Program ini memberiku banyak pengalaman pertama yang berharga:
- Menganamnesis pasien di bangsal, menghadapi langsung berbagai macam keluhan.
- Mengamati pemeriksaan fisik dan mencoba memahami pola pikir dokter dalam mengambil keputusan klinis.
- Menyaksikan prosedur operasi dari awal hingga akhir, termasuk operasi periprosthetic interthrocanteric fracture di Departemen Ortopedi dan phacoemulsification di Departemen Oftalmologi.
- Memasang infus ke pasien sungguhan—yang awalnya membuatku gugup, tapi akhirnya bisa aku lakukan dengan baik.
Pengalaman ini benar-benar membuka mataku tentang dunia klinik. Aku semakin sadar bahwa menjadi dokter bukan hanya tentang teori, tapi juga tentang bagaimana kita berinteraksi dengan pasien dan tim medis di lapangan.
Sekarang, aku mulai memikirkan arah masa depanku. Apakah aku akan mendalami Ortopedi, dengan segala tantangan kasus patah tulang dan cedera yang kompleks? Atau mungkin aku lebih cocok di Oftalmologi, membantu pasien mendapatkan kembali penglihatan mereka?
Entahlah. Aku masih belum yakin. Tapi yang pasti, pengalaman ini telah memberiku kepercayaan diri dan motivasi untuk terus belajar dan berkembang. Seperti kata seorang bijak, "Kamu tidak akan bisa menemukan lautan baru jika tidak berani kehilangan pandangan dari daratan." Dan aku bersyukur karena program ini membawaku berlayar jauh hingga aku tidak dapat memandang daratan tempat asalku, yang dengannya aku  menemukan lautan baru nan luas di sana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H