![Webinar ASEC 4 April 2021. Sumber: Tangkapan Layar Zoom AIKUNA](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/04/11/1bd0ce32-1506-43e5-aed7-33e5ce1426f9-60724b5f8ede48626c29ff05.jpg?t=o&v=770)
Beberapa waktu lalu saya tetiba saja mendapatkan undangan dari junior saya di Alumni Association of Indonesia Korea Youth Exchange Program (AIKUNA) untuk menjadi salah satu mentor di sebuah program yang baru diluncurkan oleh Pengurus AIKUNA yaitu Aikuna E-Short Course (ASEC).
Awalnya saya kaget juga karena saya pikir banyak alumni Indonesia Korea Youth Exchange Program (IKYEP) lainnya yang lebih kompeten dan memiliki jam terbang yang tinggi untuk kegiatan ini.
Namun, entah karena saya pernah menjadi mentor untuk beberapa mahasiswa semasa bekerja di kantor atau karena pertimbangan lainnya akhirnya saya diundang untuk menjadi salah satu mentor.
Dilandasi niat baik akhirnya saya mengiyakan untuk menjadi "mentor virtual" di program ASEC.
Mengenal Aikuna E-Short Course (ASEC) dan Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN)
ASEC sendiri adalah sebuah program baru di organisasi alumni Pertukaran Pemuda Indonesia-Korea. Program ini berbentu seperti bimbingan virtual melalui diskusi via zoom dan juga diskusi di grup whatsapp khusus yang diperuntukkan bagi para calon peserta seleksi pertukaran pemuda dari seluruh Indonesia yang diselenggarakan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) khususnya Pertukaran Pemuda Indonesia-Korea (PPIKor) atau biasa disebut juga Indonesia Korea Youth Exchange Program (IKYEP) untuk mengetahui tahapan seleksi serta tips dan trick melewatinya.
Latar belakang dari ASEC sendiri adalah karena kurangnya informasi serta forum khusus untuk diskusi bagi para calon peserta seleksi pertukaran pemuda yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI tiap tahunnya. Hal ini juga sempat saya rasakan ketika saya mengikuti seleksi Pertukaran Pemuda Indonesia Korea pada 2012 mewakili Provinsi Sumatra Selatan. Masih jelas di ingatan saya ketika akan ikut seleksi di Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatra Selatan saya sangat sedikit mendapatkan informasi tentang bagaimana proses dan tahapan seleksi pertukaran pemuda sendiri khususnya PPIKor yang tergolong baru saat itu diluncurkan oleh Kemenpora.
Memang kita bisa saja mencari informasi dari sosial media ataupun laman Purna Caraka Muda Indonesia (PCMI) masing-masing provinsi. Namun, bimbingan virtual yang detail dan memfasilitasi diskusi intens dengan para alumni yang pernah merasakan langsung proses seleksi tentunya adalah hal yang berbeda.
Sebagai informasi saja tiap tahun Kemenpora RI tiap tahunnya menyeleksi pemuda dan pemudi terbaik utusan seluruh provinsi di Indonesia untuk mewakili Indonesia sebagai duta pemuda di berbagai program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN). Beberapa yang paling terkenal adalah semisal Ship for Southeast Asian and Japanese Youth Exchange Program (SSEAYP), Indonesia Korea Youth Exchange Program (IKYEP), Indonesia Canada Youth Exchange Program (ICYEP), Indonesia Malaysia Youth Exchange Program (IMYEP), Australia Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP), Singapore Indonesia youth Exchnage Program (SIYLEP), Indonesia China Youth Exchnage Program (IChYEP) dan ASEAN Student Visit India (ASVI).
Setiap program pertukaran pemuda tadi memiliki bentuk program, karakteristik dan misi tertentu. Semisal SSEAYP yang menggunakan kapal Nippon Maru dari Jepang dan melibatkan perwakilan pemuda dari seluruh negara ASEAN ditambah Jepang muhibah ke negara-negara ASEAN dan Jepang mengenalkan seni budaya serta berbagai hal dari negara mereka masing-masing dan tidak lupa berinteraksi dengan host family di negara yang disinggahi.Â
IKYEP program yang saya ikuti, kami pemuda dari Indonesia dan Korea Selatan melakukan berbagai kegiatan seperti courtesy call ke berbagai lembaga di Indonesia dan Korea lalu juga ada progam host family, dan juga mengunjungi dan belajar dari berbagai tempat yang bertemakan sejarah seni budaya, arsitektur, digital business dan lain sebagainya di kedua negara. Begitupun dengan program ICYEP yang terkenal cukup lama dilakukan dengan fokus community development-nya ataupun IMYEP dan SIYLEP yang singkat namun padat programnya.
Menjadi Mentor Virtual ASEC
Setelah mengiyakan undangan panitia ASEC dan pengurus AIKUNA saya pun langsung menanyakan detail dan format acara.
Panitia ASEC pun menyampaikan bahwa ASEC sendiri dibagi menjadi dua acara utama yaitu penyampaian materi dan diskusi layaknya webinar melalui aplikasi zoom terjadwal serta diskusi lanjutan dalam grup ASEC dengan para peminat serta calon peserta seleksi PPAN dan khususnya IKYEP di tahun 2021 ini. Para peserta itupun bukan sembarang peserta mereka telah dipilih dan masuk dalam kuota ASEC tahun ini.
Untuk penyampaian materi dan diskusi melalui aplikasi zoom seperti webinar saya bersama 4 mentor lainnya dibagi dalam dua hari penyampaian materi.
Hari pertama pada 3 April 2021 pukul 13.00-15.00 WIB disampaikan oleh tiga rekan alumni IKYEP lainnya terkait tema seleksi PPAN, pembuatan CV, dan motivation letter. Inti hari pertama ini adalah memberikan gambara kepada para peserta ASEC mengenai tahapan seleksi PPAN khususnya IKYEP termausk juga memberikan detail terkait bagaimana membuat CV dan motivation letter yang baik dan berkesan.
![Materi Wawasan Nusantara dan Kebudayaan. Sumber: dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/04/11/a947d566-d503-4e04-936e-694c9352401f-60724b6fd541df455277e133.jpg?t=o&v=770)
Hari kedua, 4 April 2021 di waktu yang sama pada hari sebelumnya, saya dan rekan saya Azahar perwakilan NTB membawakn dua tema utama, yaitu wawasan nusantara dan kebudayaan serta tahapan seleksi wawancara ditambah dengan materi community development oleh Azhar. Sesi ini lebih berfokus kepada memberi pembekalan kepada para peserta ASEC tentang pentingnya wawasan nusantara dan kebudayaan bagi diri kita serta porsinya dalam proses seleksi. Selain itu juga, saya berkesempatan menyampaikan tips and tricks bagaimana melewati seleksi tahap wawancara agar lebih meyakinkan dan berkualitas tanpa harus jemawa dan melangit disusul juga penjelasan peran community development sebagai salah satu penilaian dan juga kewajiban setelah mengikuti program pertukaran yang dijelaskan oleh rekan saya Azhar.
Selama acara webinar ini berlangsung banyak sekali interaksi dan pertanyaan dari peserta ASEC terkait materi yang kami sampaikan, dari bagaimana menghindari humming ketika wawancara, atau mengetahui isu-isu terkini terkait diplomasi Korea dan Indonesia, contoh pertanyaan-pertanyaan wawancara, dos and don't's selama wawancara dan lain sebagainya. Bahkan karena waktu yang terbatas tidak semua pertanyaan dapat kami jawab, untungnya ada sesi lanjutan di grup Whatsapp.
Di grup percakapan Whatsaap selepas webinar dilakukan banyak sekali pertanyaan spesifik tentang berbagai tema termasuk sesi wawancara, talent show dan wawasan nusantara. Jawaban pun disajikan tidak hanya oleh kelima mentor yang menyajikan materi selama webinar, tetapi juga para alumni lainnya serta pengurus AIKUNA yang ada di dalam grup, sehingga berbagai perspektif dan juga pengalaman semakin melengkapi diskusi. Tidak lupa juga beberapa sisipan guyonan dan juga curhat para peserta ASEC di grup tentang kegalauan jadwal proses seleksi, tahapan seleksi, dan sistematika seleksi di berbagai provinsi yang bisa jadi cukup berbeda dan memiliki karakteristik masing-masing.
Untuk daerah-daerah yang peminatnya sangat banyak dan seleksinya sangat ketat seperti DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat tentu memerlukan kerja keras untuk memastikan seluruh kelengkapan sesuai dengan yang disyaratkan panitia, kesalahan sedikit saja tentu akan menjadi pengurang poin penilaian, pun di sisi lainnya kita perlu menjadi outstanding dibandingkan ratusan peserta lainnya yang ikut berkompetisi.
Sampai sekarang pun diskusi dan curhat para peserta dengan mentor di grup ASEC masih berlangsung dan direncanakan grup ini akan ditutup pada 18 April 2021, namun peserta diperkenankan menghubungi AIKUNA ataupun para mentor secara langsung jika ada pertanyaan lanjutan setelah tanggal 18 April 2021.
Secara umum program ASEC ini direspon positif dan sangat baik oleh para peserta bahkan secara pribadi saya pikir ini adalah terobosan yang luar biasa untuk IKYEP yang belum ada di program pertukaran pemuda lainnya semisal IMYEP, SIYLEP, ASVI, dan lain sebagainya. AIKUNA menjadi pelopor untuk platform berbagi informasi ini apalagi di tengah pandemi yang membatasi interaksi secara langsung.
Secara pribadi juga saya pikir program ASEC ini dapat lebih memberdayakan alumni program pertukran untuk memberi dampak bagi generasi selanjutnya tanpa harus bersusah payah pergi ke berbagai lokasi hanya bermodalkan berbagai pengalaman dan menyiapkan materi.
Akhirnya saya berharap ASEC ini dapat terus dilestarikan dan dilakukan setiap tahun guna mendukung suksesnya program pertukaran pemuda yang dilakukan Kemenpora RI, semakin siap para peserta seleksi maka semakin baik juga kualitas kandidat yang terpilih menjadi duta pemuda nantinya.
Salam pemuda!
Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, dan beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia (Ir. Soekarno)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI