Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi pengadaan di industri migas global yang tinggal di Kuala Lumpur dan bekerja di salah satu perusahaan energi terintegrasi terbesar dunia.

Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir__________________________ Semua tulisan dalam platform ini adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pengalaman Dadakan Pulang Pergi Bandung-Jakarta demi Vaksinasi Covid-19

10 April 2021   08:48 Diperbarui: 10 April 2021   08:51 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vaksinasi Pertama di Tennis Indoor Senayan. Sumber: dokumentasi pribadi

Menjelang istirahat pada Rabu Malam, 7 April 2021 tetiba saja ada sms dari Pertamina  masuk ke telepon genggam saya. Intinya menyatakan bahwa jadwal vaksin Covid-19 pertama saya adalah pada 8 April 2021 Pukul 11.00-11.30 di Tennis Indoor Senayan.

Wah sangat terkejut pastinya. Masalahnya posisi saya sudah satu tahun lebih Work From Home (WFH) di kediaman kami di daerah Parongpong, Bandung Barat lalu tiba-tiba diminta untuk vaksin ke Jakarta di Tennis Indoor Senayan.

Lalu demi memastikan kesahihan informasi saya pun mengecek portal layanan vaksin untuk BUMN di https://laporvaksin.cosmicsystem.id/ dan juga mengonfirmasi ke Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 di kantor yang di dalamnya termasuk ada pihak HR dan Dokter Okupansi kantor. untuk lebih meyakinkan lagi saya bahkan sempat mengonfirmasi  ke 135 call center Pertamina.

Hasilnya informasi tersebut valid dan Satgas kantor menyarankan saya untuk ke Jakarta keesokan harinya. 

Sambil mencoba tetap tenang saya pun akhirnya menyiapkan berbagai hal terkait vaksinasi saya untuk esok harinya.

Berbagai Tantangan untuk Vaksinasi Dadakan ke Jakarta

Bukan perkara langsung ke Jakarta saja yang harus saya pikirkan, namun juga hal-hal teknis lainnya yang menjadi PR tersendiri bagi saya.

Pertama saya harus berangkat pagi sekali dari Bandung karena waktu tempuh dan potensi antrean yang panjang. Secara pribadi saya lebih memilih pakai kendaraan pribadi, selain lebih aman dari potensi penularan Covid-19 serta juga lebih fleksibel dan mudah tidak perlu memikirkan Tes Antigen/Ge-nose untuk naik kereta ataupun kendaraan sambungan menuju lokasi semisal memakai travel.

Hal tadi juga menjadi PR sendiri bagi istri saya karena istri saya membantu saya menyiapkan sarapan serta bekal untuk saya bawa menuju Jakarta, belum lagi alat sanitasi seperti hand sanitizer serta perlengkapan ibadah pribadi seperti sajadah dan lain sebagainya agar tidak menggunakan fasilitas umum yang rentan penularan.

Tidak kalah penting saya tidak memiliki printer di rumah berarti saya haru mencari tempat mencetak dokumen untuk vaksinasi dari lama yang sudah ditentukan.

Saya pun akhirnya berangkat sekitar jam 6 pagi menuju Jakarta dan Alhamdulillah sampai di Jakarta sekitar jam 9 pagi dan langsung mencari tempat print di sekitaran kawasan Bendungan Hilir

Kedua saya harus memikirkan risiko efek dari setelah vaksinasi yang orang-orang kantor saya sampaikan membuat orang mengantuk dan lapar, maka tidak disarankan saya menyetir sendiri apalagi jarak cukup jauh menuju Bandung.

Untuk mengatasi hal ini akhirnya malam hari sebelum berangkat ke Jakarta saya meminta bantuan Ayah Mertua saya yang kemampuan menyetirnya luar biasa pastinya karena beliau suka touring kemana-mana. Alhamdulillah Ayah Mertua saya bersedia untuk direpotkan karena paham risiko menyetir setelah vaksin. Masalah kedua terselesaikan

Ketiga adalah permasalahan top up e-money. Karena memasuki tol ke Jakarta dibutuhkan e-money dengan jumlah yang lumayan sedangkan sisa e-money saya hanya sedikit maka perlu mencari tempat top up e-money. Masalahnya saya berangkat pagi menuju Jakarta took-toko dan inconvenience stor seperti Alfamart dan Indomaret hampir semua belum pada buka.

Namun, karena niat yang kuat dan berharap ada yang sudah buka kita jalan saja ke Jakarta. Di sepanjang jalan ada sekitar 6-7 Indomaret dan Alfamart semua tutup untungnya dekat dengan jalan menuju RS Cibabat di Cimahi kami menemukan sebuah Indomaret yang sudah buka langsung saja kami top up e-moneynya. Usut punya usut Indomaret di sini buka sejak pukul 6 pagi hari. Ahhh Alhamdulillah terselamatkan kembali pikir saya.

Proses Vaksinasi di Tennis Indoor Senayan

Alur Sentra Vaksinasi Bersama BUMN di GBK. Sumber: Pertamina
Alur Sentra Vaksinasi Bersama BUMN di GBK. Sumber: Pertamina

Setelah membereskan dan menyiapkan semua dokumen dan menempuh perjalan cukup jauh ke Jakarta dari rumah di Parongpong, Bandung Barat akhirnya kami sampai juga di Tennir Indoor Senayan sekitar pukul 10.30-an.

Langsung saja saya menuju Tennir Indoor Senayan. Dari gerbang sampai menuju tempat registrasi memang cukup jauh berjalan kaki melalui sekitar 5 kali check point untuk memeriksa dokumen vaksin seperti jadwalnya, kelengkapan data, dan lain sebagainya.

Sesampainya di ruang registrasi kami diberi nomor antrean dan diminta duduk di kursi tunggu sambil diberikan instruksi untuk mengisi form vaksinasi yang sudah kami cetak sebelumnya.

Lalu setelah mengisi form dan menunggu beberapa saat kami pun di arahkan ke meja registrasi untuk memverifikasi data dan bukti kelengkapan semisal KTP dan Kartu Pengenal dari Perusahaan. Termasuk jika ada koreksi data, saya sempat melakukan koreksi ejaan nama saya yang salah dari sistem.

Selesai verifikasi data, kita akan di arahkan untuk berkonsultasi dengan pihak medis terkait riwayat kesehatan dan kondisi kesehatan kita. Kita juga akan di cek tekanan darahnya di pos ini. Jika tidak ada isu dan dinyatakan layak untuk vaksin maka kita akan diarahkan ke pos selanjutnya.

Pos selanjutnya adalah pos penyuntikan vaksin. Di pos ini memang di sarankan menggunakan pakaian yang mudah untuk dilepas atau disuntik mungkin pakaian polo shirt atau kemeja lengan pendek kalaupun memakai kemeja panjang mungkin perlu memakai kaus pendek untuk pelapis di dalam. Proses penyuntikannya pun sangat cepat dan saya pikir hampir tidak terasa sama sekali bahkan.

Tenda Observasi Vaksinasi Bersama BUMN di Tennis Indoos Senayan. Sumber: dokumentasi pribadi
Tenda Observasi Vaksinasi Bersama BUMN di Tennis Indoos Senayan. Sumber: dokumentasi pribadi
Setelah selesai disuntik saya pun di arahkan petugas ke tempat tenda besar untuk observasi menunggu sekitar 10-30 menitan di tempat ini agar melihat efek setelah vaksin. Di tenda besar ini ada juga hiburan live music serta juga di samping-sampingnya tempat jualan berbagai makanan dan minuman jika lapar bisa sambil nyemil-nyemil juga.

Selepas selesai menunggu di ruang observasi saya tidak merasakan efek yang berarti hanya bagian yang disuntik terasa sedikit linu, dan saya merasa lapar dan mengantuk.

Akhirnya saya keluar dari tenda observasi tadi menuju tempat parkiran kendaraan, beruntungnya selepas keluar tenda peserta vaksinasi diberikan minuman dingin gratis sangat cocok di tengah terik Jakarta. 

Minuman Gratis dari Penyelenggara Vaksinasi Bersama BUMN. Sumber: dokumentasi pribadi
Minuman Gratis dari Penyelenggara Vaksinasi Bersama BUMN. Sumber: dokumentasi pribadi
Bus Gratis yang Disediakan Panitia Vaksinasi Bersama BUMN untuk Menuju Tempat Parkiran. Sumber: dokumentasi pribadi
Bus Gratis yang Disediakan Panitia Vaksinasi Bersama BUMN untuk Menuju Tempat Parkiran. Sumber: dokumentasi pribadi
Lebih serunya lagi untuk menuju ke parkiran yang lumayan jauh kita disediakan bus khusus untuk mengantar kita ke lokasi parkiran di Hall A seberang kompleks Tennis Indoor Senayan.

Sesampainya di parkiran saya pun menemui Ayah Mertua saya dan kita memutuskan untuk langsung pulang menuju Bandung. Seperti yang saya sampaikan di awal karena efek vaksinasi yang membuat saya cukup mengantuk akhirnya Ayah Mertua saya yang mengambil kemudi setir menuju Bandung.

Dalam perjalanan kami sempat mampir di Rest Area KM 54 untuk membeli makan siang dan salat di Mesjid tentunya tetap menggunakan protokol kesehatan semisal membawa sajadah pribadi kami dan membersihkan tangan dengan hand sanitizer serta menjaga jarak antar-jamaaah.

Di perjalanan juga saya masih sempat-sempatnya untuk memoderasi rapat kantor yang telah terjadwalkan sebelumnya melalui aplikasi zoom di telepon genggam saya. Selama perjalanan sampai di gerbang tol rapat itu berlangsung, cukup konstruktif dan baik berjalanya meski di tengah gangguan suara mobil-mobil di tengah perjalanan dan rasa kantuk efek vaksinasi.

Saya juga menyampaikan permohonan maaf kepada Ayah Mertua saya karena merepotkan Beliau karena harus menyetiri saya sampai Bandung. Alhamdulillah Beliau bisa mengerti keadaan dan tidak keberatan direpotkan.

Ya begitulah pengalaman saya pulang pergi dadakan dari Bandung ke Jakarta demi vaksin pertama saya. Alhamdulillah semua berjalan lancar salah satunya karena  bantuan Ayah Mertua saya. Tinggal menunggu jadwal vaksinasi kedua.

Oh ya pesan saya meski sudah vaksin jangan abai ya.

Tetap patuhi protokol kesehatan selalu ingat jurus utamanya IMAN, IMUN, dan AMAN.

Salam sehat selalu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun