Mohon tunggu...
Adrian Aja
Adrian Aja Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

keren

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menelusuri Dilema Generasi Sandwich di Era Modern

20 Juni 2024   21:03 Diperbarui: 20 Juni 2024   21:22 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Opini terkait dengan Generasi Sandwhich

Menelusuri Dilema Generasi Sandwich di Era Modern

Di tengah hiruk pikuk kemajuan zaman, muncullah sebuah fenomena sosial yang kian mengkhawatirkan: generasi sandwich. Istilah ini merujuk pada generasi yang terjebak di antara tanggung jawab membiayai orang tua dan anak-anak mereka secara bersamaan. Generasi ini bagaikan sandwich yang terhimpit di antara dua generasi, menanggung beban finansial dan emosional yang tidak ringan.

Realitas Pahit dan Faktor Pemicunya

Generasi sandwich tak jarang harus mengorbankan mimpi dan ambisi pribadi demi memenuhi kebutuhan keluarga. Mereka rela bekerja lembur, menunda pernikahan, atau bahkan mencabut pendidikan demi memastikan kelangsungan hidup orang tua dan anak-anak. Fenomena ini tak jarang memicu stres, depresi, dan kecemasan, menggerogoti kesehatan mental dan fisik mereka.

Berbagai faktor berkontribusi terhadap munculnya generasi sandwich, seperti:

  • Biaya hidup yang tinggi: Kenaikan harga kebutuhan pokok, biaya pendidikan, dan biaya kesehatan memaksa banyak orang untuk bekerja lebih keras dan mencari penghasilan tambahan.
  • Usia pensiun yang panjang: Meningkatnya angka harapan hidup diiringi dengan usia pensiun yang tak kunjung berubah, membuat generasi muda menanggung beban finansial orang tua yang sudah tidak produktif.
  • Kurangnya sistem jaminan sosial: Minimnya program jaminan sosial yang memadai, seperti asuransi kesehatan dan pensiun, memperparah beban generasi sandwich.
  • Norma budaya: Tradisi dan nilai budaya yang menekankan tanggung jawab anak terhadap orang tua menyebabkan generasi muda merasa terikat untuk menanggung kebutuhan orang tua mereka.

Dampak dan Solusi yang Perlu Dipertimbangkan

Dampak generasi sandwich tak hanya dirasakan pada individu, tetapi juga pada masyarakat secara luas. Produktivitas kerja menurun, kesehatan mental terganggu, dan tingkat pernikahan pun terhambat.

Untuk mengatasi fenomena ini, diperlukan solusi komprehensif yang melibatkan berbagai pihak, seperti:

  • Meningkatkan sistem jaminan sosial: Pemerintah perlu memperluas jangkauan dan manfaat program jaminan sosial, seperti asuransi kesehatan dan pensiun, agar meringankan beban generasi sandwich.
  • Meningkatkan edukasi dan literasi keuangan: Masyarakat perlu diedukasi tentang pentingnya perencanaan keuangan dan pengelolaan keuangan yang sehat, agar dapat mempersiapkan diri untuk masa depan.
  • Mendorong kemandirian lansia: Diperlukan program dan fasilitas yang mendukung kemandirian lansia, seperti program pelatihan keterampilan, komunitas lansia, dan akses kesehatan yang mudah.
  • Membangun budaya saling mendukung: Kesadaran dan dukungan dari keluarga, komunitas, dan pengusaha perlu ditingkatkan untuk membantu generasi sandwich dalam menghadapi beban mereka.

Menemukan Keseimbangan dan Harapan Baru

Menjadi generasi sandwich bukanlah pilihan, melainkan sebuah realitas yang harus dihadapi. Namun, bukan berarti mereka harus terjebak dalam lingkaran beban tanpa henti. Dengan dukungan dan solusi yang tepat, generasi sandwich dapat menemukan keseimbangan antara cinta untuk keluarga dan ambisi pribadi mereka.

Mari kita jalin sinergi dan kepedulian untuk membantu generasi sandwich meringankan beban mereka, demi masa depan yang lebih cerah bagi keluarga dan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun