Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir

Praktisi rantai suplai dan pengadaan industri hulu migas Indonesia_______________________________________ One of Best Perwira Ksatriya (Agent of Change) Subholding Gas 2023____________________________________________ Praktisi Mengajar Kemendikbudristek 2022____________________________________________ Juara 3 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Umum Tingkat Nasional SKK Migas 2021___________________________________________ Pembicara pengembangan diri, karier, rantai suplai hulu migas, TKDN, di berbagai forum dan kampus_________________________________________ *semua tulisan adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

4 Tingkatan Thaharah (Bersuci) Menurut Imam Ghazali

10 Mei 2021   22:33 Diperbarui: 10 Mei 2021   22:34 6775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: atmago via umma.id

Menurut bahasa thaharah artinya bersuci/bersih yaitu secara syar'i menghilangkan serta membersihkan segala jenis kotoran yang melekat pada tubuh kita, baik najis ataupun hadas yang tampak oleh mata kita ataupun yang tidak tampak oleh tubuh kita.

Bersuci sendiri secara pemaknaan lebih dalam tidak hanya suci secara lahiriah saja, namun juga hati dan pikiran kita.

Perintah Allah Swt. tentang bersuci kita bisa temukan di beberapa rujukan sebagai berikut:

"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang menyucikan diri" (Q.S Al Baqarah:222)

" Allah tidak menerima shalat seseorang yang tidak dalam keadaan suci". (H.R. Muslim)

Saking pentingnya Thaharah sendiri adalah salah satu amalan yang sering dibahas dalam bab-bab atau kajian awal di berbagai kitab-kitab kajian Fiqh dna ibadah.

Bahkan, menurut Imam Ghazali dalam kitab karangannya yang melegenda yaitu Ihya 'ulumuddin dinyatakan ada ada 4 tingkatan dalam bersuci yang seyogyanya harus kita lalui dan capai, berikut rangkumannya:

thaharah-609951f98ede48372613af22.jpg
thaharah-609951f98ede48372613af22.jpg
Tingkatan Pertama, Membersihkan Fisik Kita dari Kotoran

Ini adalah tingkatan paling dasar dalam bersuci yaitu membersihkan berbagai kotoran baik najis dan hadas dari berbagai tingkatan yang tampak dan kasat mata.

Dalam tingkatan paling dasar ini, kita dituntut untuk paham bagaimana membersihkan diri kita dari berbagai kotoran-kotoran yang tampak terutama terkait bersuci sebelum menunaikan salat semisal dengan berwudhu atau bertayamum.

Tahapan ini tentu erat kaitannya sebagai tiket masuk untuk menjalankan ibadah salat, aktivitas yang dilakukan semisal berwudhu.

Secara praktisnya minimal 5 kali diminta berwudhu setiap harinya yaitu sebelum menunaikan salat fardu. Akan menjadi logis bahwa Islam mengajarkan kita untuk terus bersuci dan menjaga kesucian diri kita sebelum beribadah kepada Yang Maha Kuasa.

Tingkatan Kedua, Membersihkan Anggota Badan dari Perbuatan Dosa

Tingkatan kedua ini memanglah sesuatu yang tidak dapat terlihat secara langsung dan membutuhkan komitmen yang kontinu.

Selepas membersihkan diri kita dari kotoran-kotoran yang tampah pada fisik kita, tingkat selanjutnya adalah menjaga anggota tubuh kita dari perbuatan jahat dan dosa yang tentunya dilarang oleh agama.

Akan menjadi sia-sia ketika bersih secara fisik tetapi anggota tubuhnya masih sering membicarakan keburukan orang lain, masih mencuri, masih mencelakakan orang lain, menghardik anak yatim bahkan orang tua.

Tingkatan Ketiga, Membersihkan Hati dari Akhlak Tercela

Tingkatan ketiga ini mungkin cukup sulit dan menantang untuk dicapai, namun tentu tidak mustahil ketika kita sudah mampu melewati tingkatan pertama dan kedua dalam bersuci.

Membersihkan hati dari pikiran-pikiran negatif dan tercela merupakan sebuah tingkatan yang luar biasa dalam bersuci. Prasangka negatif, riya, hasad, sombong dan lain sebagainya adalah beberapa penyakit hati yang mesti kita lenyapkan dari hati kita jika ingin mencapai tingkat ketiga

Dalam tingkatan ini untuk sekadar memikirkan ataupun memiliki niatan tercela saja sudah tidak ada, terbersihkan seiring pencapaian dari pembersihan fisik, anggota badan, dan hati sehingga pikiran dan lakunya bersih dari kotoran dan tindakan tercela.

Tingkatan Keempat, Membersihkan Batin dari Selain Allah

Dalam tingkatan tertinggi yang dirangkum oleh Imam Ghazali ini, maksudnya adalah memfokuskan dan memurnikan batin atau hati kita dari sesuatu yang menjauhkan kita dai Allah Swt sehingga dalam setiap gerak-gerik kita semua tertuju pada Allah Swt semata.

Tidak ada lagi godaan duniawi yang meracuni hati dan pikiran kita, tidak adalagi orientasi kebahagiaan sesaat bersifat duniawi sehingga membuat kita lupa dan jauh dari Allah Swt.

Dia telah menyerahkan fisik, hati, dan pikirannya semata-mata demi mengabdi kepada Allah Swt.

Tingkatan keempat ini telah dicapai oleh para nabi dan rasul serta orang-orang saleh yang dipilih oleh Allah Swt, namun bukan berarti orang biasa pun tidak dapat mencapai tingkatan bersuci ini.

Keempat tingkatan bersuci tadi hendaknya sesuatu yang padu dan semestinya dicapai oleh seluruh muslim. 

Kita tidak bisa hanya puas pada tingkatan awal saja, namun perlu meniti dan mengusahakannya sekuat tenaga agar paripurna sampai ke tingkatan keempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun