Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir

Praktisi rantai suplai dan pengadaan industri hulu migas Indonesia_______________________________________ One of Best Perwira Ksatriya (Agent of Change) Subholding Gas 2023____________________________________________ Praktisi Mengajar Kemendikbudristek 2022____________________________________________ Juara 3 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Umum Tingkat Nasional SKK Migas 2021___________________________________________ Pembicara pengembangan diri, karier, rantai suplai hulu migas, TKDN, di berbagai forum dan kampus_________________________________________ *semua tulisan adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

4 Hal Ini Perlu Kita Lakukan Ketika Menerima Berita Pengeboman dan Aksi Terorisme Lainnya

30 Maret 2021   20:01 Diperbarui: 31 Maret 2021   09:18 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potongan Rekaman CCTV Pengeboman di Katedral Makassar. Sumber: Jawa Pos

Peristiwa pengeboman Gereja Katedral di Makassar pada Minggu kemarin (28/03/2021) membuat publik kita terhenyak.

Tak pelak banyak dari kita yang secara aktif mulai membagikan berita tentang tindakan terorisme ini di media sosial dan grup-grup percakapan seperti Whatsapp, Telegram, Line, dan sebagainya.

Jika sebatas link berita, rekaman kamera pengintai yang umum, serta foto yang menyoroti kerusakan gedung dan dampak pengeboman mungkin masih layak dan diperbolehkan, namun jika menyebar foto potongan tubuh, korban yang berdarah-darah, korban yang terluka, dan lain sebagainya nampaknya tidak patut untuk disebarkan apalagi diteruskan di media sosial dan grup percakapan.

Belum lagi kita melihat banyak komentar yang tidak patut dengan mengasosiasikan penghuni kebun binatang bahkan caci maki yang menyerang pribadi dan sejumlah golongan.

Lalu bagaimana sebaiknya kita bersikap jika melihat berita dan informasi terkait pengeboman dan tindak terorisme lainnya yang menimbulkan korban terluka parah bahkan meninggal dunia?

Berikut 4 hal yang dapat kita lakukan jika menerima informasi atau berita khususnya pengeboman maupun tindakan terorisme lainnya.

Pertama, Pastikan Kebenaran Informasi yang Kita Dapatkan

Ilustrasi. Sumber: liputan6.com
Ilustrasi. Sumber: liputan6.com
Semakin banyaknya kita terpapar berbagai macam informasi dan data yang terpajang di berbagai saluran baik konvensional maupun digital terkadang justru mengaburkan akal sehat kita dan alih-alih menyebarkan sebuah kebenaran kita terjebak dalam hoaks dan misinformasi terkait berbagai hal.

Apalagi di dunia media sosial yang penuh dengan asumsi dan misinformasi, semisal berita tentang akan terjadinya kiamat pada 20 Feburari 2020 karena rangkaian angka 20, BBM bakal langka karena kebakaran kilang minyak Pertamina di Lamongan, vaksinasi Covid-19 membuat seorang menjadi keterbelakangan mental, dan lain sebagainya

Maka penting untuk mengecek dan mengajukan pertanyaan ketika melihat sebuah berita, apakah berita ini benar? Apakah sumber informasi yang didapatkan dapat dipercaya? Adakah informasi yang masih diragukan kesahihannya? Apakah perlu saya menyebarkan berita ini? Apakah bernilai manfaat jika saya menyebarkan berita ini?

Jangan sampai kita justru menyebarkan berita bohong dan mempercayainya bahkan menambahkan bumbu-bumbu komentar yang justru menyulut konflik lebih dalam.

Ketika kasus pengeboman di Katedral di Makassar kemarin penting untuk benar-benar mencari informasi yang sahih jangan sampa kita menyebarkan informasi yang salah dan justru mempertajam ataupun menciptakan konflik semisal terkait tendesi agama dan kepercayaan.

Hati-hati juga sudha banyak kasus warga yang menyebarkan hoaks akhirnya berujung ke jeruji besi.

Jika Anda menemukan adanya disinformasi Nada juga bisa mengecek laman kominfo.go.id ataupun mengadukannya ke aduankonten@mail.kominfo.go.id agar diperiksa dan ditindaklanjuti oleh pihak terkait.

Kedua, Dukung dan Berempatilah Kepada Para Korban

Walikota Makassar Menjenguk Korban Bom Katedral Makassar. Sumber:portalmakassar.com
Walikota Makassar Menjenguk Korban Bom Katedral Makassar. Sumber:portalmakassar.com

Maksudnya adalah jika memungkinkan kita dapat mendoakan para korban, mengunggah ungkapan duka cita dan dukungan moril bagi mereka yang terdampak.

Jika perlu dan memiliki kesempatan dan rezeki ada baiknya salurkan bantuan dengan semampu kita dengan tenaga, dana, ataupun barang-barang diperlukan apalagi semisal peristiwa tersebut terjadi dekat dengan lingkungan kita.

Terkesan sepele, namun dengan berlaku demikian kita menunjukkan bahwa kita berempati pada para korban atas peristiwa yang terjadi. Bisa jadi jika mereka membaca ungkapan empati kita bahkan merasakan bantuan kita, mereka merasa memiliki dukungan untuk melewati cobaan yang mereka hadapi dan tidak memupuk rasa dendam dalam dirinya dan menyadari bahwa balas dendam dan melakukan tindakn yang sama atau lebih kejam adalah sebuah bentuk kekejaman yang sama bahkan lebih parah dari pelaku tindak terorisme yang menjadikan dirinya sebagai korban.

Sebuah fakta menunjukkan banyak veteran perang di Amerika Serikat yang menderita Post Traumatic Stress Disorded (PTSD) sekembalinya mereka dari medan perang, banyak juga yang bahkan bunuh diri karena kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar. Ada juga para korban terorisme yang putus asa karena banyak keluarganya menjadi korban bahkan dirinya menjadi cacat seolah tidak memiliki masa depan yang cerah akhirnya berujung pada bunuh diri juga.

Penting juga mengetahui dukungan tidak hanya ketika peristiwa terorisme seperti pengeboman terjadii, setelah peristiwa itupun para korban tetap butuh dukungan. Dengan kerjasama semua pihak dan juga lingkungan terdekat diharapkan dukung akan terus mengalir meski setelah peristiwa tersebut terjadi agar optimisme mereka akan masa depan terus terjaga.

Ketiga, Jangan Pernah Menyebarkan Foto ataupun Video yang Mengenaskan dan Tidak Layak Dipandang

Ilustrasi. Sumber: official inews youtube
Ilustrasi. Sumber: official inews youtube

Pasca peristiwa bom bali, bom kuningan, bahkan bom di Gereja Katedral di Makassar sering sekali kita temui orang-orang tidak bertanggungjawab menyebarkan foto-foto para korban yang berdarah-darah tanpa disensor, bahkan yang sudah tidak berpakaian, ataupun korban-korban yang meninggal beserta potongan tubuhnya tanpa sensor sedikitpun. Ini adalah sebuah bentuk kebiadaban dan ketidakpedulian kepada para korban dan keluarganya.

Penting bagi kita untuk secara konsisten mengingatkan kepada lingkungan terdekat kita untuk jangan menyebarkan foto-foto ataupun video yang tidak layak tersebut. Bayangkan jika kita adalah korbannya ataupun keluarga korban tersebut bagaimana perasaan kita melihat bagian tubuh kita terkespos di berbagai media ataupun anggota keluarga kita tergeletak tidak berdaya dalam kondisi yang mengenaskan.

Jika suatu saat kita menerima foto-foto dan video tidak layak dipandang tersebut maka ingatkan orang yang menyebarkan beserta konsekuensinya ataupun setidaknya tahan video atau foto tersebut untuk tidak lagi diteruskan kepada pihak lain.

Terakhir, Selalu Jaga Jari dan Lidah Kita

Ilustrasi. Sumber: islampos.com
Ilustrasi. Sumber: islampos.com

Pernah mendengar peristiwa pembunuhan karena kesalahan informasi yang didapatkan seseorang? Pernah mendengar timbulnya konflik Suku Madura dan Suku Dayak di Sampit karena adanya adu domba dan misinformasi di antara kedua kelompok? Pernah mendengar seseorang bahkan dicaci maki dan dihina di sosial media karena kesalahan informasi yang kita dapatkan bahkan berujung pada bunuh dirinya orang yang dihina tersebut?

Ya, sekarang tidak hanya lidah bahkan jari-jari kita yang menulis berbagai macam hal di media sosial dan lain sebagainya bisa menyulut konflik, bisa memperparah kondisi, bisa memecah belah berbagai pihak. Oleh karena itu, jaga jari dan mulut kita untuk berkomentar sebelum mendapatkan berita yang sahih dan dapat dipercaya.

Termasuk untuk kritikan dan saran sampaikan dengan santun dan tidak perlu berkata tidak sopan bahkan merendahkan derajat seseorang. Sekalipun yang kita ungkapkan bisa jadi benar, namun menyampaikannya dengan tidak berbudi dan sesuai norma sama saja menjatuhkan harga diri dan kehormatan kita pribadi.

Akhirnya penting bagi kita untuk tidak latah menyebarkan informasi ataupun berkomentar secara serampangan terkait berita pengeboman ataupun terorisme lainnya, karena salah-salah fatal akibatnya. Semoga uraian tadi dapat menjadi pertimbangan dan pelajaran bagi kita semua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun