Guru harus dituntut menguasai pengetahuan sastra, teori, sejarah, dan kritik sastra dengan seksama dengan mengikuti perkembangannya dari waktu ke waktu. Mencintai sastra secara pribadi dengan tulus berpengaruh juga agar lebih semangat dalam pengajaran sastra. Apresiasi yang mendalam mengenai suatu karya sastra dapat menjadi pegangan dalam membimbing siswa untuk mengenal sastra.
Cara pengemasan pengajaran sastra harus dilakukan lebih variatif dan menarik. Mungkin ini agak sedikit popular (pop). Pengemasan ini dirasa sangat perlu, mengingat dunia mereka penuh dengan warni-warni kehidupan yang ngepop. Lalu kenapa tidak ketika mengajarkan sastra mencoba mengenalkannya secara ngepop tanpa menghilangkan esensi sastra itu sendiri. Misalnya mengenalkannya pada syair-syair lagu pop yang sekarang ini sering memakai puisi sebagai andalan lagu seorang penyanyi atau grup band. Mudah-mudahan siswa-siswa tadi menjadi tertarik untuk mempelajari dalam lebih dalam lagi.
Peran guru salah satunya seperti Kang Erwan patut diperhatikan dalam mengembangkan sastra di sekolah. Pelajaran sastra yang diberikan menjadi lezat dengan porsi yang tepat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H