Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi pengadaan di industri migas global yang tinggal di Kuala Lumpur dan bekerja di salah satu perusahaan energi terintegrasi terbesar dunia.

Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir__________________________ Semua tulisan dalam platform ini adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

4 Etika Berdebat yang Perlu Kita Ingat

20 Agustus 2021   09:47 Diperbarui: 20 Agustus 2021   10:34 2963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkait mosi childfree tadi bisa jadi kita mengaitkannya dengan kehidupan sosial sehari-hari, ataupun esensi dalam berkeluarga, atau praktik yang terjadi di berbagai belahan dunia dan lain sebagainya.

Kesemuanya itu sebenarny dapat dikatakan sebagai bukti yang sahih dan sumber informasi yang dapat dipercaya meski bukan berdasarkan statistik ataupun riset penelitian ilmiah karena ya benar adanya tidak mengada-ada.

Apalagi untuk mosi yang jelas-jelas bisa kita kaitkan dengan data ilmiah dan hasil penelitian atau survei yang dapat dipercaya semisal mosi Peningkatan APBN untuk Sektor Pendidikan sebesar 40%. Nah tentu akan banyak sekali data dan hasil penelitian serta studi kasus yang bisa kita sajikan merujuk berbagai praktik di berbagai negara, efektivitas APBN saat ini.

Argumen yang baik biasanya dirangkai dalam Assertion-Reasoning-Evidences-Link Back (AREL). Assertion yang dimaksud adalah mengungkapkan lagi poin dan isu utama debat termasuk mosi ataupun clash point dalam debat, reasoning adalah alasan-alasan yang mendukung posisi dan argumentasi kita terhadap mosi debat, evidences adalah kita menyajikan bukti-bukti yang sahih dan dapat dipercaya guna mendukung argumentasi kita dan terakhir adalah link back mengaitkan kembali semuanya tadi dalam topik pembahasan utama dalam debat.

Demikianlah 4 etika debat yang dapat kita praktikkan sehari-hari semisal melakukan debat ataupun ikut dalam perlombaan debat.

Ingat seberapa pun tajamnya perdebatan kita tetap harus fokus pada isu perdebatan bukan isu pribadi kita agar sama-sama mendapatkan esensi debat untuk bertukar pikiran dan gagasan, bukan adu jotos atau pun baku hantam secara fisik.

Selamat berakhir pekan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun