Kami mulai mencicipi hasil panggangan---daging yang empuk dan sayuran yang renyah dengan aroma yang menggugah selera. Beberapa dari kami yang semula hanya duduk diam, mulai bersemangat dan ikut menghidangkan makanan ke atas meja. Kami menikmati BBQ sambil berbincang-bincang tentang berbagai hal: dari kehidupan pribadi hingga rencana-rencana yang ingin kami capai di tahun yang baru. Di tengah-tengah makan, ada yang mulai mengusulkan permainan untuk membuat suasana semakin seru. Kami pun memutuskan untuk bermain permainan papan yang ringan seperti "Monopoly". Tidak jarang, tawa meledak dari meja permainan, karena beberapa pertanyaan atau jawaban yang lucu dari teman-teman kami.
Saat malam semakin larut, kami merasa semakin dekat satu sama lain. Tidak ada lagi pembicaraan formal atau perasaan canggung---hanya kebersamaan dan kenangan yang kami bangun bersama. Saling berinteraksi dengan penuh tawa, menikmati setiap momen yang ada. Bahkan tanpa disadari, kami sudah sangat menikmati waktu yang berjalan.
Ketika hitungan mundur menuju pergantian tahun semakin dekat, suasana semakin meriah. Semua orang sudah siap dengan gelas di tangan, menantikan detik-detik pergantian tahun yang selalu membawa harapan baru. Kami semua berkumpul di halaman belakang rumah, duduk bersama sambil memandang langit yang semakin gelap. Meski tidak ada kembang api besar seperti di pusat kota, kami merasa cukup dengan kebersamaan yang ada di sekitar kami.
"Tahun baru kali ini bakal jadi yang terbaik, teman-teman!" seru Dis, teman saya yang selalu optimis, mengangkat gelas bir-nya. Kami semua ikut tertawa dan menyetujui pendapatnya.
Jam menunjukkan pukul 11.50 malam, dan kami mulai hitung mundur bersama, meskipun sedikit ribut dan penuh tawa. "10... 9... 8..." Suara kami semakin keras seiring detik-detik yang berlalu. "3... 2... 1... Selamat Tahun Baru!!!" Semua orang bersorak riang, mengangkat gelas dan menyalami satu sama lain dengan penuh semangat. Tidak ada pesta mewah, tidak ada hiasan meriah, hanya kebersamaan yang hangat dan penuh keceriaan.
Beberapa teman kemudian menyalakan petasan kecil yang kami bawa, dan meskipun tidak sebesar kembang api di pusat kota, keceriaan kami tidak berkurang. Kami berbagi harapan untuk tahun baru, mengucapkan doa terbaik untuk satu sama lain, dan kemudian kembali ke meja untuk melanjutkan makan. Makanan yang belum habis pun segera habis dilahap karena kami semua merasa nyaman dan lapar kembali setelah merayakan pergantian tahun.
Seiring waktu, malam semakin larut, tetapi semangat kami tetap terjaga. Beberapa teman mulai bercerita tentang perjalanan atau rencana mereka di tahun yang baru, sementara yang lainnya menghabiskan waktu berbicara tentang kenangan lucu yang sudah lama terlupakan. Tidak terasa, waktu berlalu begitu cepat, dan kami merasa malam itu begitu berharga.
Tahun baru kali ini mungkin tidak ada pesta besar, tetapi bagi saya, itu adalah salah satu perayaan terbaik yang pernah saya alami. Kami merayakan malam itu dengan cara yang paling sederhana namun sangat berarti. Kebersamaan dengan teman-teman, tawa yang tak pernah berhenti, dan makanan enak yang dinikmati bersama adalah kenangan yang tak ternilai harganya. Di dunia yang semakin sibuk dan penuh tekanan, momen seperti ini mengingatkan saya betapa pentingnya memiliki waktu untuk berkumpul dengan orang-orang terdekat. Tahun baru tidak selalu harus dirayakan dengan kemewahan, karena yang terpenting adalah bagaimana kita menghargai setiap momen yang kita miliki dengan orang-orang yang kita sayangi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H