Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi pengadaan di industri migas global yang tinggal di Kuala Lumpur dan bekerja di salah satu perusahaan energi terintegrasi terbesar dunia.

Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir__________________________ Semua tulisan dalam platform ini adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Pentingnya Literasi Finansial Bercermin dari Kasus "Miliarder Dadakan" di Tuban yang Sekarang Kesulitan Uang dan Hilang Pekerjaan

27 Januari 2022   09:14 Diperbarui: 28 Januari 2022   04:30 5320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka tidak terpikir bagaimana agar uang tersebut diputar ulang atau di diversifikasi investasinya agar lebih menghasilkan dengan risiko yang terukur dan dapat dimitigasi. 

Semisal dengan franchise atau convenience store yang ada perjanjian tingkat keuntungan sekian atau pay back periode berapa lama atau dengan membeli lahan pertanian di tempat lain yang bisa menghasilkan dengan harga yang lebih murah, aset tanah kembali dan bisa dimanfaatkan selisih keuntungan dapat dijadikan investasi lainnya.

Bijak Mengelola Keuangan dan Berinvestasi

Bijak kelola keuangan. Sumber: ojk.go.id
Bijak kelola keuangan. Sumber: ojk.go.id

Ibarat padi semakin berisi semakin merunduk, seorang yang berilmu harusnya juga semakin bijak mengalokasikan uangnya untuk apa khususnya untuk investasi.

Kasus dari warga Tuban tadi menjadi cambuk dan pelajaran kita bersama bahwa mendapatkan uang yang banyak bukanlah perkara senang-senangnya saja, ada tanggung jawab besar dari sang empu-nya untuk menjaganya agar lebih menghasilkan, agar lebih berdaya guna dan menyokong kehidupan kita dalam jangka panjang.

Benar self appreciation semisal berlibur, membeli barang-barang branded dan lain sebagainya sesekali dapat kita lakukan sebagai bentuk apresasi terhadap diri sendiri bukan gagah-gagahan tetapi kita juga perlu sadar batasan consumptive buying serta memikirkan invetasi yang cocok dan pas bagi kita serta pengelolaan keuangan agar lebih baik.

Ingat kita juga harus menyelesaikan kewajiban-kewajiban kita terlebih dahulu sebelum sampai pada tahap investasi dan juga self appreciation termasuk entertainment.

Hutang, zakat, iuran, kebutuhan pokok rumah tangga, dana darurat, uang sekolah anak dan lain sebagainya harus yang pertama kita sisishkan sebelum kepada kebutuhan sekunder dan tersier seperti membeli barang-barang baru, kendaraan baru, liburan dan lain sebagainya agar tidak bernasib sama dengan warga Tuban tadi.

Untuk investasi kita dapat mulai belajar menyisihkannya dengan alokasi tertentu, instrumennya pun kita mulai dari yang berisiko kecil terus sampai yang besar dengan risiko serta jumlah yang terukur. 

Jangan mudah terbujuk rayuan investasi besar, keuntungan pasti besar dalam waktu singkat itupun tanpa modal ilmu yang mumpuni, yang ada boncos dan bisa berujung kebangkrutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun