Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir

Praktisi rantai suplai dan pengadaan industri hulu migas Indonesia_______________________________________ One of Best Perwira Ksatriya (Agent of Change) Subholding Gas 2023____________________________________________ Praktisi Mengajar Kemendikbudristek 2022____________________________________________ Juara 3 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Umum Tingkat Nasional SKK Migas 2021___________________________________________ Pembicara pengembangan diri, karier, rantai suplai hulu migas, TKDN, di berbagai forum dan kampus_________________________________________ *semua tulisan adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

4 Adab Makan di Restoran yang Perlu Kita Perhatikan

8 Juni 2021   10:25 Diperbarui: 10 Juni 2021   01:50 2240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Dokumentasi pribadi

Ada sebuah ungkapan, "Dahulukanlah Adab Sebelum Ilmu," menyiratkan betapa pentingnya adab dalam menuntut ilmu dibandingkan ilmu itu sendiri.

Nah, lalu bagaimana dengan ungkapan "Dahulukanlah Adab Sebelum Makan?" Mungkin terdengar janggal dan asing di telinga kita.

Ya memang ungkapan ini baru saja saya buat dilatarbelakangi keprihatinan saya pribadi melihat fenomena di masyarakat kita yang sudah tidak memedulikan adab ketika makan bersama, khususnya ketika di tempat makan umum seperti restoran atau rumah makan.

Lebih-lebih jika tindak-tanduk kita ketika makan justru mengganggu dan merugikan pengunjung lain dan staf restoran. Oleh karena itu, berikut saya rangkum 4 adab yang perlu kita perhatikan ketika makan di restoran atau tempat makan.

Pertama, Biasakanlah untuk Mengucapkan 4 Magic Words (Tolong, Terima Kasih, Maaf, dan Permisi)

Ilustrasi. Sumber: kuliahbahasainggris.com
Ilustrasi. Sumber: kuliahbahasainggris.com
Keempat ungkapan tadi tentu perlu kita terapkan dalam segala lini kehidupan kita, apalagi ketika makan di rumah makan atau restoran. Terkesan sederhana, tetapi praktiknya sering dilupakan bahkan diremehkan.

Biasakanlah untuk menggunakan kata-kata seperti tolong, terima kasih, maaf, dan permisi ketika di restoran. Gunakanlah kata tolong untuk meminta bantuan para pramusaji atau pelayan di restoran. 

Jangan lupa ucapkan terima kasih ketika para pramusaji atau staf restoran telah membantu kita semisal selesai mendata pesanan kita, mengantarkan pesanan makanan dan minuman kita, serta membantu kita dengan aktivitas lainnya. Maaf dan permisi juga perlu kita gunakan dalam konteks dan aktivitas terkait lainnya.

Paling penting yang perlu kita pahami bahwa dengan memperhatikan adab kepada para pramusaji meski dengan tutur kata serta unggah ungguh tadi kita sudah mengupayakan memanusiakan mereka dan menghormati tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya selaku manusia biasa sama kedudukannya seperti kita.

Saya pribadi kerap menemukan bagaimana para pelanggan di rumah makan atau restoran dengan kata-kata kasar mencaci maki para pelayan atau pramusaji hanya karena permasalahan yang sepele.

Bahkan ada yang tidak sama sekali mengapresiasi bantuan mereka ketika sudah membantu kita sebagai para pelanggannya semisal ketika mereka dengan susah payah mondar-mandir menyajikan pesanan kita yang sangat banyak bahkan harus membantu kita ketika anak kita rewel ketika berada di restoran.

Kedua, Selalu Jaga Ketenangan dan Ketertiban

Ilustrasi. Sumber: dokumentasi pribadi
Ilustrasi. Sumber: dokumentasi pribadi
Pernahkah kita berada di sebuah restoran lalu di meja yang tidak jauh dari kita terengar suara menggelegar dan rebut hingga mengganggu para pengunjung lainnya, bahkan para pembuat keributan ini tidak sama sekali peduli dengan keadaan sekitarnya?

Atau di suatu kesempatan ada Bapak-bapak yang secara semena-mena merokok di meja tempat makannya padahal jelas-jelas di sana ada tulisan dilarang merokok. Lebih menjengkelkan adalah ketika Bapak-bapak tersebut merokok di dekat anak kita yang rawan terhisap asap rokoknya.

Mereka tadi adalah golongan orang-orang yang minim simpati bahkan empati terkesan egosentris hanya memedulikan kesenangannya saja tanpa memedulikan kondisi dan situasi serta aturan yang ada.

Saya sendiri beberapa kali menegur dengan baik Bapak-bapak yang merokok sembarang di restoran dan duduk dekat dengan anak saya ataupun sekelompok anak-anak remaja tanggung yang sangat ribut ketika berkumpul sambil makan di sebuah rumah makan.

Mengambil hikmahnya dari cerita tadi, maka kita sendiri juga perlu secara aktif menjaga ketertiban dan ketenangan ketika di restoran demi kemaslahatan bersama. Penting juga mengingatkan kepada keluarga, teman, ataupun rekan-rekan kita yang sedang makan bersama kita.

Jika tidak bisa membahagiakan dan menyenangkan orang lain, ada baiknya tidak mengusik orang lain khususnya ketika di tempa umum semisal di restoran atau rumah makan.

Ketiga, Jika Ada Masalah Selesaikan dengan Elegan dan Kepala Dingin

Ilustrasi. Sumber: interactive.co.id
Ilustrasi. Sumber: interactive.co.id
Tidak dipungkiri terkadang kita menemukan masalah di restoran atau rumah makan.

Pengalaman saya biasanya terkait pesanan yang sangat lama hingga disajikan, bahkan saya pernah menunggu selama hampir 2 jam hanya untuk mendapatkan makanan yang seharusnya tidak sulit untuk disajikan padahal restoran tersebut tidak sedang penuh dan ramai. 

Di lain kesempatan, antrean saya pernah dipotong oleh orang lain yang baru saja datang ketika menjadi waiting list di sebuah restoran.

Jika menghadapi situasi seperti tadi maka jangan takut untuk menyampaikan isunya kepada pihak terkait dengan elegan tanpa emosi yang meledak-ledak hingga menimbulkan kegaduhan. Tidak baik juga jika hanya mendiamkan dan membiarkan itu terjadi begitu saja karena justru itu akan membuat kejadian yang sama akan berulang.

Saya biasanya akan menanyakan terlebih dahulu berapa lama sekiranya pesanan akan disajikan, sambil guyon saya menyampaikan "Mbak/Mas, pesanannya jangan lama-lama ya, kita udah laper banget ne Mbak dah kayak gak makan seribu tahun! Kira-kira berapa lama Mbak pesanannya selesai?" 

Dijamin Mbak/Mas pelayannya akan tersenyum juga dan mengingat bahwa pesanan kita jangan sampai terlalu lama disajikan dna dia juga akan menyampaikan berapa lama perkiraan durasi makanan bisa tersajikan.

Di lain kesempatan saya cukup tegas, namun tidak meledak-ledak menegur seorang anak muda yang memotong antrean saya di sebuah restoran, karena itu tidak sopan apalagi jelas-jelas orangnya sudah menunggu di hadapannya. Mungkin karena malu akhirnya dia kembali mundur dan mengantre di belakang.

Sebuah momen yang paling saya ingat, pernah saya membeli makan di sebuah tempat makan saya menemukan lalat, mungkin secara tidak sengaja terjatuh di makanan saya, dengan sembunyi-sembunyi saya melaporkan hal tersebut kepada pelayan di restoran.

Haal saya lakukan karena saya berpikir jika saya komplain di tengah pengunjung yang ramai bisa jadi saya membuat kredibilitas tempat makan ini rusak padahal mungkin kejadian ini adalah ketidaksengajaan lalat tetiba saja jatuh di makanan saya. Untungnya secepat kilat pelayan d tempat makan itu meminta maaf dan berniat mengganti makanan saya.

Keempat, Usahakan untuk Mengumpulkan Piring dan Peralatan Makan serta Sisa Makanan Kita di Tengah Meja

Ilustrasi Mengumpulkan Sisa Makanan dan Alat Makan di Tengah Meja. Sumber: dokumentasi pribadi
Ilustrasi Mengumpulkan Sisa Makanan dan Alat Makan di Tengah Meja. Sumber: dokumentasi pribadi
Kebiasaan ini sudah saya dan keluarga terapkan sejak lama, kami maksudkan untuk membantu mengumpulkan piring dan peralatan makan yang telah kami gunakan di tengah agar pelayan atau pramusaji di restoran atau rumah makan lebih mudah untuk membereskannya.

Kami juga tidak segan untuk mencoba membantu membersihkan sisa-sia makanan yang tercecer di meja ataupun tempat duduk setelah kami makan lalu mengumpulkannya di tengah meja.

Dengan cara-cara tadi kita sebenarnya sudah membantu para staf di restoran itu membereskan meja makan kita dan insya Allah mereka akan merasa terbantu pekerjaannya dan berterima kasih kepada kita.

Saya sendiri pernah punya pengalaman membantu menyajikan makanan ataupun membuat sebuah acara yang tentu meninggalkan banyak sisa makanan atau sampah. 

Saya sangat sedih ketika melihat kenyataan bahwa sampah dari sisa makanan terserak di berbagai tempat seolah-olah para peserta tidak memedulikan keruwetan dan beban orang-orang yang membersihkan setelah acara.

Saya juga pernah melihat bagaimana beberapa pelayan di sebuah restoran yang sangat penuh pengunjung tampak sangat kelelahan hingga tengah malam harus membereskan meja-meja yang berantakan penuh sampah dan sisa makanan dari para pengunjung restoran.

Ya benar memang membersihkan sisa makanan dan meja restoran adalah tugas para pelayan atau pramusaji, namun tidak ada salahnya kita membantu meringankan pekerjaan mereka.

Jikapun tidak dapat membantu setidaknya juga tidak membuat berantakan meja makan secara berlebihan dengan sisa makanan yang berceceran di mana-mana.

Demikian rangkuman 4 adab yang perlu kita perhatikan dan tentunya kita praktikkan ketika berada di rumah makan atau restoran di tengah mulai pudarnya nilai adab dalam masyarakat kita.

Ingatlah bahwa dengan membantu sesama dan menjaga keharmonisan di antaranya dengan beradab, kita telah membantu untuk mengembalikan marwah kita sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan.

Semangat untuk sama-sama terus belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun