Mohon tunggu...
Adrian Indra
Adrian Indra Mohon Tunggu... Editor - Pengamat Politik

Pimpinan Redaksi www.juliet1news.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Memahami Sudut Pandang Lukas Enembe yang Mengimbau Penarikan Pasukan TNI/Polri di Nduga

25 Desember 2018   22:39 Diperbarui: 26 Desember 2018   05:55 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernyataan Gubernur Papua Lukas Enembe yang meminta agar pasukan TNI dan Polri ditarik dari Nduga telah merembet ke mana-mana dan telah menjadi suatu polemik yang pelik. 

Lukas Enembe adalah seorang Politikus dan Pemimpin daerah yang kawakan. Beliau pasti mempunyai suatu sudut pandang dan alasan yang kuat jika melontarkan suatu penyataan atau usulan kepada pemerintah Pusat atau kepada Presiden.

Bukan kali ini saja, penyataan Gubernur Lukas Enembe yang diplintir ataupun diterjemahkan dengan susdut pandang yang lain oleh pihak-pihak tertentu.

Suatu berita atau suatu pernyataan yang dibaca sepotong-sepotong atau dibaca dengan sudut pandang yang lain, sudah pasti akan menghasilkan suatu interprestasi yang berbeda.

Mari kita analisa, apa penyebab atau apa alasan dari Gubernur Lukas Enembe sampai menyatakan suatu usulan untuk penarikan pasukan TNI dan Polri ketika menjelang Natal.

A. KARENA KONDISI DI LAPANGAN DAN KEADAAN MASYARAKAT

Wakil Bupati Nduga Wentius Nimiangge mengatakan kepada BBC News Indonesia bahwa tim menemukan dua jenazah di distrik Mbua, satu di distrik Dal, dan satu di Mbulmu Yalma. Ia mengatakan bahwa para jenazah itu merupakan warga sipil yang melarikan diri ke hutan.

Namun Kapendam Cendrawasih Kolonel Muhammad Aidi mengatakan bahwa "tidak bisa dipastikan kalau mayat-mayat itu murni warga sipil" karena mereka ditemukan di lokasi terjadinya penyerangan terhadap pasukan TNI.

Adapun tiga jenazah lain ditemukan dalam keadaan membusuk dan hancur---mereka diperkirakan sudah tewas lebih dari seminggu. Karena tidak memungkinkan untuk dibawa, jenazah-jenazah itu pun langsung dikuburkan.

Menurut Wentius, ditemukan luka tembak pada para jenazah. Mereka diduga tewas akibat kontak senjata antara TNI dan pasukan Organisasi Papua Merdeka (OPM).

"Ini ada medan perang, ada sebab akibat," ujarnya.

Wentius mengaku tidak memiliki informasi tentang identitas keempat korban itu, namun mengatakan bahwa mereka adalah warga yang melarikan diri ke hutan karena trauma.

Wentius mengatakan warga setempat dibuat ketakutan oleh hamburan senjata. Jadi, memang ada masyarakat yang mengungsi. di distrik Yigi memang sebagian masyarakatnya mengungsi ke kampung-kampung sebelahnya, termasuk ke (distrik) Mbua. Mungkin juga sebagian ke hutan, kita tidak tahu juga karena tidak pernah ada pendataan penduduk di sana. 

Awalnya masyarakat hanya sebagian bertahan di kampung. Karena sering terdengar suara tembakan di tempat tersebut dari arah hutan menuju kampung.

Inilah yang mendasari, kenapa Gubernur Lukas Enembe membuat peryataan agar menjelang MOMENT Natal dan Tahun Baru, agar Pasukan TNI dan Polri ditarik untuk sementara waktu, agar masyarakat bisa merayakan natal dengan tenang.

Jelas dalam hal ini, sudut pandang Gubernur Lukas Enembe adalah demi ketenangan masyarakatnya bukan membela kelompok bersenjata.

B. HIMBAUAN GUBERNUR USULAN KETIKA MOMENT NATAL SAJA

Jika ada pihak-pihak yang menyatakan bahwa Gubernur Papua melanggar Undang-Undang dan tidak faham tupoksinya sebagai Gubernur Papua,

mungkin pernyataan itu kurang tepat. Gubernur Lukas Enembe sangat paham bahwa hukum harus ditegakan dan persoalan keamanan NKRI adalah kewenangan pemerintah pusat. Dalam hal ini, Gubernur CUMA USUL dan itupun karena MOMENT NATAL dan Tahun Baru. 

Dan pertimbangan ataupun sudut pandang usulan gubernur itu karena demi masyarakatnya yang banyak mengungsi dan bahkan sudah ada yang menjadi korban.

Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa penyataan Gubernur Papua tersebut mempunyai suatu argumen sudut pandang yang bisa diterima logika dan akal sehat. 

Namun apabila berita yang muncul tersebut tanpa menyebutkan secara lengkap alasannya, sudah pasti bisa menimbulkan berbagai presepsi negatif yang keliru terhadap Gubernur Lukas Enembe. ( Adrian Indra/XII/2018 )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun