Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi pengadaan di industri migas global yang tinggal di Kuala Lumpur dan bekerja di salah satu perusahaan energi terintegrasi terbesar dunia.

Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir__________________________ Semua tulisan dalam platform ini adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Blok Migas Rokan: Selamat Tinggal Chevron, Selamat Datang Pertamina

9 Agustus 2021   09:10 Diperbarui: 9 Agustus 2021   09:32 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangki penyimpanan minyak Chevron di Dumai, Riau, Indonesia. Sumber: indonesia.chevron.com

Hari ini, 9 Agustus 2021 tepat pukul 00.01 WIB, telah secara resmi lapangan minyak dan gas Blok Rokan yang memiliki sejarah panjang dan menjadi pionir industri minyak dan gas di Indonesia sekaligus sebagai salah satu blok minyak dan gas paling produktif di Indonesia berpindah pengelolaan dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).

Perpindahan atau alih kelola ini terjadi setelah pada 2018 proposal yang diajukan Chevron kalah menarik menurut pemerintah dari proposal yang diajukan PT. Pertamina (Persero).

Banyak pihak yang bersyukur atas perpindahan operator sekaligus pengelolaan ini kepada Pertamina. Namun, ada juga pihak yang khawatir bagaimana Rokan akan dikelola Pertamina pasca hengkangnya Chevron.

Yang pasti sejarah panjang Chevron di Bumi Lancang Kuning, Riau khususnya di Blok Rokan tak bisa begitu saja dilupakan.

Dari datangnya para peneliti dari Standard Oil Company pada 1924 sampai dengan pertumbuhan dan perkembangan Chevron bagi masyarakat sekitar bahkan negara Indonesia, tentu peran kehadiran Chevron di Indonesia tidak dapat dianggap angin lalu.

Lalu bagaimana sejarah dan perkembangan Chevron hingga harus mengalihkan pengelolaan Blok Rokan kepada salah satu BUMN terbesar di negeri ini.

Berikut rangkumannya.

Sejarah Singkat Chevron di Blok Rokan

Konstruksi pembangunan jalan Duri - Dumai tahun 1958. Sumber: indonesia.chevron.com
Konstruksi pembangunan jalan Duri - Dumai tahun 1958. Sumber: indonesia.chevron.com

Pada 1924 Standard Oil Company of California (SOCAL) yang merupakan induk cikal dari Chevron mengirimkan empat penelitinya untuk ekspedisi geologis di sejumlah kawasan di nusantara.

Tim tersebut digawangi oleh E.M Butterworth yang beranggotakan R.N Nelson, M.M Orr, dan E.R Wall. Mereka melakukan peneilitian ke berbagai daerah semisal Kalimantan dan Sumatra. Mereka mendapat mandat untuk mencari lahan ekplorasi minyak di kawasan dunia timur.

Pada 1930 terbentuklah Nederlandsche Pacific Petroleum Maastchappij (NPPM) atas inisiasi pemerintahan Hindia Belanda dan Negeri Belanda atas izin pengelolaan lahan migas yang diajukan SOCAL.

Ahli geologi NPPM dan pekerja setempat berjalan menelurusi aliran hutan mencari batuan dasar yang terbuka untuk mencari pertanda sumber minyak. Tak lama berselang pada 1936 SOCAL bersama dengan Texas Oil Company (Texaco) mendirikan California Texas (Caltex) Petroleum Corporation.

15 tahun sejak awal pencarian sumber minyak di Blok Rokan akhirnya ditemukanlah area cadangan minyak mentah di Ladang Duri. Saat itu lapangan ini memiliki deposit minyak terbesar di kawasan Asia Tenggara yang nantinya digantikan lading Minas pada 1944. Setelah kemerdekaan Indonesia langsung ditasbihkan sebagai penghasil minyak mentah terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Sebagai catatan Jepang saat menjajah Indonesia beperan dalam pengembangan Blok Rokan, mereka melakkan pengeboran di Minas yang dapat menghasilkan minyak 8.000 barel setiap harinya.           

Caltex selanjutnya kembali mengembangkan ladang Minas di Blok Rokan hingga produksi dapat mencapai 15.000 barel minyak per harinya.

Tangki penyimpanan minyak Chevron di Dumai, Riau, Indonesia. Sumber: indonesia.chevron.com
Tangki penyimpanan minyak Chevron di Dumai, Riau, Indonesia. Sumber: indonesia.chevron.com

Selanjutnya perusahaan bertransformasi dan berubah menjadi entitas PT Chevron Pacific Indonesia dibawah koordinasi Chevron Asia Business Unit.

Jika ditotal CPI telah memproduksi lebih dari 11,5 miliar barel minyak dari kawan rokan dan operasi CPI lainnya di Indonesia termausk di daerah Kalimantan Timur, kontribusi terhadap APBN Indonesia pun sudah sangat banyak bahkan mengutip informasi dari laman Chevron Indonesia pada rentang 2009 sampai dengan 2013 saja tidak kurang dari 455 triliun masuk ke kantor negara dari CPI dan mitra kerjanya.

Belum lagi jumlah tenaga kerja dari Indonesia yang terserap dan mendapat penghidupan dari CPI serta para penyedia barang dan jasa serta industri lokal yang bekerjasama dengan CPI.

Dari aspek sosial pun demikian hampir satu abada ini kontribusi CPI terhadap pembangunan sosial masyarakat sekitar, daerah dan nasional sangat besar dan berdampak positif, meski dalma perjalanannya ada juga masalah dan gesekan sosial.

Blok Rokan juga menjadi special karena banyak teknologi dalam dunia perminyakan yang dikembangkan di sini dan menjadi model bagi seluruh dunia perminyaka semisal Steamflood and Enhanced Oil Recovery (EOR).

Alih Kelola Ke Pertamina

Seremoni ALih Kelola WK Rokan 8 Agustus 2021. Sumber: liputan6.com
Seremoni ALih Kelola WK Rokan 8 Agustus 2021. Sumber: liputan6.com

Wilayah Kerja (WK) Rokan yang selama ini dikelola dan dioperatori oleh CPI dibawah Perjanjian Kontrak Kerja Sama (KKS) sampai Agustus 2021 akhirnya beralih pengelolaannya kepada Pertamina yang diputuskan pada 2018.

Chevron sebelumnya dinyatakan kalah lelang atas PT. Pertamina (Persero) terhadap pengelolaan Blok Rokan. Hal ini diputuskan pada 2018 ketika CPI bersaing dengan Pertamina menawarkan paket pengelolaan Blok Rokan yang akan habis masa pengelolaannya pada 2021.

Pemerintah menilai paket yang ditawarkan lebih menarik daripada Chevron maka resmi pada 9 Agustus 2021 ini pengelolaan diambilalih oleh Pertamina melalui unit bisnisnya PT. Pertamina Hulu Rokan (PHR)

Pertamina menjanjikan signature bonus sebesar US$784 Juta atau 11 Triliun Rupiah (asumsi Rp14.000/USD) dan komitmen kerja pasti sebesar US$500 Juta atau 7 Triliun Rupiah bersama janji asumsi penerimaan negara sekitar 850 Triliun Rupiah untuk 20 tahun masa pengelolaan yang berakhir di tahun 2041.

Ekonografik Blok Rokan. Sumber: katadata.co.id
Ekonografik Blok Rokan. Sumber: katadata.co.id

Perjalanan alih kelola dari 2018 ini tentu bukan hal yang mudah ada banyak aspek persiapan dan transfer yang mesti dilakukan apalagi tren penurunan produksi minyak di Blok Rokan sudah berlangsung lama meski dilakukan intervensi untuk memperlambat penurunan produksi.

Dilansir dari Bisnis.com (28/03/2021) ada sembilan bidang utama transisi Rokan meliputi drilling work over, pasokan listrik dan uap, kontrak dan SCM, IT dan petroteknikal, data transfer, human capital, SOP dan perizinan, chemical EOR, serta lingkungan dan ASR (abandonment and site restoration).

Kekhawatiran akan turun drastisnya produksi semisal Chevron tetiba menghentikan produksi tentu juga perlu diantisipasi sehingga sejak 2018 SKK Migas yang menjadi pelaksana pengawasan industi hulu migas di Indonesia melakukan kesepahaman dengan Chevron untuk melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi serta intervensi yang dibutuhkan guna mendukung produksi Blok Rokan tidak menurun secara drastis dalam masa peralihan.

Pada 8 Agustus 2021 malam SKK Migas bersama CPI dan PHR serta pemnagku kepentingan lainnya melakukan seremoni dengan metode hybrid yang disiarkan langsung oleh kanal Humas SKK Migas. Hal ini menandai pukul 00.01 WIB tertanggal 9 Agustus 2021 pengelolaan Blok Rokan resmi berpindah tangan dari PT. Chevron Pacific Indonesia ke PT. Pertamina Hulu Rokan.

Perpindahan pengelolaan ini juga diikuti oleh perpindahan status hampir seluruh pegawai CPI yang setuju berpindah haluan menjadi pegawai PT. Pertamina Hulu Rokan.

Dikutip dari Bisnis.com (8/08/2021),Managing Director Chevron IndoAsia Business Unit & Presiden Direktur PT Chevron Pacific Indonesia Albert Simanjuntak menyatakan apresiasinya atas kolaborasi yang telah terjalin selama masa transisi bersama SKK Migas dan Pertamina sehingga pada akhirnya alih kelola Blok Rokan berjalan selamat, lancar, dan tanpa kendala yang berarti.

Dia juga menyampaikan harapan agar Blok Rokan dapat terus dikelola dengan baik dan berkontribusi bagi kemaslahatan bangsa dan negara Indonesia.

Sama seperti harapan kita juga kembalinya Blok Rokan ke dalam dekapan perusahaan berplat merah semoga menjadi pelecut untuk terus mengelola Blok Rokan secara optimal agar dapat bermanfaat bagi kepentingan bangsa dan negara.

Paling penting jangan sampai Blok Rokan menjadi objek bancakan baru para koruptor yang menjadi penyakit akut dari bangsa ini.

Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun