Dalam perbedaan-perbedaan yang ada, kita dapat melihat pasti terdapat benturan atau masalah yang ada diantara dua daerah tersebut. Baik antar daerah di satu negara, maupun antar negara.Â
Masih banyak pemikiran bangsa Indonesia yang berpikir bahwa kita harus meninggalkan nilai budaya khususnya agama. Masyarakat semakin memahami bahwa budaya beragama yang masih sama seperti dulu, harus bisa beradaptasi dan mengikuti perkembangan zaman.Â
Namun, di sisi lain, budaya beragama tidak dapat dihilangkan maupun ‘dibaharui’, karena hal tersebut yang menjadi kearifan lokal suatu daerah. Maka dari itu, kita perlu meninggikan rasa toleransi kita agar tidak menghilangkan budaya yang sudah ada, dan tetap mengikuti perkembangan zaman dengan memegang teguh kepercayaan atau agama masing-masing.Â
Kita juga harus memahami adanya kemungkinan konflik yang terjadi, yang mengharuskan kita memilih nilai agama atau budaya dalam masyarakat. Hal ini masih menjadi pertanyaan yang besar jika dipahami.Â
Kita tidak dapat meninggalkan salah satu nilai hanya karena kita tidak erat dengan salah satunya. Solusi yang ada saat ini hanyalah kompromi dan toleransi, sehingga budaya mengalami penyesuaian yang mendorong lahirnya budaya baru. Agama dan budaya jangan dibenturkan tapi perlu dicari titik persamaannya (Masri, 2021).Â
Dalam buku Communication Between Cultures oleh Samovar (2017), dijelaskan juga ada beberapa strategi dalam menghadapi multikultur di dunia. Salah satunya adalah meningkatkan obrolan atau perbincangan tentang kultur, dan memahami latar belakang tiap individu.Â
Kita perlu meningkatkan obrolan topik kita tentang kultur, agar dapat meningkatkan kesadaran akan perbedaan yang ada. Latar belakang tiap individu perlu diketahui dan dipahami, agar kita dapat berhati-hati dalam berbicara. Kita juga terkadang perlu mengeksplor latar belakang mereka, agar kita memahami perbedaan yang kemungkinan ada di budaya kita dan mereka.
Dari berbagai pemaparan tersebut, disimpulkan bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang memengaruhi tingkat pengetahuan dan pola pikir manusia. Kebudayaan pasti akan selalu berkembang, dari bentuk yang primitif hingga modern (Azis, 2021). Pada akhirnya, kita perlu meningkatkan toleransi kita terhadap perbedaan-perbedaan tersebut, agar interaksi antar budaya yang terjadi tidak terhalang.
Azis, St. A. (2021, March 12). Opini: Perspektif Nilai-Nilai Budaya Lokal dan Hubungannya dengan Agama. IAIN PAREPARE. https://www.iainpare.ac.id/opini-perspektif-nilai-nilai-budaya-lokal-dan-hubungannya-dengan-agama/
Bauto, L. M. (2016). PERSPEKTIF AGAMA DAN KEBUDAYAAN DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA (Suatu Tinjauan Sosiologi Agama). JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL, 23(2), 11. https://doi.org/10.17509/jpis.v23i2.1616
Mahfuz, A. G. (2019). Hubungan Agama dan Budaya. Tawshiyah: Jurnal Sosial Keagaman Dan Pendidikan Islam, 14(1), Article 1. https://doi.org/10.32923/taw.v14i1.1143