Berikut rangkumannya.
Pertanyaan Pertama, Apakah Saya Sanggup Melakukannya?
Yang paling mengetahui kapasitas dan kemampuan diri kita adalah kita sendiri. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui apakah ketika merangkap tugas kita mampu melakukannya tanpa meninggalkan atau mengabaikan tugas utama kita.
Kita juga harus paham batasan antara apakah ini merupakan tugas tambahan diluar kewajiban utama kita ataukah ini sekadar pekerjaan tambahan bukan sesuai yang termaktub di dalam kontrak kerja ataupun uraian pekerjaan.
Jangan sampai juga menjadi bias kita menyatakan tidak sanggup padahal itu adalah bagian dari pekerjaan utama kita.
Jika Anda adalah seorang juru masak maka tugas memotong sayur-sayuran dan bahan masakan lainnya adalah bagian tugas Anda, maka sangat tidak professional jika mengatakan tidak sanggup melakukannya.
Namun berbeda cerita ketika Anda diminta untuk juga membersihkan restoran bahkan mengelola gaji karyawan ketika Anda adalah seorang juru masak, maka bisa jadi hal tersebut adalah rangkap tugas.
Selain itu juga, perlu diingat menyatakan kesanggupan berarti kita sudah siap dengan tanggung jawab dan risiko setelah mendapatkannya serta harus menunaikannya secara optimal.
Pun terkait beban kerja, saya sempat juga diminta mengerjakan pekerjaan-pekerjaan lain yang sebenarnya diluar tanggung jawab saya, sedangkan saya melihat ada anggota tim yang beban kerjanya sedang tidak banyak, maka saya kan secara persuasif menyampaikan distribusi pekerjaan tambahan bisa ditawarkan kepada orang lain yang sedang senggang.
Pertanyaan Kedua, Apakah Rangkap Tugas Tersebut Bermanfaat untuk Saya?