Mohon tunggu...
Adriani Galry Adoniram Tobondo
Adriani Galry Adoniram Tobondo Mohon Tunggu... lainnya -

Tulisan dan kata-kata yang baik itu adalah jika dapat mengubah sesuatu jauh lebih baik dari sebelumnya #adrianigalryadoniramtobondo.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemilu Pilpres 2014 dan Demokrasi

12 Maret 2013   11:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:55 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak terasa rakyat Indonesia akan merayakan kembali pesta demokrasi di pentas Pemilihan Umum dalam memilih Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang diselenggarakan pada tahun 2014.  Siapakah Presiden dan Wakil Presiden terpilih nanti di tahun 2014?

Demografi Politik, Jelang Pemilu Pilpres 2014

Indonesia adalah negara kesatuan, memiliki berbagai latarbelakang sosial budaya dan terdiri dari pulau-pulau, berbagai bahasa juga potensi yang beragam pula. Indonesia juga memiliki banyak kekayaan, sehingga tidak heran apabila Negara lain meliriknya kemudian melakukan penjajahan dalam periode tertentu. Salah satu dorongan dari negara lain untuk menjajah ialah faktor ekonomi, mereka dikendalikan oleh lembaga-lembaga ekonomi besar yang tidak hanya berkecimpung pada kegiatan ekonomi tapi sudah terintegrasi pada kegiatan politik dan kegiatan budaya baik memiliki kontak langsung terhadap berbagai "proyek moderenisasi" yang arus utamanya itu adalah bertujuan meng-inkulturasikan sesuatu dan sebagainya maupun memiliki kontak secara tidak langsung yang dilakukan sekedar mendominasi situasi serta kondisi mula-mula di Indonesia.

Implikasinya, Indonesia memiliki "budaya-budaya" baru yang mampu masuk serta menjadi kesatuan utuh dari budaya asli Indonesia. Selain itu, tidak sedikit dari "budaya-budaya" baru berhasil menyingkirkan bahkan menghilangkan budaya asli Indonesia baik di mulai dari tari-tarian budaya seperti dansa di Sulawesi Utara dan Ambon, konstruksi rumah adat dan motif serta bahan baku dan cara pengolahan dalam membuat pakaian adat misalnya kain Fuya yang terbuat dari kulit pohon dengan teknik pembuatan yang luar biasa baiknya, kepemimpinan serta organisasi sosial masyarakat dan organisasi politik lokal, dan sebagainya. Keseluruhan itu menciptakan Indonesia yang baru, Negara Kesatuan Republik Indonesia sekarang ini!

Negara penjajah, akhirnya dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, mendirikan dan membangun gudang-gudang penyimpanan untuk mengamankan hasil rampasan dari berbagai daerah, membuat dan mengolah industri mula-mula dan sebagainya, kemudian mendirikan benteng-benteng di sekitar area perencanaan. Penjajah pun memilih pulau Jawa dan mendirikan kepemerintahannya disitu. Implikasinya tentu ialah pola sentralisasi kekuasaan yang berpusat di Jawa yang menimbulkan efek bersifat multi-dimensi dimana pulau Jawa dapat dilihat menjadi dua hal utama dalam pembangunan selain pulau tersebut berkembang sangat pesat, yakni sangat dilematis dan sangat ironis.

Dilematis pulau Jawa terletak pada pilihan sendiri apakah menolak segala sesuatu yang ditawarkan pada perencanaan pembangunan pusat-pusat pertumbuhan atau menerimanya; jika menolak sudah pasti harus menanggung akibat dari sikap-sikap penolakan saat itu dan ketika menerimanya maka pulau Jawa harus bersiap diri menghadapi ketidak beresan tata kelolah pembangunan, marginalisasi yang besar dimana tidak memungkinkan untu berkembangannya daya akses dan peluang yang besar pula ~ ini hanya dimiliki oleh orang-orang yang memiliki modal besal pula bukan wong cilik, serta pulau Jawa mengalami degradasi lahan dimana pemukiman dilihat "sulit bernafas" demikian juga masalah lain seperti polusi, pertumbuhan penduduk karena aspek daya tarik kota-kota pertumbuhan yang mengakibatkan tidak diperlukannya banyak tempat untuk dibangun sehingga pohon-pohon harus dikorbankan.

Ironisnya ialah angka-angka kriminalitas meningkat tajam dan frekwensi yang besar dari masalah-masalah bencana alam harus dihadapi setiap saat oleh masyarakat di beberapa daerah Pulau Jawa antara lain banjir!

Dalam perkembangannya, ketika sudah merdeka, pulau Jawa mengalami pertumbuhan pesat. Dari aspek penduduk, di pulau Jawa terbilang besar, aspek kuantitas itu akhirnya mempengaruhi sekian banyak opini bahwa "Indonesia hanya dimiliki orang Jawa". Benarkah demikian?

Salah satu hal yang menarik bagi saya untuk melihat atau memahami opini itu adalah terletak dari kekuatan politik dibalik pasangan CAPRES-CAWAPRES; jika pasangannya INDONESIA TIMUR-BARAT dimana Capres berasal dari INDONESIA TIMUR dan pasangan CAWAPRESnya berasal dari INDONESIA BARAT maka kemungkinan besar akan memperoleh kemenangan tapi akankah CAWAPRES-nya bisa menerima tawaran itu dan apakah dapat memenangkan kondisi? Jika pasangannya berasal dari INDONESIA BARAT-INDONESIA TIMUR dimana CAPRES-nya berasal dari INDONESIA BARAT maka kemungkinan besar akan memperoleh kemenangan tapi akankah CAWAPRES-nya dari INDONESIA TIMUR bisa menerima tawaran itu dan akankah memenangkan kondisi? Sebaliknya yang terjadi kemenangan absolut atau dimungkinkan menang memperoleh suara yang banyak apabila pasangan CAPRES-CAWAPRES sama-sama berasal dari INDONESIA BARAT yang berlatar-belakang dari Pulau Jawa tentunya. Sehingga hal ini tentu saja salah satu alasan untuk mengganggap Indonesia belum layak disebut negara demokratis!

Harapan-harapan Lain

Saya sangat berharap banyak sambil menunggu mujizat besar bahwa rakyat Indonesia bisa mengambil sesuatu dari kemenangan Obama, Presiden Amerika Serikat. Amerika Serikat telah membuktikan sekian kalinya kepada masyarakat dunia bahwa ia benar negara demokratis, meski demikian tentu banyak aspek bisa dilihat bahwa Amerika Serikat bukan negara demokratis tetapi untuk konteks Pemilu Pilpres di Amerika Serikat itu sudah mewakili pandangan bahwa Amerika Serikat layak dikatakan (mungkin 90%) sudah demokratis karena rakyat memilih Presiden dari kulit hitam. Sekarang hanya melihat Indonesia saja, saya juga berharap bahwa pandangan saya tentang Indonesia bukan negara demokratis itu keliru dimana hal ini dibuktikan dengan situasi perpolitikan Pemilu Pilpres tahun mendatang. Dibalik harapan-harapan tersebut, bagi saya yang utama ialah CAPRES-CAWAPRES mendatang bisa membawa Indonesia sejahtera dan bukan membawa Indonesia ke banyak permasalahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun