Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi pengadaan di industri migas global yang tinggal di Kuala Lumpur dan bekerja di salah satu perusahaan energi terintegrasi terbesar dunia.

Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir__________________________ Semua tulisan dalam platform ini adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Blok Migas Rokan: Selamat Tinggal Chevron, Selamat Datang Pertamina

9 Agustus 2021   09:10 Diperbarui: 9 Agustus 2021   09:32 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konstruksi pembangunan jalan Duri - Dumai tahun 1958. Sumber: indonesia.chevron.com

Pada 1924 Standard Oil Company of California (SOCAL) yang merupakan induk cikal dari Chevron mengirimkan empat penelitinya untuk ekspedisi geologis di sejumlah kawasan di nusantara.

Tim tersebut digawangi oleh E.M Butterworth yang beranggotakan R.N Nelson, M.M Orr, dan E.R Wall. Mereka melakukan peneilitian ke berbagai daerah semisal Kalimantan dan Sumatra. Mereka mendapat mandat untuk mencari lahan ekplorasi minyak di kawasan dunia timur.

Pada 1930 terbentuklah Nederlandsche Pacific Petroleum Maastchappij (NPPM) atas inisiasi pemerintahan Hindia Belanda dan Negeri Belanda atas izin pengelolaan lahan migas yang diajukan SOCAL.

Ahli geologi NPPM dan pekerja setempat berjalan menelurusi aliran hutan mencari batuan dasar yang terbuka untuk mencari pertanda sumber minyak. Tak lama berselang pada 1936 SOCAL bersama dengan Texas Oil Company (Texaco) mendirikan California Texas (Caltex) Petroleum Corporation.

15 tahun sejak awal pencarian sumber minyak di Blok Rokan akhirnya ditemukanlah area cadangan minyak mentah di Ladang Duri. Saat itu lapangan ini memiliki deposit minyak terbesar di kawasan Asia Tenggara yang nantinya digantikan lading Minas pada 1944. Setelah kemerdekaan Indonesia langsung ditasbihkan sebagai penghasil minyak mentah terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Sebagai catatan Jepang saat menjajah Indonesia beperan dalam pengembangan Blok Rokan, mereka melakkan pengeboran di Minas yang dapat menghasilkan minyak 8.000 barel setiap harinya.           

Caltex selanjutnya kembali mengembangkan ladang Minas di Blok Rokan hingga produksi dapat mencapai 15.000 barel minyak per harinya.

Tangki penyimpanan minyak Chevron di Dumai, Riau, Indonesia. Sumber: indonesia.chevron.com               
        googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-412');});
Tangki penyimpanan minyak Chevron di Dumai, Riau, Indonesia. Sumber: indonesia.chevron.com googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-412');});

Selanjutnya perusahaan bertransformasi dan berubah menjadi entitas PT Chevron Pacific Indonesia dibawah koordinasi Chevron Asia Business Unit.

Jika ditotal CPI telah memproduksi lebih dari 11,5 miliar barel minyak dari kawan rokan dan operasi CPI lainnya di Indonesia termausk di daerah Kalimantan Timur, kontribusi terhadap APBN Indonesia pun sudah sangat banyak bahkan mengutip informasi dari laman Chevron Indonesia pada rentang 2009 sampai dengan 2013 saja tidak kurang dari 455 triliun masuk ke kantor negara dari CPI dan mitra kerjanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun