Jumat (9/3/2018) pagi merupakan hari yang bersejarah dalam hidup saya. Kesan itu sangat mendalam sehingga tak dapat diungkapkan dengan kata-kata karena dengan sengaja saya berjalan kaki menyusuri setiap sudut bangunan yang ada di Jakarta. Dari Mangga Besar Raya, daerah Taman Sari Jakarta Barat menuju Monumen Nasional (Monas) di jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
Sebelumnya, saya tiba di Jakarta Rabu (9/3/2018) malam, kemudian menginap di kawasan Mangga Besar Raya bemodal rekomendasi dari seorang teman yang sudah lama merantau ke ibukota Jakarta, Bang Farel Austyn yang dikenal dengan Panglima Baonk, ahli Spritual dan pecinta budaya Dayak.
Karena kelelahan dan tak tahu mau ke mana, keesokan harinya saya manfaatkan waktu hanya untuk beristirahat namun saya berinisiatif untuk membuktikan bahwa saya sanggup menaklukkan ibukota pada hari Jumat (keesokan harinya) karena selama beberapa kali ke Jakarta saya hanya mengikuti arahan petunjuk undangan kegiatan dari pihak kementerian yang mengundang untuk mengikuti kegiatan kedinasan.
Dan semua perjalanan itu direalisasikan dengan menghubungi jasa seorang supir taxi artinya ke manapun arah tujuan yang akan dituju saya menggunakan jasa layanan taxi dengan tarif menyesuaikan dengan jam kerja sang supir.
Arah perjalanan pertama saya bermula dari jalan Mangga Besar Raya, atau di seberang hotel Astika kemudian menuju jalan Taman Sari Raya lurus terus ke jalan Taman Sari, di ujung jalan Taman Sari saya memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil menikmati semangkok mie ayam yang katanya khas Jakarta.
Setelah menikmati semangkok mie ayam saya kemudian melanjutkan perjalanan ke jalan Pecenongan hingga ke jalan Ir. H. Juanda, berbelok sebelah kiri menuju jalan Veteran III hingga ke ketemulah jalan Medan Merdeka Utara, kemudian jalan Silang Monas Barat Laut dan berakhir ke jalan Tugu Monas tepat di pintu masuk Tugu Monas. Perjalanan itu berjarak kurang lebih 3,5 km dengan waktu tempuh kurang lebih satu jam setengah.
Di dalam perjalanan itu saya sempat kebinggungan ketika hendak menyeberang ke jalan Medan Merdeka Timur karena sesuai petunjuk arah di Google Map, saya harus menyeberang ke perempatan lampu merah dengan kondisi ramai kendaraan hingga membuat saya memutuskan untuk bertanya kepada salah satu petugas Satpam yang berjaga di depan gedung bertingkat di kawasan tersebut.
Dari arahan petugas itu, saya pun harus berbalik arah untuk mencari penyeberangan. Namun untuk menyeberang, sebagai pejalan kaki kita harus menekan tombol kuning pada salah satu tiang lampu merah.
Ketiga, apakah saya sudah menaklukkan ibukota, jawabannya belum, karena saya belum paham benar situasi kota Jakarta walau sudah bermodalkan Google Map. Hehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H