Setelah menonton video tersebut, kita  melihat adanya pengelompokan peserta didik. Pengelompokan dilaksanakan bukan tanpa alasan, namun berdasarkan kesiapan belajar (readiness) peserta didik. Asesmen awal dilakukan sebelum pembelajaran dilaksanakan, sehingga akan diketahui apakah peserta didik telah memiliki kemampuan prasyarat, apakah sudah mahir atau belum berkembang. Hasil assesment inilah yang menjadi pertimbangan dalam pembentukan kelompok.
Dalam video tersebut, guru ingin mengajarkan materi mengenai hasil rotasi suatu bangun. Guru  membagi kelas menjadi tiga kelompok belajar setelah melakukan assesment. Kelompok 1 dengan komposisi murid yang memiliki pemahaman konsep yang baru akan berkembang ( tahap awal), kelompok 2 dengan komposisi murid dengan pemahaman konsep yang sedang berkembang (tahap berkembang)  dan kelompok 3 dengan komposisi murid sudah yang mahir (tahap mahir). Selanjutnya guru memberikan materi dan soal yang berbeda-beda pada ketiga kelompok yang ada. Jadi, guru dalam hal ini telah mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik dan mengelompokkan peserta didik berdasarkan kebutuhannya. Dia juga melakukan diferensiasi konten belajar pada peserta didik dalam kelas. Hal yang sudah dilakukan oleh guru sesuai dengan konsep diferensiasi belajar.
Peserta didik di kelompok 1 atau tahap awal, diberikan penjelasan yang detail dalam pembelajaran dan memastikan setiap peserta didik paham akan apa yang guru jelaskan. Peserta didik di kelompok 2 atau tahap menengah, dilakukan fasilitasi proses pembelajaran namun tidak seditail kelompok pertama. Peserta didik di kelompok 3 atau kelompok mahir, guru mengecek jawaban dari soal yang telah dikerjakan dan memberikan motivasi pada peserta didik. Jadi guru telah melakukan diferensiasi proses dalam pembelajaran di kelas.
Bagian video selanjutnya, memperlihatkan guru yang memberikan proses pembelajaran variatif pada setiap kelompok.Proses pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan video diatas sudah cukup baik namun, ada hal yang saya tidak setujui dari praktik pembelajaran diferensiasi yang dilakukan oleh guru dalam video. Â Hal yang saya tidak setuju, ada pada video di detik 4. 46. Â Guru pada bagian itu, menyampaikan tujuan pembelajaran secara ekspositoris (satu arah) kepada peserta didik. Tujuan pembelajarannya adalah siswa mampu menentukan hasil rotasi suatu bangun yang dirotasi dengan sudut tertentu. Â Kita tahu, berdasarkan analisis diagnostik, kelas terdiri dari peserta didik dengan kesiapan belajar yang berbeda-beda. Pemaparan tujuan pembelajaran secara satu arah akan membuat peserta didik yang memiliki kesiapan belajar tahap awal tidak akan memahami makna tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru dengan baik.Â
Sebaiknya, guru dalam menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran perlu memberikan pertanyaan mengenai konsep rotasi yang akan dijelaskan atau dipelajari bersama. Guru bisa mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari peserta didik dan membuat peserta didik connect dengan apa yang akan dibahas . Selain itu guru juga bisa membawa alat peraga berupa benda yang dapat  dirotasi  dan menjelaskan manfaat rotasi  dalam kehidupan sehari-hari. Saya sendiri seringkali melihat fasilitator-fasilitator dalam pelatihan berusaha menumbuhkan minat dan melakukan aktivitas  yang berkaitan dengan materi yang dipelajari sebelum akhirnya menyampaikan tujuan pembelajaran.Â
Saya juga memiliki ketidaksetujuan pada konsep diferensiasi pembelajaran yang dijelaskan guru di awal video. Guru tersebut menjelaskan bahwa diferensiasi pembelajaran dilakukan dengan melihat kesiapan belajar, minat dan profil belajar siswa (gaya belajarnya). Saya memiliki pandangan bahwa teori gaya belajar merupakan teori yang tidak relevan dengan proses pendidikan, dimana siswa diidentifikasi apakah dia merupakan tipe pembelajar audio, visual dan kinestetik atau kombinasinya. Setelah itu, guru mengelompokkan mereka dan memberikan media pembelajaran yang berbeda untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Hal ini keliru karena telah banyak ahli pendidikan yang mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara gaya belajar dengan hasil belajar peserta didik. Guru sebaiknya tidak mengelompokkan siswa berdasarkan gaya belajarnya dan memberikan media pembelajaran yang berbeda pada mereka. Guru sebaiknya menggunakan pendekatan multimoda atau menggabungkan semua media pembelajaran berupa visual, audio, ruang, bahasa dan gerak untuk mengoptimalkan penerimaan informasi oleh peserta didik. Penggunaan multimoda akan membuat peserta didik menggunakan semua panca inderanya dalam memperoleh informasi.
Perubahan yang akan saya lakukan jika saya menjadi guru pada video adalah saya akan menggunakan cara sederhana, interaktif dan kontekstual dalam menyampaikan tujuan pembelajaran pada peserta didik sehingga peserta didik yang memiliki kesiapan belajar pada tahap awal dapat memahami tujuan pembelajaran yang saya sampaikan. Hal ini akan berimplikasi pada meningkatnya motivasi belajar peserta didik, karena mereka akan tahu manfaat dari pembelajaran yang akan dilakukan. Selain itu, saya juga akan meninggalkan pendekatan gaya belajar dalam melakukan diferensiasi pembelajaran dengan melihat profil siswa. Saya akan melakukan diferensiasi pembelajaran dengan melihat profil siswa dari sudut pandang lain seperti asal daerah, tempat tinggalnya saat ini, pengalaman, kondisi fisik atau kondisi sosial peserta didik.Â
Penutup
Inti dari video diatas adalah mengenai praktik pembelajaran diferensiasi di dalam kelas. Guru menyusun dan menerapkan pembelajaran di kelas dengan mempertimbangkan kemampuan peserta didik. Peserta didik dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu kelompok yang sudah memahami konsep awal dengan mahir, kelompok siswa yang cukup memahami konsep awal dan siswa yang belum memahami konsep awal yang akan dipelajari. Guru pada akhirnya memberikan konten dan proses pembelajaran yang berbeda pada peserta didik berdasarkan tingkat kemampuannya. Hal ini merupakan praktek diferensiasi pembelajaran dan patut dicontoh ketika seorang guru dihadapkan dengan kondisi kelas beragam. Keberagaman peserta didik di dalam kelas harus diidentifikasi dengan melakukan asesmen awal terlebih dahulu. Jadi guru juga perlu melakukan asesmen awal sebelum melakukan pembelajaran berdiferensiasi.Â
Zaman sekarang kita telah masuk ke dalam era globalisasi. Transporortasi fisik telah berkembang sehingga membuat orang serta budayanya terdifusi ke seluruh dunia. Internet dan media sosial juga telah menjadi selang informasi yang besar yang mempengaruhi pola pikir dan minat peserta didik di sekolah dalam belajar. Guru sebaiknya sadar dengan kondisi saat ini dan mulai melakukan pendekatan pembelajaran yang berdiferensiasi untuk mengakomodasi kebutuhan peserta didik yang beragam di era ini.