Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi pengadaan di industri migas global yang tinggal di Kuala Lumpur dan bekerja di salah satu perusahaan energi terintegrasi terbesar dunia.

Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir__________________________ Semua tulisan dalam platform ini adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kain Kawai Kanduk Khas OKU Selatan yang Memesona

24 Maret 2021   09:32 Diperbarui: 24 Maret 2021   09:39 3276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengenakan Kain Kawai Kanduk di Koreas Selatan. Sumber: dokumentasi pribadi

Banyak masyarakat yang lebih mengenal Kain Songket Palembang sebagai salah satu kerajinan tenun khas dari Sumatra Selatan. Benang emas dengan warna yang bermacam ragam membuat kesan mewah dan agung tersemat pada kain tenun ini.

Namun, tahukah kamu ada kain tenun asli Sumatra Selatan yang tidak kalah cantiknya dibanding kain Songket Palembang yaitu Kain Kawai Kanduk asli dari daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan.

Kain Kawai Kanduk ini adalah sebuah kekayaan seni dan budaya serta wastra yang asli berasal dari Suku Daya (bukan Suku Dayak di Kalimantan) serta kerap dipakai dan ditemukan juga di Suku-suku Rumpun Seminung lainnya seperti Suku Ranau dan Suku Aji.

Perwakilan Puteri Indonesia dari Sumsel Mengenakan Pakaian Kawai Kanduk. Sumber: Instagram Puteri Indonesia
Perwakilan Puteri Indonesia dari Sumsel Mengenakan Pakaian Kawai Kanduk. Sumber: Instagram Puteri Indonesia
Saya yang memiliki darah asli Suku Daya sangat bangga mengenakan Kain Kawai Kanduk ini. Saya cukup sering mengenakan Kain Kawai Kanduk ini, untuk foto bersama keluarga, untuk mengikuti perlombaan duta pariwisata di Sumatra Selatan, bahkan saya sempat mengenakan Kain Kawai Kanduk ini di luar negeri ketika mengikuti pertukaran pemuda.

Mau tahu lebih mendalam tentang Kain Kawai Kanduk? Berikut informasinya.

Filosofi

Memakai Kawai Kanduk Bersama Keluarga. Sumber: dokumentasi pribadi
Memakai Kawai Kanduk Bersama Keluarga. Sumber: dokumentasi pribadi
Di ambil dari akar Suku Kata Bahasa Daya, Ka Wai atau Ke Sungai dan Kanduk dari asal kata Nduk artinya Ibu atau Nganduk artinya prosesi adat pengantin perempuan membersihkan diri. Maka kain atau seragam Kawai Kanduk, sejatinya adalah dua buah kain yang digunakan pengantin khususunya perempuan yang baru menikah untuk membersihkan diri di aliran sungai sebagai simbol pembersihan diri.

Kain Kanduk adalah kain yang digunakan di kepala pengantin sedangkan Kain Kawai adalah kain yang dikenakan di badan pengantin.

Dalam perkembangannya Kain Kawai Kanduk ini dijadikan sebagai seragam kebesaran untuk pengantin laki-laki dan perempuan pada adat Suku Daya.

Terkait motif dan pemakaian bahan banyak menggunakan bordiran benang emang dengan motif bunga-bunga serta salur-salur khas Suku Daya, warna aslinya lebih condong ke warna emas, warna merah marun, dan hitam yang melambangkan kebijaksanaan dan keberanian.

Mengenakan Kain Kawai Kanduk di Koreas Selatan. Sumber: dokumentasi pribadi
Mengenakan Kain Kawai Kanduk di Koreas Selatan. Sumber: dokumentasi pribadi
Banyak juga yang mengira Kain Kawai Kanduk ini memiliki kemiripan dengan Kain Tapis Lampung, nah memang kenyataanya demikian. Suku-suku di Lampung sendiri memiliki akar yang sama dengan Suku Daya, Suku Aji, dan Suku Komering. Adat budaya bahkan bahasa pun memiliki banyak irisan dan persamaan. Namun memang perbedaan mencolok antara Kain Tapis dan Kain Kawai Kanduk adalah di motif dan warnanya. Kain Tapis banyak menggunakan motif-motif hewan seperti Gajah dan tumbuhan sedang Kain Kawai Kanduk lebih kepada seperti Intan, motif salur-salur khas Suku Daya. Di Kain Tapis konsentrasi benang emas sangat besar dibandingkan Kain Kawai Kanduk.

Perkembangan Kain Kawai Kanduk

Kreasi Kain Kawai Kanduk. Sumber: sumeks.co
Kreasi Kain Kawai Kanduk. Sumber: sumeks.co

Kreasi Kawai Kanduk. Sumber: Dekranasda Indonesia
Kreasi Kawai Kanduk. Sumber: Dekranasda Indonesia
Wastra Kawai Kanduk ini sendiri sejatinya sudah berumur ratusan tahun sejak Suku Daya bermukim di kawasan Kabupaten OKU Selatan. Hal ini saya ketahui langsung dari tetua di keluarga kami. Bahkan keluarga kami memiliki Kain Kawai Kanduk yang diwariskan turun temurun untuk dikenakan atau dijaga ketika proses adat pemberian gelar adat Adok (untuk laki-laki) atau Ini (untuk perempuan).

Kain Kawai Kanduk Keluarga Saya yang diperkirakan Berumur Seratus Tahun Lebih. Sumber: dokumentasi pribadi
Kain Kawai Kanduk Keluarga Saya yang diperkirakan Berumur Seratus Tahun Lebih. Sumber: dokumentasi pribadi
Istri saya pun pernah mengenakan kain warisan yang berusia sampai ratusan tahun itu ketika mendapatkan gelar adat Suku Daya ketika kami akan menyelenggarakan acara Ngunduh Mantu di Kampung Halaman saya di Muaradua.

Di zaman modern ini dengan sentuhan dan bantuan dari Ketua Dekranasda Kabupaten OKU Selatan serta didukung para perancang busana, pengrajin dan penggiat seni di OKU Selatan, Kain Kawai Kanduk bertransformasi menjadi berbagai bentuk pakaian ready to wear atau adibusana yang cantik dan elegan dikenakan untuk acara tertentu atau kehidupan sehari-hari.

Kreasi Kain Kawai Kanduk. Sumber: fnr csoft insagram
Kreasi Kain Kawai Kanduk. Sumber: fnr csoft insagram
Bahkan saat ini motif-motif kain adat ini mulai dikenakan di baju seragam PNS di lingkungan Kabupaten OKU Selatan, tas, sepatu, masker, gedung-gedung sekolah, bahkan taman dan fasilitas umum lainnya di OKU Selatan. Dalam beberapa kesempatan Pemilihan Putri Indonesia pun beberapak kali perwakilan Sumatra Selatan mengenakan Kain Kawai Kanduk

Gubernur Sumsel H. Herman Deru Mengenakan Masker Motif Kawai Kanduk. Sumber: detak-palembang.com
Gubernur Sumsel H. Herman Deru Mengenakan Masker Motif Kawai Kanduk. Sumber: detak-palembang.com
Kain-kain cantik itu juga diaplikasikan dalam bentuk lain seperti tas, clutch, tempat tisu, dan lain sebagainya. Untuk variasi warna pun semakin berkembang tidak hanya warna merah dan hitam serta emas, kreasi warna cerah seperti hijau muda, ungu muda, dan lain sebagainya semakin menambah semarak dan cantik untuk dikenakan

Jika dibandingkan dengan kain Songket Palembang, Kain Kawai Kanduk tentu tidak kalah cantik dan menawan bahkan dapat dikreasikan dalam berbagai bentuk dan kegunaan bahkan bisa menjadi rangkaian koleksi pribadi.

Namun, sayangnya kain-kain cantik ini tidak mudah didapatkan di Kota Palembang, perlu mencari perancang busana khusus dengan memesan lebih awal ataupun langsung datang ke pengrajin lokal di OKU Selatan.

Motif Kawai Kanduk di Dinding Sekolah di OKU Selatan. Sumber: pelitasumsel.com
Motif Kawai Kanduk di Dinding Sekolah di OKU Selatan. Sumber: pelitasumsel.com
Tapi tidak mengapa lain kali jika ke Sumatra Selatan jangan lupa untuk berwisata dan memburu Kain Kawai Kanduk sebagai buah tangan, bisa juga berwisata ke OKU Selatan, Bumi Serasan Seandanan dengan sajian wisata Danau Ranau dan kuliner lokal yang siap menggoyang lidah kita semua.

 Tabik! Pun!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun