Â
Oleh Adrianus Bareng
Â
Di balik tirai bambu ruangan kelas
Aku termangu seperti kehilangan harapan
Sementara angin sepoi lembut menghembus
Membelai raga dalam gegap lamunan
Gemuruh hasrat bergelora dalam nadi
Tentang sebuah cita-cita yang dahulu telah terpatri
dalam relung hati nan abadi.
dalam gegap zaman...aku setengah terjaga
pada suara seruak dari bilik bambu
"perangi kemiskinan,berantas kebodohanÂ
wajibkan diri berpendidikan,Â
jadi insan yang berkarakter unggulÂ
mengukir prestasi negeriku..
tetap dalam bingkai keutuhan berbangsa "
...
Suara itu laksana deru mesiu
Menyingkap tubir segala bentuk kemalasanku
Lalu, aku benar - benar terjaga
Kulihat matahari berdiri tegak
Laksana menyelidiki hingar bingar bumi
Keceriaan wajah polos para sahabat
Tetap terpelihara di bawah terik mentari
Aku berdiri melangkah dengan dada kelana
Menghirup udara melepas lara
Menatap haru biru langit
Menyambung asa yang hampir pupus
Kini hari pun berganti
Suara itu kembali menyeruak...
"Bercak-bercak noda sistem pendidikan
Soal ujian bocor,nyontek,plagiarisme,ijazah palsu,kampus illegal
Aku menatap ibu pertiwiku berwajah sendu
Aksi protes bertubi-tubi
tuntutan kesejahteraan menderu nan sayu
Air mata anak negeri menggenang bumi republik
Kembalikan senyum ibu pertiwi
agar tegak menatap langitÂ
Merubah pandang membarui pendidikan
Hari masih pagi
Cahaya fajar belum segarang sengatan listrik
Suara itu bak fajar yang baru menyibak
Seperti aku yang masih belia dalam dunia pendidikan
Suara itu menggugat hati dan kepalaku
Tentang bagaimana seharusnya menjadi peserta didik yang bermoral
Tanpa mendustai harum merbak pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H