Di awal-awal upacara selayaknya anak pada umur-umur 4 tahun fokusnya bisa mudha terdistraksi karena dia mulai meminta untuk bermain games dan lego, namun ketika momen paskibraka mulai masuk dan bunyi derap langkah anak saya akhirnya mulai tertarik dan mulai fokus menyaksikan upacara bendera.
Pun ketika pengerekan bendera dan kita semua diminta bangkit untuk hormat anak saya dengan suka cita melakukannya tanpa banyak protes dan lain sebagainya. Saya pun mengatur telepon genggam untuk menangkap momen bersejarah ini.
Atraksi Pesawat TNI AU Ketika Upacara Bendera Virtual Langsung dari Istana Negara. Sumber: dokumentasi pribadi
Di akhir upacara ada pertunjukan pesawat dan helikopter dari TNI yang berhasil mengundang decak kagum dari anak saya yang sangat menyukai alat berat beserta alutsista TNI seperti pesawat militer dan helikopter militer.
Upacara berjalan khidmat meski terlihat sepi tidak seperti sebelum pandemi di mana istana negara dipenuhi para tamu undangan dan berbagai pertunjukan seni budaya khas Indonesia. Namun, kali ini semua dilakukan secara virtual, kurang meriah memang tapi tidak menghilangkan khidmatnya dan makna dari upacara ini.
Tujuan saya mengajak keluarga khususnya anak saya untuk ikut upacara ini adalah mengenalkan kepadanya tentang makna kemerdekaan Indonesia, menghargai jasa para pahlawan yang sudah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, penghormatan terhadap mereka yang mengisi kemerdekaan dengan peran mereka masing-masing, mengusahakan untuk menghargai simbol-simbol negara serta sejarahnya.
Ya, upacara bukan hanya seremoni belaka menurut saya, banyak nilai nasionalisme yang dapat kita petik dan pelajari.
Demikian cerita kami melakukan upacara lagi setela sekian lama tidak ikut upacara meski secara virtual.
Dirgahayu Indonesia!
Semoga Indonesia terus menjadi negeri yang tangguh dan tumbuh menjadi negeri yang disegani dunia. Paling penting kita bisa semua bisa keluar dari pandemi ini.