Ada apa gerangan
Hingga di masa kita kini
Manusia berargumen panjang
berdebat tanpa batas;
Untuk apa,
sebenarnya?
Â
Untuk meyakinkan orang lain
ikut memercayai pendapatnya
ialah fitrah manusia;
Namun haruskah silang pendapat itu ada
Hingga ia memecah belah umat
memecah belah bangsa.
Â
Katanya
pendapat-pendapat itu diudarakan
semata agar bangsa ini maju
umat ini bersatu
Tapi ketika tiba hasilnya
mengapa satu sama lain
saling sikut dan menjatuhkan?
Â
Yang satu berujar
"Syukur umat kami lah jawabannya"
Yang lain berujar
"Mau dibawa ke mana masa depan bangsa?"
Bukankah persatuan
tidak akan ada
bila dimulai pengkotak-kotakan
"kami" dan "mereka"
"kita" dan "kalian",
dan bukankah
masa depan bangsa
tidak akan ada
bila pemangku jabatan
tidak didukung sebagian rakyatnya?
Â
Kemenangan kali ini
tidakkah sebaiknya
tidak diperlakukan
sebagai kemenangan sekelompok orang saja
Tetapi juga
kemenangan bangsa
yang boleh jadi sempat berbeda pendapat
Tapi perbedaan pendapat itu
semata ada karena
bangsa ini berkeinginan
untuk maju dan berkembang.
Â
Tidakkah demikian?
-------------------------
Bukan soal mendukung siapa dan mengapa, tapi soal mendukung yang terbaik bagi bangsa.
Menurut saya, mengkotak-kotakkan diri dan saling menjatuhkan ketika telah tiba hasilnya bukan jawaban bagi kebaikan bangsa ataupun persatuan umat.
Benarkah demikian?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H