Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi pengadaan di industri migas global yang tinggal di Kuala Lumpur dan bekerja di salah satu perusahaan energi terintegrasi terbesar dunia.

Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir__________________________ Semua tulisan dalam platform ini adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

4 Kiat Menangkal Penyebar Hoax Covid-19 di Grup Percakapan Daring

13 Juli 2021   08:57 Diperbarui: 13 Juli 2021   13:00 1769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berita hoax. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Setelah 1,5 tahun pandemi melanda dengan korban jutaan jiwa, ternyata tidak berhasil meyakinkan sebagian orang untuk sekadar meyakini bahwa virus ini ada di sekitar kita.

Bahkan, narasi-narasi yang menyesatkan pun datang dari kalangan yang mengakunya terdidik dan memiliki latar belakanga kesehatan semisal dokter dan apoteker ataupun petugas kesehatan lainnya.

Dua cerita yaitu kesaksian dr Louis serta seorang ibu-ibu yang bekerja di sebuah apotek yang viral akhir-akhir ini di media masa karena salah satunya meragukan tentang keberadaan virus covid-19 beserta hipotesisnya yang mbalelo menyatakan bahwa orang-orang meninggal karena interaksi obat yang diberikan kepada penderita covid-19 sedangkan petugas apoteker tadi menyatakan vaksinasi jutru membuat orang-orang menjadi positif covid-19.

Kesamaan dari kedua kesaksian tadi adalah tanpa disandarkan oleh bukti ilmiah dan juga sumber yang sahih. Mereka berdua layaknya seperti meracau dan memperkeruh suasana di tengah kemelut perjuangan para tenaga kesehatan lainnya di lapangan.

Paling mengkhawatirkan kesaksian kedua orang dari latar belakang kesehatan tadi justru banyak disebarluaskan disetujui para covidiots ataupun sejumlah pengagum terori konspirasi tak berdasar dan semakin menyesatkan publik.

Ilustrasi. Sumber: covid.go.id
Ilustrasi. Sumber: covid.go.id

Hal ini juga terjadi di grup percakapan kompleks dan keluarga saya dimana beberapa oknum di kompleks dan keluarga termasuk mereka yang bergelar tetua kompleks dan keluarga serta pemuka agama masih saja menyebarkan berita hoax dyang sangat jauh dari kebenaran dan bukti-bukti yang sahih meski fakta di lapangan sudah 4 keluarga dan 1 marbot masjid yang positif dan menjalani isolasi mandiri, belum lagi sejumlah warga desa sekitar yang meregang nyawa karena virus ini.

Selama lebih dari satu tahun jujur saya sebenarnya sudah mulai jengah juga untuk mencoba meng-counter berbagai informasi, tapi seiring berjalannya waktu saya menemukan beberapa cara yang mungkin dapat dilakukan untuk menangkal berbagai misinformasi yang bersliweran di grup percakapan.

Saya rangkum 4 kiat di antaranya.

Pertama, Jangan Terpancing Untuk Berkomentar Keras, Sanggah dengan Sopan

Ilustrasi. Sumber: varashcareer.id
Ilustrasi. Sumber: varashcareer.id
Sering karena kita geram dan kesal dengan banyaknya misinformasi di grup percakapan akhirnya kita terpancing untuk menjawab dan berkomentar pedas terhadap orang yang menyebarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun