Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir

Praktisi rantai suplai dan pengadaan industri hulu migas Indonesia_______________________________________ One of Best Perwira Ksatriya (Agent of Change) Subholding Gas 2023____________________________________________ Praktisi Mengajar Kemendikbudristek 2022____________________________________________ Juara 3 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Umum Tingkat Nasional SKK Migas 2021___________________________________________ Pembicara pengembangan diri, karier, rantai suplai hulu migas, TKDN, di berbagai forum dan kampus_________________________________________ *semua tulisan adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Palembang, Kota Tertua di Indonesia yang Baru Saja Berulang Tahun Ke-1338

18 Juni 2021   10:21 Diperbarui: 18 Juni 2021   22:22 1237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
LRT di Palembang. Sumber: dokumentasi pribadi

Pempek Sebagai Makanan Khas Palembang. Sumber: instagram @infokulinerpandaan.
Pempek Sebagai Makanan Khas Palembang. Sumber: instagram @infokulinerpandaan.

Banyak yang tidak tahu bahwa ibu kota Provinsi Sumatra Selatan ini adalah kota tertua di Indonesia bahkan salah satu yang tertua di kawasan Asia Tenggara.

Tentu klaim ini tidak hanya isapan jempol semata apalagi mengingat mungkin ada kota-kota lain di Indonesia juga yang telah berdiri sejak lama bahkan sebelum Indonesia merdeka.

Lalu bagaimana sejarah dan cerita KOTA Palembang yang baru berulang tahun ke-1338 pada 17 Juni 2021 kemarin hingga ditasbihkan sebagai kota tertua di Indonesia. Berikut rangkumannya.

Sejarah Singkat Tentang Berdirinya Palembang

Kota Palembang. Sumber: dokumentasi pribadi
Kota Palembang. Sumber: dokumentasi pribadi

Pentarikhan berdirinya Palembang tentu bukan sembarang dilakukan. Ada sejarah panjang bahkan bukti sejarah otentik yang dapat menjadi pegangan bahwa kota ini telah berdiri berabad-abad yang lalu bahkan lebih dari satu milenia lalu.

Berdirinya Palembang pada 16 Juni 682 Masehi didasarkan pada prasasti yang ditemukan di daerah Palembang yang bernama Prasasti Kedukan Bukit di daerah Bukit Siguntang yang diklaim sebagai pusat Kerjaan Sriwijaya di masa lampau

Di dalam prasasti Kedukan Bukit yang ditulis dalam huruf Pallawa dengan bahasa Melayu Kuno dijelaskan bahwa Palembang telah menjadi Wanua seperti wilayah administratif terendah di masa kerajaan terdahulu atau sekarang biasa kita sebut setingkat kota sejak 16 Juni 682 Masehi.

Kota Palembang ini didirikan oleh penguasa Kerajaan Sriwijaya yang terkenal pada masa itu yaitu Dapunta Hyang.

Bukti awal lainnya adalah catatan seorang biksu dari dataran Tiongkok bernama Yjing yang pernah mengunjungi Palembang selama 6 bulan yang kala itu pada abad 7 Masehi juga sebagai pusat ajaran Buddha.

Seiring perkembangannya dan perluasan wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya, Kota Palembang berkembang menjadi salah satu urat nadi perdagangan dna interaksi sosial masyarakat dari berbagai peradaban.

Jakur perdagangan Sungai Musi pada masa lalu sangat terkenal sehingga para pedagang dari jazirah arab, India, dan Tiongkok berduyun-duyun datang ke Kota Palembang.

Dari interaksi sosial itulah mulai masuk ajaran agama Islam sehingga terjadi perubahan dari dinasti Kerajaan Sriwijaya yang berlatar Hindu Buddha beralih dengan berbagai dinamikanya menjadi Kerajaan Palembang Darussalam yang bernafaskan Islam.

Namun, hal tersebut tidak berarti eksistensi dan peninggalan interaksi sosial para pedagang mancanegara seperti Arab, India, dan Tiongkok hilang karena banyak dari mereka yang menetap bahkan menikah dengan warga lokal sehingga masih kita bisa temui keturunannya di Kota Palembang semisal di Kampung Arab untuk orang-orang ayib (keturunan Arab) dan berbagai komunitas India dan Tionghoa di Palembang.

Di Palembang juga kita bisa temuka berbagai kuliner seperti Martabak HAR dari warisan budaya India-Arab, serta juga Mie Celor yang menjadi perbaduan warisan kuliner Tiongkok dnegan rempah-rempah khas Melayu, dan maish banyak kuliner perpaduan budaya lainnya.

Asal Nama Kota Palembang

Ilustrasi. Sumber: dokumentasi pribadi
Ilustrasi. Sumber: dokumentasi pribadi

Banyak yang belum mengetahui dari mana asal nama Kota Palembang, termasuk warga asli Palembang dan Sumatra Selatan pun. Padahal ada cerita menarik di baliknya.

Palembang menurut para sejarawan diduga kuat berasal dari penyebutan nenek moyang orang Palembang yang merujuk dua suku kata melayu kuno yaitu Pa atau Pe dan Lembeng atau Lembang. Pa atau Pe kata tunjuk suatu tempat atau keadaan, sedangkan Lembeng atau Lembang adalah bentuk akar yang membesar atau membengkak karena lama terendam air seiring perkembangannya menurut bahasa Melayu-Palembang Lembeng atau Lembang merujuk pada genangan air.

Jika disimpulkan Palembang adalah sebuah tempat yang terendam air atau banyak ditemukan genangan air. Hal ini sangat cocok dengan keadaan Palembang sendiri yang banyak kita temukan kawasan yang dikeliling oleh air atau bahkan terendam oleh genangan air seperti daerah-daerah rawa baik yang berasal dari genangan air hujan ataupun dari saluran air Sungai Musi.

Bukti yang paling kentara adalah di kawasan daerah Plaju dan dekat Kompleks Gelora Sriwijaya yang menjadi stadion kebanggaan Wong Kito Galo yang sering digunakan dalam perhelatan olahraga nasional dan internasional semisal Asian Games, SEA Games, Islamic Solidarity Games, PON dan lain sebagainya.

Di tahap pembangunan kompleks olahraga ini Pemerintah Sumatra Selatan menimbun banyak pasir untuk memadatkan daerah rawa-rawa yang banyak kita temukan di sana.

Contoh lainnya adalah jika kita pernah melewati jaln tol Palembang-Indralaya atau sebaliknya kita akan menemukan kiri dan kanan jalan dipenuhi oleh rawa-rawa dan genangan air dipenuhi berbagai pepohonan dan vegetasi khas rawa-rawa.

Palembang Saat Ini

LRT di Palembang. Sumber: dokumentasi pribadi
LRT di Palembang. Sumber: dokumentasi pribadi

Dengan sejarah beribu tahun, Palembang tentu berkembang dengan berbagai interaksi sosial dan peradaban yang sangat kaya dengan nilai sejarah.

Di samping itu , Palembang telah berkembang pesat menjadi salah satu sentra perdagangan terbesar di kawasan Sumatra bagian selatan.

Kehadiran berbagai fasilitas umum kelas dunia seperti Stadion Gelora Sriwijaya, LRT, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Jembatan Ampera, Hotel-hotel Bintang 5, Pusat Perbelanjaan dan lain sebagainya didukung dengan arus perdagangan dan perputaran ekonomi yang masif, tak heran Kota Palembang menjelma menjadi Kota Metropolitan terbesar kedua di Pulau Sumatra setelah Medan.

Palembang juga terkenal sebagai pusat kuliner yang unik dan kaya hasil perpaduan berbagai warisan budaya seperti Pempek, Mie Celor, Tekwan, Laksa, Martabak HAR, Kemplang, Esa Kacang Merah, dan lain sebagainya.

Kebersihan dan kenyaman untuk para pelancong pun semakin dibenahi, bahkan Palembang pernah menjadi kota terbersih (Environmentally Sustainably  City) di Indonesia bahkan kawasan Asia Tenggara pada 2006.

Berbagai objek wisata pun semakin dipercantik dan dipugar demi menyambut berbagai pelancong dari dalam maupun luar negeri khususnya ketika perhelatan internasional dilangsungkan seperti Asian Games, ASEAN Games, Islamic Solidarity Games, dan lain sebagainya.

Sekarang kita dapat berkeliling ke objek wisata Pulau Kemaro, Perkampungan Arab Al-Munawar, Jembatan Ampera, Bukit Siguntang, Benteng Kuto Besak, Alquran Al-Akbar di Gandus, dan lain sebagainya dengan lebih nyaman dan bersih.

Lebih jauh lagi, Palembang diperkirakan akan terus berkembang dan modern dikarenakan jalur distribusi barang dan hilir mudik orang-orang akan semakin ramai karena rampungnya tol Bakauheni-Palembang yang mempersingkat waktu tempuh yang awalnya 12 jam hanya menjadi 3,5 jam saja.

Kota Palembang di Malam Hari. Sumber: dokumentasi pribadi
Kota Palembang di Malam Hari. Sumber: dokumentasi pribadi
Direncanakan jalur tol ini akan tersambung juga sampai ujung Sumatera yaitu Provinsi Aceh. Jika telah rampung maka sangat besar kemungkinan para pelancong lokal akan semakin membanjiri Kota Palembang.

Belum lagi track record Palembang yang selalu sukses menyelenggarakan acara-acara akbar tingkat dunia, membuat Palembang semakin harum dan dikenal oleh para pelancong luar negeri. Hal ini juga yang membuat pembangunan berbagai fasilitas pusat perbelanjaan, fasilitas kesehatan, dan hotel-hotel serta kuliner semakin berkembang di Palembang dari waktu ke waktu.

Namun benar masih banyak juga PR Kota Palembang untuk membenahi kotanya dari berbagai lini kehidupan, semisal pengentasan angka kemiskinan, keamanan, kenyamanan, keramahtamahan, premanisme, kriminalitas, asap dari kebakaran hutan atau lahan gambut dan lain sebagainya yang menjadi tipikal bagi kota-kota yang sedang pesat berkembang.

Kemajuan Kota Palembang seyogyanya tidak hanya dinikmati oleh segelintir kelompok saja, haru juga dapat merata dan dirasakan oleh masyarakatnya sampai lapisan paling bawah.

Dirgahayu Kota Palembang!

Jadilah Kota yang membanggakan WONG KITO GALO!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun