Mohon tunggu...
Adrianus Bareng
Adrianus Bareng Mohon Tunggu... Guru - Mengabdi Pada Nilai

Guru Bahasa Indonesia,Penulis,Pegiat Literasi di SMP Frater Maumere,Flores NTT

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pesta Demokrasi dan Pesta Paskah

21 April 2019   03:10 Diperbarui: 21 April 2019   03:43 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pesta demokrasi sebuah hajatan bersama tanpa memandang suku,agama,dan ras.

Tahun ini pesta demokrasi beriringan dengan Pesta Paskah.

Pesta Demokrasi telah usai pada tanggal 17 April 2018.

Besoknya Pesta Paskah dimulai hari Kamis,Jumad,dan Sabtu serta Minggu sebagai puncak peringatan paskah

Pesta demokrasi yang paling ramai memicu emosional masyarakat adalah Pilpres dan Partai peserta pemilu berdasarkan hitung cepat.

Tetapi,yang paling heboh adalah pilpres.Memilih orang nomor satu yang akan menjadi pemimpin bangsa ini.

Kalau pesta paskah bagi agama Kristen dan Katolik adalah sebuah proses kemenangan atas maut atau kematian.

Karena iri hati dan dengki,penghasutan,peninggian diri,kedegilan hati manusia

Kristus Yesus bangkit mengalahkan semuanya.Hutang dosa terhapus melalui darah dan luka-luka pada tubuhnya

Sebuah pengurbanan melalui penderitaan melalui lambang salib.Lambang kemenangan dan kedamaian.

Semoga pesta demokrasi yang sudah dan hampir mencapai puncak memenangkan rakyat yang telah memilih presiden terbaik

Pemimpin yang yang bangkit menghalau kegelapan dan kecemasan bangsa ini dari ancaman kerukunan dan kedamaian bangsa yang kaya keberagaman 

Demokrasi yang menyenangkan akan membawa kebangkitan serta kedamaian bangsa ini dalam perjalanan menuju keadilan dan kesejahteraan bersama.

Selamat pesta Demokrasi dan Pesta Paskah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun