yang dapat digunakan dalam berdakwah: penemuan (inventio), penyusunan (dispositio), gaya (elocutio), memori (memoria), dan penyampaian (pronuntiatio). Dalam ilmu dakwah, lima tahapan ini disebut teknik dakwah.

Dakwah retorika dipahami sebagai dakwah yang isinya hanya berupa retorika semata. Dakwah retorika didedikasikan untuk tujuan tertentu, seperti prestasi politik, pencapaian ekonomi, dan gengsi sosial. Dakwah retorika lebih sebagai alat yang dieksploitasi dengan gaya bicara yang memukau.

Oleh karena itu, dakwah retorika harus dihindari dengan beberapa pertimbangan. Pertama, dakwah adalah amanah dari langit. Banyak ayat al-Qur'an dan hadits Nabi yang dapat dirujuk untuk menjelaskan hal ini. Menjadikan dakwah sebagai retorika semata akan menghilangkan ruhnya.

Kedua, dakwah adalah ibadah ghair mahdhah yang memberikan efek positif bagi manusia di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, siapapun yang berdakwah harus berlandaskan niat yang benar. Dakwah adalah tujuan antara, tujuan sebenarnya adalah meraih ridha Allah dan rahmat-Nya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun