Namun melemparkan humor juga harus melihat situasi dan kondisi apakah pantas diucapkan, apakah perlu disebarkan, apakah berpotensi menyinggung, dan lain sebagainya.
Humor yang dimaksud juga harus efektif menangkal misinformasi yang disebarkan tetapi tetap dalam koridor kesopanan dan dapat mencairkan suasana.
Saya pernah melihat di grup percakapan ada rekan yang mampu melemparkan jokes sekaligus efektif menangkal misinformasi tersebut lalu ditanggapi positif oleh anggota grup.
Contoh lainnya semisal membagikan meme seorang yang memakai masker bertumpuk-tumpuk sangat banyak karena ketakutan akan covid-19 ketika ada anggota grup yang masih saja meragukan pandemi ini dan hanya percaya bahwa covid-19 ini hanya konspirasi.
Ini seperti sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui, selain menyanggah misinformasi secara jenaka tetapi juga efektif alih-alih menimbulkan kekisruhan di dalam grup.
Demikianlah empat kiat menangkal misinformasi yang bersliweran di grup percakapan daring semisal Whatsapp, Telegram, Line dan lain sebagainya.
Oh ya mungkin juga kepada para pejuang yang terus berjuang untuk menangkal para penyebar misinformasi lainnya, harus siap juga untuk dicela dan digunjingkan di grup percakapan oleh pihak-pihak penganut konspirasi dan antipati atas pandemi saat ini.
Kita harus ingat sebaik apapun kita pasti ada saja orang-orang yang tidak suka terhadap kita sekalipun kita menyebarkan kebenaran.
Terus semangat untuk menebar kebaikan.Â
Jika sampai pada suatu masa kita diketemukan pada orang-orang yang tidak mau dan tidak mampu untuk diajak ke jalan kebenaran bahkan justru berbuat macam-macam kepada kita, maka ada baiknya kita juga untuk kembali fokus kepada diri kita dan keluarga yang terpenting tugas kita menyampaikan kebaikan telah kita tunaikan. Pilihan ada pada diri mereka.