Seiring perkembangannya dan perluasan wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya, Kota Palembang berkembang menjadi salah satu urat nadi perdagangan dna interaksi sosial masyarakat dari berbagai peradaban.
Jakur perdagangan Sungai Musi pada masa lalu sangat terkenal sehingga para pedagang dari jazirah arab, India, dan Tiongkok berduyun-duyun datang ke Kota Palembang.
Dari interaksi sosial itulah mulai masuk ajaran agama Islam sehingga terjadi perubahan dari dinasti Kerajaan Sriwijaya yang berlatar Hindu Buddha beralih dengan berbagai dinamikanya menjadi Kerajaan Palembang Darussalam yang bernafaskan Islam.
Namun, hal tersebut tidak berarti eksistensi dan peninggalan interaksi sosial para pedagang mancanegara seperti Arab, India, dan Tiongkok hilang karena banyak dari mereka yang menetap bahkan menikah dengan warga lokal sehingga masih kita bisa temui keturunannya di Kota Palembang semisal di Kampung Arab untuk orang-orang ayib (keturunan Arab) dan berbagai komunitas India dan Tionghoa di Palembang.
Di Palembang juga kita bisa temuka berbagai kuliner seperti Martabak HAR dari warisan budaya India-Arab, serta juga Mie Celor yang menjadi perbaduan warisan kuliner Tiongkok dnegan rempah-rempah khas Melayu, dan maish banyak kuliner perpaduan budaya lainnya.
Asal Nama Kota Palembang
Banyak yang belum mengetahui dari mana asal nama Kota Palembang, termasuk warga asli Palembang dan Sumatra Selatan pun. Padahal ada cerita menarik di baliknya.
Palembang menurut para sejarawan diduga kuat berasal dari penyebutan nenek moyang orang Palembang yang merujuk dua suku kata melayu kuno yaitu Pa atau Pe dan Lembeng atau Lembang. Pa atau Pe kata tunjuk suatu tempat atau keadaan, sedangkan Lembeng atau Lembang adalah bentuk akar yang membesar atau membengkak karena lama terendam air seiring perkembangannya menurut bahasa Melayu-Palembang Lembeng atau Lembang merujuk pada genangan air.
Jika disimpulkan Palembang adalah sebuah tempat yang terendam air atau banyak ditemukan genangan air. Hal ini sangat cocok dengan keadaan Palembang sendiri yang banyak kita temukan kawasan yang dikeliling oleh air atau bahkan terendam oleh genangan air seperti daerah-daerah rawa baik yang berasal dari genangan air hujan ataupun dari saluran air Sungai Musi.
Bukti yang paling kentara adalah di kawasan daerah Plaju dan dekat Kompleks Gelora Sriwijaya yang menjadi stadion kebanggaan Wong Kito Galo yang sering digunakan dalam perhelatan olahraga nasional dan internasional semisal Asian Games, SEA Games, Islamic Solidarity Games, PON dan lain sebagainya.