Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi pengadaan di industri migas global yang tinggal di Kuala Lumpur dan bekerja di salah satu perusahaan energi terintegrasi terbesar dunia.

Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir__________________________ Semua tulisan dalam platform ini adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

5 Alasan Mengapa Mayoritas Masyarakat Jepang Ogah Membeli dan Memakai Kendaraan Bermotor Pribadi

16 Juni 2021   07:42 Diperbarui: 16 Juni 2021   19:45 7601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalanan di Osaka. Sumber: dokumentasi pribadi

Setiap hari kita bisa hilang uang hampir 1 juta rupiah jika setahun maka uangnya bisa setara dengan membeli mobil baru.

Masyarakat Jepang tentu akan membandingkan dengan semisal mereka menggunakan moda transportasi umum semisal kereta api atau bus yang jauh lebih hemat dan hampir selalu tepat waktu. 

Sangat jarang semisal kereta api telat sampai 30 menit misalnya kecuali ada kejadian luar biasa semisal bencana alam gempa bumi dan lain sebagainya.

Bahkan, kita sering membaca berita bagaimana masinis dan awak kereta api bahkan mengumumkan permintaan maaf secara serius semisal telat beberapa menit saja.

Bagi masyarakat Jepang ketepatan waktu adalah sesuatu yang sangat amat penting. Bahkan karena obsesi ketepatan waktu ini kami menyaksikan sendiri bagaimana orang-orang Jepang dengan ritme dan tempo yang cepat lalu lalang secara bersama di Stasiun Tokyo, tapi hebatnya sangat teratur dan tetap mematuhi aturan.

Demikianlah rangkuman berbagai alasan mengapa masyarakat dari salah satu negara produsen motor terbesar di dunia justru kurang berminat menaiki dan membeli kendaraan pribadi.

Mungkin Indonesia juga perlu belajar dengan Jepang bagaimana seolah "memaksa" bukan meninabobokkan dengan berbagai fasilitas yang mempermudah seseorang memilki kendaran bermotor secara pribadi yang justru menjadi sumber polusi dan kepadatan di jalan raya dan sukses menjaidkan kita sebagai salah satu pasar pembeli kendaraan bermotor terbesar di dunia.

Selain itu juga keberadaan angkutan umum yang semakin terintegrasi, canggih, bersih, nyaman, dan pastinya terjangkau bisa juga menjadi alternatif atau bahkan pilihan utama masyarakat Indonesia nantinya di masa mendatang sama seperti Jepang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun