Bahkan saking melegendanya keramahan kita, banyak dari rekan saya yang pada akhirnya berkunjung ke Indonesia, ada Fazrin dari Malaysia yang entah berapa kali mengunjungi Indonesia bahkan sempat jalan-jalan di Yogyakarta bersama saya.
Ada juga rekan saya Carla dari Romania dan Ksenia dari Rusia yang mendatangi Bali. Bahkan teman saya Taiba dari Pakistan sudah merencanakan bulan madu ke Bali, namun karena mertuanya mendadak sakit akhirnya bulan madunya di Bali pun dibatallkan dan lucunya karena proses visa yang cukup rumit untuk mengunjungi Indonesia mereka meminta saya membuatkan letter of invitation untuk mereka meski tidak jadi juga.
Tidak hanya itu di kancah internasional, kita dikenal sebagai pemrakarsa Gerakan Non Blok dan Konperensi Asia Afrika, sampai sekarang juga kita rutin berperan aktif sebagai penyokong perdamaian dunia, terbukti dengan beberapa kali kita menjadi Dewan Keamanan PBB dan mengirimkan pasukan perdamaian PBB ke seluruh dunia.
Oh ya, percaya atau tidak sebagian besar orang Indonesia itu bisa jadi tidak mahir berbahasa Inggris, tapi jangan salah faktanya sebagian besar orang Indonesia adalah orang-orang yang cakap menggunakan lebih dari satu bahasa.
Hitung saja selain Bahasa Indonesia kia juga tentunya fasih dengan bahasa daerah kita belum lagi yang berlatar multi etnis atau suku akan lebih banyak bahasa yang dipahami.Â
So, jangan minder dengan bule yang kadang hanya bisa Bahasa Inggris saja karena itu Bahasa Ibunya. Fleksibilitas lidah orang Indonesia ini juga yang membuat sejatinya orang Indonesia lebih mudah menyesuaikan dan melafalkan bahasa asing di seluruh dunia.Â
Bayangkan dengan rekan saya Mai dan Fumihiro dari Jepang yang kesulitan melaflkan huruf L karena tidak ada dalam bahasa kesehariannya.
Ehm percaya atau tidak sebenarnya sebagian besar orang Indonesia itu pintar-pintar meski terkadang terkendala bahasa dan juga keberanian dalam mengemukakan pendapat di muka umum.
Saya tidak hanya sekadar membual, sebagian besar rekan-rekan saya WNI yang kuliah di luar negeri di seluruh dunia berhasil menjadi yang terdepan atau meraih nilai tertinggi setidaknya di kelasnya bahkan kampusnya, meski mereka mengakui juga kecakapan berbahasa lokal atau bahasa pengantar di kampusnya terkadang menjaid kendala tapi saat ujian tertulis dan lain sebagainya WNI tidak kalah sama sekali bahkan bisa menjadi yang terdepan.
Tidak berbeda juga dengan para pekerja Indonesia di seantero dunia, baik buruh migran atau pekerja kantoran sebagian besar diakui kinerjanya oleh perusahaan atau majikannya.
Banyak warga asing yang saya temui sendiri mengatakan bahwa orang Indonesia terkenal akan kegigihan dan kerja kerasnya, mungkin karena kondisi dan pengalaman di Indonesia-lah yang menempa kita menjadi manusia-manusia tahan banting dan ulet.Â