Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi pengadaan di industri migas global yang tinggal di Kuala Lumpur dan bekerja di salah satu perusahaan energi terintegrasi terbesar dunia.

Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir__________________________ Semua tulisan dalam platform ini adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kenangan di Kota Siheung, Kota "Pusat Keluarga Angkat" di Korea Selatan

17 Maret 2021   09:23 Diperbarui: 19 Maret 2021   05:58 1392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di Depan Sebuah Hanok di Kota Siheung - Sumber: dokumentasi pribadi

Kota Siheung juga memiliki program khusus untuk menjadi kota keluarga angkat di Korea Selatan guna mendukung program pemerintah Kota Siheung dan Ministry of Gender Equality and Family Republic Korea terkait pertukaran pemuda dari berbagai negara di seluruh dunia, sehingga tidak heran banyak keluarga di Siheung yang sering langganan menjadi host family untuk para pemuda dari berbagai negara di dunia.

Pengalaman Saya dengan Keluarga Angkat di Siheung

Bersama Keluarga Angkat di Kota Siheung - Sumber: dokumentasi pribadi
Bersama Keluarga Angkat di Kota Siheung - Sumber: dokumentasi pribadi
Saya berkesempatan tinggal di rumah keluarga asli Korea ketika menjadi salah satu utusan Indonesia untuk Indonesia Korea Youth Exchange Progam pada 2012, sebuah program pertukaran pemuda yang diinisiasi oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia dengan Ministry of Gender Equality and Family Republic of Korea.

Salah satu rangkaian aktivitas dalam program pertukaran pemuda tersebut adalah kegiatan Host family, dimana kami diberikan kesempatan untuk tinggal dan berinteraksi langsung dengan keluarga asli korea di Kota Siheung.

Waktu itu saya bersama rekan saya Abhajaidun Mahulauw dari Maluku beserta Head of Delegate dari Kemenpora, yaitu Pak Abri Eko Noerjanto tinggal di keluarga Hwang dengan seorang Ibu (Seo Eun Ju), Ayah (Hwang Gwe Mok) dan dua anak laki-laki (Hwang Hee Seop dan Hwang Eun Seop).

Ibu angkat kami adalah seorang ibu rumah tangga lulusan sastra Inggris di salah satu Universitas di Korea, sedangkan ayah angkat kami bekerja di sebuah kantor konsultan IT. 

Saat itu kedua saudara laki-laki kami masih duduk di bangku sekolah dasar dekat rumah mereka, meski tidak fasih berbahasa inggris mereka sangat ramah dan lucu.

Tidak seperti keluarga Korea lainnya yang kebanyakan tidak relijius bahkan tidak memiliki agama, keluarga angkat kami ini termasuk sebagai keluarga katolik yang cukup taat, terlihat dari hiasan rumah mereka dengan ornamen salib di mana-mana, bahkan di kamar kami pun terdapat rangkaian kitab suci perjanjian lama dan baru yang tersusun rapi.

Terkait religiusitas saya pikir keluarga angkat kami ini sangat luar biasa toleran dan tidak canggung untuk mendiskusikan berbagai hal terkait agama. 

Saya mengingat bagaimana keluarga angkat kami ini bercerita bahwa mereka sering menerima para peserta pertukaran pemuda dari seluruh dunia yang bekerja sama dengan pemerintah Kota Seoul dan Ministry of Gender Equality and Family Republic of Korea. 

Sebagian besar pemuda yang tinggal sementara di rumah mereka adalah rata-rata berasal dari negara muslim termaukk kami dari Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun